Setiap orang pasti memiliki sebuah impian didalam hidupnya. Begitu juga dengan seorang gadis cantik bernama Kim Jisoo. Impiannya cukup sederhana bisa lulus ujian nasional dan masuk di universitas tempat pacarnya berkuliah meskipun dia sadar kapasitas otaknya tidaklah sejenius Jennie untuk bisa masuk ke SNU.
"Kau masih mencari lowongan kerja paruh waktu?" Tanya Jennie saat dirinya sedang menghabiskan hari minggunya di rumah atapnya Jisoo.
"Aku harus menghasilkan uang lebih banyak untuk bisa mengikuti les tambahan. Kau tahukan aku harus masuk SNU" jawab Jisoo yang masih sibuk mencari lowongan kerja paruh waktu di web pencari kerja.
"Kau hanya ingin satu kampus dengan Zico oppa kan?"
Jisoo tak menjawab dia hanya tersenyum malu dengan pipi yang merona. Perasaannya selalu berdetak saat memikirkan pria yang dia kencani selama 4 bulan terakhir ini. Sedangkan Jennie hanya mendecakkan lidahnya melihat reaksi sahabatnya.
Hampir setengah hari Jisoo mencoba mencari lowongan pekerjaan dengan dibantu Jennie namun hasilnya nihil. Untuk saat ini banyak toko yang tak memakai pegawai paruh waktu. Karena memang pemerintah korea saat ini membuat peraturan yang cukup ketat dalam perihal pekerja paruh waktu bagi anak dibawah umur.
*tok tok*
Sebuah suara ketukan terdengar nyaring dari arah pintu. Jisoo memandang Jennie seolah bertanya siapa yang bertamu ke rumahnya. "Kau tak telat membayar uang sewamu kan?" Tanya Jennie yang seolah dapat membaca pikiran Jisoo.
"Hari ini bahkan belum memasuki awal bulan"
Jisoo beranjak dari atas kasurnya dan berjalan kearah pintu. Membuka dengan perlahan pintu kontrakannya.
"Oppa!!" Pekik Jisoo bahagia ketika mengetahui si pengetuk pintu.
Zico berjalan masuk ke dalam tempat tinggal Jisoo. Memeluk tubuh ramping Jisoo dan mencium bibir ranum Jisoo.
"Ehm.. Jisoo-ya aku tak bermaksud mengganggu momen indahmu hanya saja aku harus pamit pulang" ucap Jennie tanpa melihat kearah Jisoo dan Zico yang masih berpelukan.
"Ahh Jennie maaf aku tak menyadari jika ada kau disini" ucap Zico dengan nada menyesal.
"Gwenchana oppa. Aku pulang dulu. Bye"
Jennie memeluk tubuh Jisoo sekilas sebelum dirinya pergi meninggalkan rumah atap kecil Jisoo.
"Oppa kau terlihat lelah" Jisoo membelai wajah tampan Zico yang terlihat tak secerah biasanya.
Zico menarik tubuh Jisoo agar ikut rebahan disampingnya. Menenggelamkan wajah lelahnya ke ceruk leher Jisoo seolah mencari kenyamanan disana.
"Berada didekatmu membuatku jauh merasa lebih baik"
Jisoo menggelinjang geli ketika bibir Zico mulai mengecup lembut leher jenjangnya. Berusaha menarik tubuhnya menjauh dari dekapan Zico namun usaha Jisoo hanya sia-sia belaka. Tangan kekar Zico semakin mengunci erat tubuh ramping Jisoo.
"No oppa" Jisoo menangkup wajah Zico dan menahannya agar menatap kearah matanya.
"Beristirahatlah aku akan menyiapkan ramen kesukaanmu" Jisoo dapat melihat guratan kekecewaan di manik mata Zico. Jisoo mengecup sekilas bibir Zico sebelum dia beranjak dari kasurnya dan menuju ke dapur.
Jisoo sedang menunggu ramen yang dia masak menjadi kenyal ketika dengan tiba-tiba suara berat Zico mengagetkannya.
"Oppa harus pergi sekarang. Oppa akan menghubungimu segera"
Zico pergi tanpa memberikan kecupan manis yang biasa dia berikan kepada Jisoo saat dirinya pamit pulang. Meskipun diluar Jisoo terlihat baik-baik saja namun tak dapat dipungkiri tatapan gadis cantik tersebut terlihat sedih.
**
Sudah beberapa hari ini Jisoo tak mendapat kabar dari kekasihnya. Dia masih menunggu janji Zico yang akan segera menghubunginya.
"Apa oppa marah karena waktu itu aku menolak untuk... " Jisoo menjedah ucapannya sebelum dia menggelengkan kepalanya kuat.
"Tidak mungkin. Oppa bukanlah orang seperti itu. Apa aku harus menghubunginya?"
Jisoo mengambil ponselnya yang berada di atas kasurnya. Memandang layar ponselnya cukup lama seolah mempertimbangkan idenya untuk menghubungi Zico terlebih dahulu. Baru saja dia akan mengetik pesan untuk Zico saat ponselnya tiba-tiba berbunyi. Sebuah senyuman terukir di wajah cantiknya. Dengan segera Jisoo membaca pesan dari Zico dan membalasnya.
"Aku harus tampil cantik malam ini"
Jisoo terlihat bingung saat memilih pakaian di almarinya. Dia tak tahu harus memakai pakaian yang seperti apa untuk makan malam bersama Zico karena ini baru pertama kalinya Zico mengajaknya makan malam diluar.
"Sepertinya ini makan malam yang spesial mana mungkin aku memakai skinny jeans dan kaos seperti ini" ucapnya ketika mengecek penampilannya didepan cermin.
"Tidak. Ini terlalu biasa" Jisoo melepas apa yang baru saja dia kenakan. Membuka kembali almarinya dan kini pilihannya tertuju pada satu dress yang menggantung di dalam almarinya. Setelah selesai dengan pakaiannya kini Jisoo sibuk dengan makeup. Tepat ketika dia memoles liptint di bibirnya, Zico datang mengetuk pintu rumah atapnya.
"Kau terlihat luar biasa cantik malam ini" puji Zico saat berada di mobil menuju ke sebuah tempat. Jisoo tak dapat menyembunyikan rona wajahnya. Jantungnya berdegup kencang ketika mendengar pujian dari kekasihnya.
"Oppa kenapa kita ketempat ini?" Tanya Jisoo dengan mengerutkan dahinya ketika mobil Zico masuk ke area parkiran sebuah club malam. Zico tak menjawab pertanyaan Jisoo. Sikap diam Zico membuat perasaan Jisoo menjadi tak karuan.
Zico berbisik kepada dua orang penjaga pintu club dan masuk kedalam club dengan mudah tanpa harus mengantri seperti yang lainnya. Zico merengkuh tubuh Jisoo agar tak terlepas dari jangkauannya. Jisoo tak tahu apa yang sebenarnya di rencanakan kekasihnya dengan mengajak dirinya ke tempat seperti ini mengingat usianya masih dibawah umur.
Zico membuka sebuah ruangan di salah satu ruang VIP. Zico dapat merasakan cengkeraman kuat tangan Jisoo dilengannya. "Aku datang membawa penawaran".
✘✘✘
Taraaaaaa.....
Balik lagi dengan cerita baru!!
Cerita penebus dosa untuk beberapa cerita yang aku unpublish
Hope you enjoy this story!!
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE
FanfictionShould I draw the image of your sleeping Don't be shy anymore, You're already mine Even if it's not clear it's that way to me You're perfect