T2

118 14 0
                                    

Hidup Hyuna hanya dipenuhi dengan sekolah, makan, tidur dan game.

Pernah Hyuna berharap perusahaan Appa-nya bangkrut, dan jika hal itu memang terjadi, mungkin Appa-nya akan lebih memerhatikan dirinya.

Bahkan saat ini appa dan eomma nya masih belum pulang padahal sekarang adalah hari ulang tahunnya.

Semua makanan dan kue sudah siap di meja makan tapi semua belum lengkap jika kedua orang itu belum datang.

Hyuna membanting handphonenya dengan penuh amarah. Apa mereka tak akan datang? Ini keterlaluan! setidaknya hanya di saat hari ulang tahunnya saja. Bisakah mereka melupakan soal pekerjaan?!

Hyuna melangkahkan kakinya berkeliling rumah yang selama ini ia tinggali. Langkah kakinya membuat ia berjalan dan berhenti di pintu ruang kerja milik Appa-nya.

Sejak dulu Hyuna selalu dilarang masuk ke ruangan itu dengan alasan bahwa dirinya masih kecil. Mereka takut ia akan menghilang berkas jika ia berkunjung ke sana. Tapi sekarang ia sudah besar, jadi Hyuna dengan berani memasuki ruang kerja ayahnya dan mulai mengelilingi ruangan itu. Banyak buku dan juga map yang Hyuna yakin isinya berkas perusahaan yang dipimpin Appa-nya, tapi anehnya ada satu map yang sengaja disendirikan agar tidak tercampur dengan map yang lain.

Karena penasaran, Hyuna pun membuka dan membaca setiap kata yang ia lihat.

Setelah membaca apa yang ada di dalam map, rahangnya mengeras. Map itu berisi perjanjian antara Appa dan Eomma-nya. Surat perjanjian dimana mereka harus tetap berada di dalam ikatan pernikahan sampai Hyuna bisa hidup mandiri. Yang artinya, Appa dan Eomma-nya selama ini menjalani hubungan tanpa cinta dan itu semua disebabkan karena keberadaan Hyuna.

tok tok tok

"Nona..... tuan dan nyona besar telah sampai" ujar seseorang di ambang pintu masuk.

Hyuna menarik nafas panjang. Ia mengembalikan map yang telah ia buka kembali ke posisi semula seakan-akan tak pernah ada yang menyentuhnya.

Hyuna berjalan ke arah pelayan itu dan menutup pintu ruang kerja Appa-nya dengan perasaan sedih dan kecewa. "Jangan mengatakan hal ini kepada siapa-siapa. Pergilah, aku akan ke ruang makan sebentar lagi" perintah Hyuna. Ia butuh sedikit waktu agar ia tak menangis.

Yang ada di pikiran Hyuna adalah, apakah ia telah menyiksa kedua orang tuanya tanpa ia sadari. Karena dirinya mereka harus berada di keadaan yang sama sekali tak mereka inginkan. Ia bahkan dengan egois meminta kasih sayang kepada mereka padahal mereka sendiri pun juga tak mendapatkan kasih sayang dari pasangannya.

Hyuna melangkahkan kakinya dengan lemas, tapi ia mendengar suara Tn. Kim, ia berhenti. Ia melihat Appa-nya yang tengah berbincara sendiri,tapi lebih seperti tengah berbicara dengan seseorang di telefon, entah kenapa Hyuna merasa bahwa ia harus menguping pembicaraan yang tengah terjadi antara Tn. Kim dan orang yang ada ditelfon.

"Aku berada dimension kenapa?"

"....."

"Tentu saja untuk menghadiri acara ulang tahun anakku, aku tak akan macam-macam dengan Kyung Soon"

"....."

"Aku tak tau kapan tapi akan kupastikan Hyuna dapat hidup mandiri sebentar lagi"

"....."

"Aku tau dia sudah beranjak dewasa tapi dia selalu membuat masalah dan membuatku sedikit susah untuk melepaskannya"

"....."

"Baiklah, aku juga mencintaimu"

Panggilan itu pun berakhir . Tn. Kim berjalan ke arah dimana ruang makan berada sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam kantung celana.

Terror [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang