JS #17 : Menemuinya

13.1K 1.3K 79
                                    

Karina menyampirkan tasnya. Ia akan pulang hari sabtu ini dan akan membawa pekerjaannya ke rumah. Karina sudah tidak tahan lagi karena merindukan kedua orang tuanya. Pulang kerja hari ini Karina langsung beres-beres untuk keperluannya. Karina mengambil tasnya dan tas selempang kecil, setelah itu ia memakai jaketnya lalu keluar dari kamar.

"Mbak, Jadi pulang?" Tanya Salwa yang kebetulan sedang duduk di teras dengan temannya.

"Eh, Kar? Kamu jadi pulang sekarang?"
Tanya Alma yang baru keluar.

Karina mengangguk menjawab ucapan Alma dan Salwa. "Iya Mbak, Salwa. Aku pulang sekarang." Jawab Karina.

"Nggak capek? Kamu baru pulang loh, Kar." Kata Alma khawatir.

"Nggak apa-apa, Mbak. Ini masih jam empat kok, masih ada waktu," jawab Karina.

Beruntung hari sabtu kantor selalu pulang jam tiga, jadi Karina masih ada waktu. Paling Karina akan sampai pas waktu Magrib tiba.

"Minta antar Bang Adam aja, Mbak." Usul Nadin.

Adam. Lelaki PNS yang indrkos di asrama cowok, yang kebetulan juga Adam itu saudaranya Nadin. Karina menggelengkanw sambil tersenyum, bukan dirinya menolak hanya saja Karina tidak enak. Adam juga baru saja pulang dinas, jadi akan lebih lelah dan tidak enak lagi jika meminta mengantarnya.

"Aku udah pesen grabcar kok. Udah di depan grabnya nih." jawab Karina sambil nunjukin orderan grabnya di layar ponsel.

"Ya udah, Mbak anterin kedepan."
Ucap Alma yang di angguki Karina.

Salwa dan Nadin menyalami tangan Karina.
"Salam buat kedua orang tua Mbak dari Salwa ya, Mbak."

"Iya, Wa. Mbak pergi ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Karina dan Alma turun ke bawah dan berjalan ke depan pagar. Karina memeluk Alma pelan saat melihat mobil yang dia pesan sudah ada di depannya. "Hati-hati ya, Kar." ucap Alma.

"Iya, Mbak," jawab Karina.

"Kalau udah sampai kabari, Mbak ya," ucap Alma lagi.

"Siap, Aku pergi dulu ya, Mbak." Jawab Karina sambil tersenyum.

"Iya, salam buat kedua orang tua kamu," ucap Alma.

"Iya Mbak, Assalamualaikum." Jawab Karina.

"Waalaikumsalam."

Karina masuk ke dalam mobil yang dia pesan tadi. Melihat mobil yang di naiki Karina sudah pergi, Alma pun pergi kembali masuk ke dalam kosan.


*
*
*

Raka turun dari mobilnya saat sudah sampai di rumah. Ia menggerakkan kepalanya sambil mengusap lehernya, Raka ingin sekali langsung pergi tidur. Raka masuk ke rumah setelah mengucap salam, Rasya yang duduk di karpet sedang menonton kartun kesukaannya di temani Neri dan Rahmat.
Raka duduk di sofa lalu menyalami orang tuanya, Rasya pun berdiri ke arahnya lalu menyalami tangan Raka. "Capek banget Ka, di kantor banyak kerjaan?" tanya Rahmat menatap Raka yang menyendarkan kepalaya di sofa.

"Lumayan, Yah."

Rasya yang duduk di pangkuan Raka menoleh padanya, lalu mengusap pipi sang Ayah pelan. Raka yang tadi menutup mata kembali membuka matanya saat merasakan usapan di wajahnya. "Ayah capek?" tanya Rasya polos menatap Raka.

Raka tersenyum melihat anaknya khawatir. Neri dan Rahmat hanya tersenyum melihat interaksi Raka dan Rasya. Raka menggenggam tangan Rasya pelan lalu menciumnya. "Rasya udah makan?" Tanya Raka.

Rasya mengangguk. Momen yang Rasya dan Raka lakukan ini sangat langka, jadi Rasya tentu sangat senang. Sedangkan Neri dan Rahmat tersenyum melihat interaksi mereka, Neri yang berharap Rasya itu adalah Adik Raka, Dan dalam lubuk hati Rahmat ingin Neri mengandung lagi. Namun, semua harus Rahmat simpan dalam hati, saat perkataan dokter mengatakan jika istrinya tidak bisa mengandung lagi karena rahim yang sangat lemah, dan dengan berat hati Rahmat menandatangani untuk pengangkatan Rahim Neri waktu Raka berusia dua tahun. Rasya menidurkan kepalanya di dada Raka, mendengarkan detak jantung sang Ayah yang berdetak seirama dengan detak jantungnya.

Janji Suci - [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang