Terror [Completed]

T13

Hyuna terus memperhatikan isi didalam amplop itu secara seksama. Isi amplop itu adalah foto Song Joo dan Hana yang tengah diikat.

Ada catatan kecil dibalik foto itu. Dan isinya

Tinggal dua orang lagi dan semuanya akan lengkap.

“Apa maksud semua ini? Siapa dua orang lainnya dan dimana foto ini diambil” itu yang terus digumamkan oleh Hyuna.

Saat ini ia tengah berkumpul di penthouse milik Yoongi bersama pemilik penthouse tentunya dan dua orang lainnya, Namjoon dan Ho-Seok.

“Ini membingungkan” keluh Namjoon.

“Apa pelakunya berniat menjebakmu? Mungkin dua orang itu salah satunya adalah dirimu” sahut Ho-Seok.

“Aku tidak berpikir demikian” lirih Hyuna.

“Kenapa?” tanya Ho-Seok .

“Difoto ini jelas ada Hana dan Song Joo. Mereka berdua juga dalam posisi diikat. Mungkin yang melakukan hal ini adalah orang yang pernah Hana dan teman-temannya bully. Kemungkinan juga aksinya menyekap mereka adalah untuk balas dendam” ujar Hyuna mengutarakan apa yang saat ini ia pikirkan.

Namjoon mengambil foto yang dipegang Hyuna dan mengamati tulisan dibaliknya. “Jadi—kemungkinan dua orang yang tersisa adalah Soo Hyang dan satunya adalah dirimu?”

“Bukan aku sunbae”

“Lalu siapa?”

“Shi-jin” jawab Hyuna singkat meninggalkan tanda tanya baru bagi Namjoon.

“Kenapa Shi-jin?” Yoongi mulai bertanya.

“Beberapa hari yang lalu sebelum aku bertengkar dengan Hana di ruang musik. Shi-jin sudah menjalin hubungan dengan Hana dan tentu salah satu syarat untuk bergabung dengan mereka adalah ikut dalam aksi pembulian”

“Dan kemungkinan orang yang menculik Hana dan Song Joo adalah orang yang mereka buli beberapa hari yang lalu” sahut Namjoon mulai sejalan dengan pemikiran Hyuna.

“Itu hanya pemikiranku yang tak berdasar sunbae. Tapi mungkin kebenarannya seperti itu”

“Tapi kenapa dia mengirim foto ini padamu?” selat Yoongi.

“Mungkin dia ingin kau menjadi pahlawan kesiangan” celetuk Ho-Seok.

Hyuna hendak membalas ucapan Ho-Seok tapi dering ponselnya membuat perhatiannya teralihkan.

Dari nomor itu. Batin Hyuna.

Hyuna menjauh untuk mengangkat telfon.

“Apa yang kau mau”

“Bukankah kau terlalu to the point”

Ternyata suara laki-laki

“Lupakan saja. Ngomong-ngomong, apa kau tertarik dengan dua orang itu”