JS #5 : Bunda?

14.3K 1.3K 89
                                    

Karina menatap Rasya yang sedang memakan ice cream coklat dengan lahap. Karina tidak habis pikir jika anak kecil yang dia temui di rumah makan itu masih mengingatnya, padahal Karina sudah melupakan anak kecil ini.

Rasya menoleh pada Karina dengan polos.
"Untie mau?"

Karina menggeleng. "Gimana ceritanya kamu bisa ada disini Rasya? Sama siapa kamu kesini? Atau kamu sendiri kesini?" Tanya Karina.

"Lasya sama nenek, cuma lasya tidak tau dimana nenek sekalang," Ucapnya sambil memakan ice cream nya.

Karina menghela napas lega mendengar ucapannya. Umur empat tahun berkeliaran di kantor dan tiba-tiba berteriak memanggilnya dengan tidak elit sama sekali. 'AUNTIE WASTEFEL'. Bisa dibayangkan bagaimana wajah Karina?? Wajah Karina langsung merah padam. Semua pegawai menatap ke arahnya dengan dahi berkerut.

'Kar? Kamu kenal sama cucunya Pak Rahmat?'

'Kok Rasya kenal sama kamu, Kar?'

'Kok Rasya ada disini?'

Karena tidak tahan, ia langsung menggendong Rasya dan membawanya ke minimarket di sebrang kantor. "Terus neneknya kemana?" Tanya Karina.

Rasya mengangkat bahunya dan menggeleng. "Lasya bilang, Lasya tidak tau Untie wastefel." Ucap Rasya.

Karina mengutuk bibirnya, saat sadar menanyakan pertanyaan yang sama senanyak duakali. Rasya menyimpan cup-nya di meja karena sudah habis lalu menatap Karina lagi.

"Apa?" Tanya Karina menatapnya.

"Mau ice cleam na lagi." Jawab Rasya.

"Hah?"

"Lasya mau ice lagi untie," kata Rasya.

Karina menatap tiga cup di meja yang sudah habis. Sekarang? Rasya meminta lagi?
Karina menyesal telah mengajak anak bosnya ini ke minimarket.

"Nanti Lasya bilang ke ayah buat ganti uang Untie. Janji," ucap Rasya sambil mengangkat dua jarinya dan tersenyum.

Karina menghela napas, lalu mereka berdua masuk kembali ke dalam minimarket dan membeli satu Cup Ice cream lagi dengan tisu basah. Setelah itu mereka kembali duduk di tempat yang tadi mereka duduki.

"Kenapa gak di makan? Katanya mau lagi," Tanya Karina karena Rasya tidak memakan Ice Cream-nya.

"Antalin Lasya ke luangan Ayah ya, Untie?" Pinta Rasya padanya.

Karina menghela napasnya kembali, kemudian membuka tisu basah dan mengambilnya satu. "Lain kali kalau makan Ice Cream yang bener ya.. Belepotan bibir kamu," Ucap Karina membuat Rasya terdiam saat bibirnya di bersihkan.

Mata Rasya menatap wajah Karina. Tanpa di pungkiri juga, Rasya sangat merindukan perhatian seperti itu dari sesosok Bunda atau Mama seperti teman-temannya. Rasya langsung memeluk leher Karina membuat Karina terkejut. Karina berusaha melepaskan pelukan ini, tapi Rasya semakin mengeratkannya. Karina mencoba bertanya kenapa, tapi tidak ada jawaban dari Rasya membuat Karina mendudukan Rasya di pangkuannya. "Rasya kenapa??" Tanya Karina kembali dengan lembut.

"Lasya kangen Bunda," jawab Rasya dengan air matanya yang mengalir.

"Bunda? Di ruangan Ayah nanti pasti ketemu sama Bunda kok, yuk." Jawab Karina menenangkannya.

Rasya menggelengkan dengan pelan lalu menundukkan kepalanya. Karina menatap Rasya yang tiba-tiba murung dan menunduk.

"Lasya nggak punya Bunda."

1..

2..

3..

"ASTAGFIRULLAH, DUDA?!!"

Janji Suci - [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang