03. Maafkan Aku

645 37 0
                                    


Kakiku terasa bergetar hebat saat aku baru saja keluar dari ruang dokter, kenapa semua ini harus terjadi padaku? Apa tidak cukup semua masalah yang telah terjadi padaku? Aku hampir saja terjatuh jika saja tidak ada sebuah tangan yang menahanku. Aku melihatnya dan mengucapkan terimakasih dan kemudian langsung berlalu dari hadapannya.

Saat aku sudah sampai dirumah, aku melihat mobil papa dan mama sudah terparkir di garasi samping rumah kami. "mereka sudah pulang" batinku. Haruskah aku memberitahu mereka? Aku merasa tidak sanggup jika harus mengatakan ini. Tentang kejadian malam itu , tentang kehamilanku, aku merasa tidak sanggup. Namun aku harus memberitahu mereka aku pasrah jika mereka akan mengusirku , karena besok aku akan meninggalkan negara ini apapun yang terjadi.

Dengan sedikit keberanian aku menemui papa dan mama yang sedang berada di ruang keluarga. Ada kedua adikku juga. Sekelebat kenangan muncul dibenak ku, dengan usaha yang aku rintis, kini kehidupan kami telah berubah, tidak adalagi perdebatan masalah uang sekolah yang belum dibayar atau yang lainnya semua sudah berubah. Kehidupan kami sudah menjadi lebih baik sejak 3 tahun belakangan ini.

Dengan sedikit keberanian, aku mendekati mama dan papa, bersimpuh di hadapan keduanya, aku memejamkan mataku sebentar sebelum akhirnya aku menceritakan apa yang telah terjadi padaku. Aku melihat ada raut kecewa dan amarah diwajah papa dan kesedihan diwajah mama. Namun setelahnya papa memelukku. Mengusap punggungku dengan lembut, aku semakin terisak didekapannya.

"Papa percaya sama kamu nak, kamu tidak mungkin melakukan hal itu dengan sengaja" serunya dengan nada yang juga bergetar. Sedangkan mama hanya mampu menangis.

"Pa, ma, tolong izinin Meisya ninggalin rumah ini, Meisya mau pindah ke Jerman"

Ig:@ella_arrunii

Aku IkhlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang