Raka menatap Rasya yang sedang bermain mobil. Hari sabtu ini, Raka tidak pergi ke kantor dan lebih memilih membawa pekerjaannya ke rumah. Dan kebetulan juga Neri dan Rahmat pergi ke rumah saudaranya yang lain di Malang. Terpaksa Raka harus membawa pekerjaannya ke rumah.
Tok
Tok
Tok
Bi Ami pegawai ART disini dengan cepat berjalan ke arah pintu, kemudian ia membuka pintu itu. "Eh, Neng Karina, mangga lebeut. ( Eh, Neng Karina, Silahkan masuk. )" ucapnya.
Karina yang memang datang kesini untuk mendapatkan tanda tangan Raka pada laporannya, kemudian tersenyum pada Bi Ami. "Terimakasih, Bi. Pak Raka ada, kan?" Tanya Karina.
"Ada, Neng. Lagi di ruang kerjanya sama Den Rasya, masuk aja."
Karina mengangguk, lalu masuk ke dalam dan pergi ke ruang kerja Raka.
Tok
Tok
Tok
"Masuk."
Karina membuka pintu dengan pelan setelah meminta izin lebih dulu. Rasya pun menoleh kearah pintu.
"Bunda!"
Karina tersenyum dan memeluk Rasya.
Raka yang melihat Karina sudah datang meminta laporan yang harus dia tandatangani. Karina mendekat sambil menggendong Rasya, ia menyimpan laporan yang dia bawa di meja. Lalu Karina duduk di karpet bulu tempat Rasya bermain. Semenjak kejadian di kantor soal baju itu, Karina dan Raka tidak saling menyapa selama beberapa hari.Rasya duduk di pangkuan Karina sambil bermain mobil dan pesawat. Karina sendiri ikut bermian mobil seperti Rasya, membuat Rasya tertawa dan sengaja menubrukkan mobilnya pada mobil Karina. Raka terdiam melihat mereka dekat, Raka belum pernah melihat Rasya dekat dengan orang lain selain dirinya dan kedua orang tua Raka. Bahkan Raka tidak pernah melihat Rasya tertawa lepas seperti itu.
Bi Ami datang sambil membawakan minuman untuk Karina, Kopi hitam untuk Raka dan Makanan untuk Rasya.
"Den Rasya, makan siang dulu sini," ucap Bi Ami yang memang sudah dekat juga dengan Rasya di rumah.Rasya menggeleng menolak.
"Bunda, suapin Lasya," pinta Rasya pada Karina membuat Karina tersenyum lalu mengacak rambut Rasya pelan."Biar Karina aja Bi yang nyuapin Rasya."
"Ya sudah, Bibi lanjut pekerjaan yang belum selesai kalau gitu."
"Iya Bi, silahkan."
Pintu kembali tertutup, Karina meraih mangkuk, tersedia Nasi goreng dengan telur ceplok mata sapi. "Rasya makan dulu ya, nanti lanjut mainnya," ucap Karina membuat Rasya yang duduk di pangkuan Karina turun dan duduk di depan Karina.
Karina pun menyuapi Rasya dengan pelan.
Raka hanya diam menyandarkan punggungnya pada kursi. Ia menatap kedua orang di depannya. Tanpa di pungkiri rasa rindu pada Dara dirasakan Raka saat melihat kedekatan mereka. Raka menoleh pada sebuah foto pernikahan yang berada di meja kerjanya. Raka mengusap foto itu, berharap jika perempuan yang ada di depannya ini adalah Dara. Istrinya.
Raka memejamkan matanya untuk mendinginkan pikirannya.
*
*
*
"Ayah!"
Rasya memanggilnya karena dari tadi Raka tidak bangun. Padahal ini sudah menunjukan pukul tiga.
"Ayah!"
Raka mengerjapkan matanya dan ternyata dirinya ketiduran. Raka mendudukan tubuhnya dengan benar sambil mengusap wajahnya untuk menghilangkan rasa kantuk. Badannya terasa remuk sekarang. Raka menoleh ke arah Rasya yang sudah mandi, Raka mengangkat dan mendudukannya di pangkuan. "Wangi banget." Ucap Raka saat mencium sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Suci - [ Sudah Terbit ]
ChickLit[SUDAH TERBIT] Bisa pesan di IG : @takis.publishing . . [#Series : Baby-1] . . Menikah dengan seorang duda bukanlah impian dalam pikiran perempuan beranama Karina Aruelia. Namun, semua seperti mimpi baginya, Dimana saat malam itu dirinya di lamar da...