Han Kyu beranjak meninggalkan kantor polisi begitu saja, tak peduli So Eun yang sejak tadi menunggunya selesai di introgasi. Namun, So Eun membiarkannya karena berpikir Han Kyu butuh waktu untuk sendirian, meski sebenarnya ia merasa sangat cemas. Sementara itu Ji Eun merasa sangat kesal, karena tidak bisa meneruskan menyelidiki kasus pembunuhan ini, tim lain yang akan meneruskan kasus ini karena atasan mereka ingin tim Ji Eun fokus pada kasus kejahatan mafia.
“Akh sial.. Apa kita tidak bisa menangani 2 kasus secara bersamaan?!” keluh Ji Eun
“Kau yakin bisa fokus menangani 2kasus besar ini?? Ini bukan kasus pembunuhan biasa.” sahut Hae in
“Tapi ini sangat menarik, cara kerjanya benar-benar mirip dengan buronan kita, bersih tanpa jejak secuilpun, bahkan sidik jarinya pun tidak bisa kita temukan, justru sidik jari korbanlah yang kita temukan pada senjata yang di gunakan. Bahkan secara bersamaan pula CCTV tidak bekerja dengan semestinya.... Ah jinjja.. Lalu Han Kyu aku tidakㅡ”
Ji Eun tidak melanjutkan kalimatnya setelah menyadari So Eun yang sejak tadi diam, terlukis jelas kecemasan di wajahnya
“So Eun-ah...” panggil Ji Eun sambil menepuk pundaknya
So Eun pun tersadar dari lamunanya. “Ah ne.. Mian.. Aku harus pulang sekarang.” kata So Eun yang kemudian beranjak dari duduknya dan berlalu pergi.
So Eun bergegas lari membuka pintu dan mendapati ruangan yang masih gelap, dimana itu berarti suaminya masih belum pulang. Ia menaruh tasnya kemudian menyibukkan diri membereskan rumah baru mereka yang sebenarnya sudah cukup rapih, So Eun bahkan pergi belanja bahan makanan untuk mengisi kulkas kosongnya hingga mengganti sprei ranjang mereka. Semua hal sudah ia lakukan agar tak begitu mencemaskannya, namun hingga ia selesai berbenah, suaminya masih juga belum pulang bahkan tidak bisa di hubungi hingga, membuatnya menjadi sangat kesal. Ia menelungkupkan kepalanya di atas meja makan. Aroma sedapnya makanan yang ia masak sama sekali tak menggugah seleranya, yang ia ingin sekarang hanyalah suaminya pulang. Ada begitu banyal hal yang ia cemaskan dari suaminya itu, namun beberapa diantaranya adalah hal-hal yang ia takuti jika itu benar.
Tiga hari sudah berlalu dan suaminya masih belum pulang ke rumah, So Eun bahkan tak bisa tidur dengan nyenyak, ia bahkan tidak mau makan, ia sudah mencarinya kemana-mana namun hasilnya nihil. Tak ingin jika suami nya akan kembali di jatuhi tuduhan sebagai tersangka, So Eun bahkan menutupi kebenaran bahwa suaminya menghilang sekarang bahkan dari Ji Eun dan Hae in sekalipun.
Ia menuangkan segelas air dingin ke dalam gelasnya, namun baru saja ia akan meneguknya ia mendengar bel rumahnya yang berbunyi. Ia bergegas membuka pintu, dan mendapati Kyuhyun berdiri di sana dengan pakaian yang berbeda dari yang terakhir kali ia lihat, So Eun sadar betul ada banyak hal yang ia curigai dari suaminya itu. Hari itu saat suaminya akan pergi, ia melihatnya pergi dengan mengenakan kaus putih yang di rangkap dengan kemeja coklat dan mantel hitamnya, namun di hari yang sama malam hari di kantor polisi ia menyadari bahwa suaminya tidak memakai pakaian yang sama dengan sebelum ia pergi, bahkan meski memakai topi, ia tau bahwa rambutnya terlihat tak begitu lebat.
Mereka hanya diam tanpa bicara sepatah katapun, hingga sebuah tamparan mendarat di pipi Kyuhyun bersamaan dengan itu, pelupuk mata So Eun pun menjadi basah. Kyuhyun memegang pipinya yang memerah karena tamparan So Eun kemudian melemparkan tatapan tajam ke arahnya.
“Kau..” kata Kyuhyun
So Eun memukul Kyuhyun sekuat tenaganya tanpa henti sambil menahan air matanya agar tak jatuh dari pelupuk matanya namun Kyuhyun hanya membiarkannya
“Apa kau sengaja! Kenapa kau mempermainkanku seperti ini! Kenapa kau melakukan ini padaku, apa salahku padamu! Meninggalkanku di kantor polisi dan bahkan kau tidak memberiku kabar! Apa kau tidak tau bahwa aku sangat mencemaskanmu!!” kata So Eun dengan nada tingginya membuah nafasnya menajadi terengah-engah
KAMU SEDANG MEMBACA
GROWING PAINS
Fanfiction🍁🍁🍁 . . . . . Bukan hanya tentang cinta, tapi juga tentang sebuah persaudaraan, tentang ketakutan dan rasa sakit yang tak bisa di lupakan, juga tentang harga yang harus di bayar atas perbuatan di masa lalu. Juga tentang keteguhan hati, saat dile...