04. Menjauh darimu dan Kenagan Buruk Itu

635 35 2
                                    


          Pukul 10:00 wib aku dan juga kedua orang tuaku sudah sampai di bandara. Kedua adikku tidak bisa ikut karena harus sekolah, ada juga beberapa rekan Bisnisku yang ikut mengantarku.

Ada Reza dan juga Noval. Jujur aku sangat dekat dengan mereka dari mulai aku merintis Bisnis. Kami sering bertemu dan juga bercanda, mereka sangat asyik diajak berbincang, sehingga aku tak pernah bosan jika berlama-lama dengan keduanya.

Saat ini aku tengah meledek mereka berdua karena terlihat akan menangis.

"Kakak yang mau pergi kenapa kalian yang malah nangis?" Tanyaku dengan senyuman yang tak pernah pudar. Namun mereka tidak menjawab, hanya menampilkan raut sedih.

        Lima menit lagi pesawat akan  take off, aku harus segera memasuki pesawat. Dan untuk terakhir kalinya aku memeluk semua yang ada disitu, walaupun dari dulu aku tidak mau kalau diajak pelukan, namun untuk kali ini aku akan melakukannya. Ku usap kedua punggung Reza dan noval untuk menenangkan mereka. Dan selanjutnya aku masuk kedalam pesawat .
***
       Ditempat yang tidak jauh, nampak seorang pemuda yang tengah memandang sekelompok orang yang sedang berpelukan, entah mengapa tiba-tiba hatinya berontak seolah tidak memperbolehkan wanita itu pergi, namun apa yang dapat dia lakukan? Dia bukan siapa-siapa.

Namun sekilas setelah melihat mereka selesai berpelukan ia tidak sengaja melihat seorang perempuan paruh baya menghampiri anak perempuannya yang hendak memasuki pesawat. Perempuan tua itu mengelus perut wanita yang ada di hadapannya, berbicara sebentar dan kemudian berlalu.  Tiba-tiba jantungnya berdetak lebih kencang.
"Itu tidak mungkin kan?" Tanyanya dalam hati.

Dengan diselimuti rasa penasaran pemuda itu pergi meninggalkan bandara.


       Terimakasih untuk kalian yang sudah membaca karya saya. Mudah-mudahan kedepannya saya bisa lebih konsisten lagi dalam mengaplikasikan karya saya😊.
       Saya sangat senang jika teman-teman mau memberikan saran untuk saya di kolom komentar.

Ig: @ella_arrunii

Aku IkhlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang