.
.
.So Eun menatap heran ke arah Kyuhyun yang sepertinya terlelap menelungkupkan wajahnya di atas meja. Ia menatap ke segala arah, mengagumi dekorasi cafe yang tetap tampak elegan meski memakai tema 20tahun yang lalu. Di beberapa sisi dinding terdapat sebuah papan bingkai kaca yang di tempel kliping berita koran lama hingga masa kini. Perhatian So Eun tertuju pada sebuah papan bingkai berita 18tahun yang lalu, berbagai berita mulai dari kasus narkoba hingga penculikan terhadap anak-anak oleh seorang psikopat ada disana.
“Eoh.. Aku tau ini.. Aku berada disana saat peristiwa itu terjadi..” kata So Eun sambil menunjuk salah satu kliping itu.
“Itu adalah salah satu kasus yang belum terpecahkan.. Aku menyesal karena gagal mengungkapnya.”
Seketika So Eun menoleh ke sumber suara itu, seorang pria tua yang tak lagi punya rambut hitam sudah berdiri di belakangnya. Dialah sang pemilik Cafe yang sudah ia dirikan selama 20tahun, sekaligus seorang pensiunan polisi.
“Eoh, jadi, apakah anda seorang polisi juga?” tanya So Eun
“Aku pensiun 10tahun yang lalu.” jawab pria itu
“Cafe anda benar-benar sangat menakjubkan.. Geundae.. Bisakah anda menceritakan padaku Apa yang belum terpecahkan dari kasus itu?”
Pria tua itu menghela nafasnya menatap kliping berita itu. Kasus dalam berita itu adalah kasus yang paling ia sesali sepanjang hidupnya karena ia gagal menelisiknya
“Aku gagal menemukan anak itu..”
“Anak itu?”
“Anak yang di sandra psikopat itu.. Dia tidak ada disana, menghilang tanpa jejak.. Jarak waktu kematian psikopat itu dengan kedatanganku di sana hanya berbeda sekitar 2menit.. Psikopat itu langsung tewas setelah sebuah peluru menembus otaknya.”
“itu artinya anak itu belum pergi jauh kan..”
“Benar.. Yang lebih membuatku tidak mengerti, orang tuanya dengan sendirinya meminta agar kami tidak mencari anaknya lagi.”
Kyuhyun masih menelungkupkan kepalanya di meja, ia membuka matanya mendengar perbincangan So Eun dengan sang pemilik Cafe itu. Mereka tak tau bahwa anak yang sedang mereka bicarakan ada bersama mereka sekarang.
“Hilangnya anak itu dan terbunuhnya sang psikopat menjadi sebuah misteri yang tak terpecahkan, kasusnya buntu. Kami tidak menemukan petunjuk apapun selain peluru yang menembus otak psikopat itu.” lanjut pria itu.
'Krompyangggg!!'
Seketika So Eun dan pria itu menoleh ketika mendengar suara gelas yang pecah, tampak lantai yang menjadi basar dengan cairan kopi yang mengendap di sana dan membasahi sepatu Kyuhyun. Seorang pelayan Cafe berdiri di sana dengan raut ketakutan dan terus meminta maaf pada Kyuhyun yang terlihat kesal dan menahan amarahnya.
“Kau tau! Keteledoranmu akan membuat kakiku melepuh.” ujar Kyuhyun yang kemudian beranjak pergi.
“Yaa.. Han Kyu.. Kau mau kemana..” tanya So Eun namun Kyuhyun tak peduli meski mendengarnya.
Mau tak mau So Eun pun harus mengejarnya, berjalan menyusuri trotoar menerobos derasnya hujan. Langkah cepat Kyuhyun membuat So Eun sedikit kesulitan mengimbanginya karena licin hingga membuatnya jatuh terkilir.
“Han Kyu tunggu...!!!”
Kyuhyun pun menoleh mendengar teriakannya, ia menghela nafas menatap So Eun yang meringis kesakitan ketika mencoba untuk bangkit.
Kyuhyun mengusap wajahnya, memakaikan jas nya yang basah pada So Eun yang juga sudah terlanjur basah, ia berbalik, kemudian setengah jongkok memberikan punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GROWING PAINS
Fanfiction🍁🍁🍁 . . . . . Bukan hanya tentang cinta, tapi juga tentang sebuah persaudaraan, tentang ketakutan dan rasa sakit yang tak bisa di lupakan, juga tentang harga yang harus di bayar atas perbuatan di masa lalu. Juga tentang keteguhan hati, saat dile...