Jisoo menggeliat tak nyaman ketika merasakan sesuatu menahan tubuhnya. Dengan setengah kesadaran yang diperoleh, Jisoo membuka matanya. Tangannya refleks mendorong tubuh Sehun yang menindihnya agar menjauh dari dirinya hingga membuat pria tampan tersebut mau tak mau tersadar dari tidurnya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jisoo dengan menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.
"Menurutmu apa? Jelas kita sedang tidur bersama" jawab Sehun seperti tanpa beban. Sehun beranjak dari posisi tidurnya. Memijit kepalanya yang terasa pening akibat cara bangunnya yang terlalu tiba-tiba.
Jisoo memandang sekilas Sehun. Ada perasaan khawatir ketika melihat Sehun memijit keningnya. Namun dia cukup malu untuk menatap Sehun secara langsung. Jisoo turun dari ranjang Sehun dengan perlahan dan keluar dari kamar pria tersebut.
"Morning candy. Sepagi ini kau darimana? Kau tidak tidur di kamarmu?"
Dan untuk kedua kalinya Jisoo hampir kehilangan nyawanya karena terkejut. Jisoo memegang dadanya yang berdetak cukup keras ketika melihat Seungri berada di depannya.
"Mmm.." Jisoo tak dapat menjawab selain menggumam tak jelas.
"Barangmu sudah sampai pagi ini. Aku telah menaruhnya di dalam kamarmu"
"Kau tahu rumahku?" Tanya Jisoo heran. Dia dibuat kagum akan kuasa Seungri. Bahkan pria itu dengan sangat muda mencari informasi orang yang baru saja dia kenal selama sehari.
Seungri meraih tangan Jisoo. Menautkan jari-jari kekarnya disela-sela jari lentik Jisoo. Menarik dengan lembut tubuh Jisoo untuk mengikuti langkah kakinya.
"Hitunglah sampai 10 maka keajaiban aku muncul dihadapanmu" bisik Seungri dengan memeluk tubuh Jisoo dari belakang. Sebenarnya Jisoo merasa tak nyaman dengan posisinya saat ini. Tubuh Seungri begitu menempel sempurna di tubuhnya. Tetapi dia mencoba tenang dan mulai menghitung dalam diam.
"Ini terlalu indah" gumam Jisoo dengan mata yang membulat takjub. Dirinya belum juga selesai menghitung sampai sepuluh namun keajaiban yang dikatakan Seungri telah berada dihadapannya.
"Atap memang tempat terindah untuk menikmati sunrise ataupun sunset"
Jisoo setuju dengan perkataan Seungri. Menurutnya ini adalah sunrise terindah yang pernah dia lihat. Sinar matahari yang mulai muncul bersemburat orange menembus pepohonan dan dedaunan hingga menampakkan sileut indah yang menjadi pemandangannya saat ini.
"Waktu menikmati sunrise telah selesai. Kini saatnya kau menyambut pagimu candy"
Jisoo merasa sedih ketika pemandangan indah didepannya kini telah tergantikan dengan sinar matahari yang menyilaukan. Seungri tersenyum geli ketika melihat wajah cemberut Jisoo.
"Kau bisa menikmatinya setiap hari"
Seungri mengecup pipi Jisoo sebelum dirinya beranjak pergi meninggalkan Jisoo yang masih enggan bergeming dari tempatnya.
"Kau tak memanggil gadis itu untuk sarapan?" Tanya Sehun kepada Seungri ketika berada di ruang makan.
"Mungkin dia masih bersiap tunggu saja 5 menit lagi"
Jisoo datang mendekat kearah Seungri dan Sehun dengan balutan seragam sekolah yang melekat sempurna di tubuh seksinya sesaat setelah Seungri menutup mulutnya. Tak ada yang berkedip ketika keduanya menatap Jisoo yang sedang berjalan.
"Sungguh mengejutkan ternyata pria pengecut itu menawarkan seorang anak dibawah umur"
Cibiran Sehun tanpa sadar telah melukai perasaan Jisoo. Perasaan sesak mulai menyelimuti lubuk hati Jisoo tak kalah mendengar ucapan Sehun yang seolah menyadarkannya jika dia hanyalah barang tawaran.
"Berhenti untuk menyinggung masalah itu lagi. Jika kau tak suka, aku dengan senang hati keluar dari neraka sialan ini!" Jisoo menaruh dengan kasar sendok yang sedang dia pegang hingga membuat suara gebrakan pelan di meja makan.
"Mau kemana kau?" Tanya Sehun ketika melihat Jisoo yang berdiri bersiap untuk meninggalkan ruangan.
"Candy duduk" perintah Seungri dengan suara tenang namun mengintimidasi. Jisoo mendecakkan lidahnya kesal. Otaknya mengatakan dia harus pergi namun tubuhnya seolah mempunyai sistem sendiri sehingga bergerak berlawanan dengan apa yang otaknya perintahkan.
"Good girl"
Seungri menepuk pelan kepala Jisoo dengan senyum lebar di wajahnya. Sedangkan Jisoo masih enggan untuk tersenyum apalagi untuk menatap kearah Sehun yang menampilkan wajah datarnya.
"Sehun kau yang antar Jisoo. Aku harus menemui klien pagi ini"
Tak seperti Jisoo yang melotot tak suka akan ide Seungri, pria tampan berkulit pucat itu hanya mengangguk santai.
Suasana terlihat tenang dan sepi selama di perjalanan menuju sekolah Jisoo. Tak ada satupun dari kedua insan manusia tersebut saling menegur ataupun mengobrol santai layaknya orang normal kebanyakan. Sehun melirik sekilas kearah Jisoo yang masih mengerucutkan bibirnya kesal. Tak sedikitpun Jisoo mengalihkan pandangannya kearah lain selain ke arah luar jendela mobil hitam milik Sehun.
"Tunggu" tahan Sehun ketika Jisoo hendak keluar dari mobilnya. Jisoo mau tak mau menatap kearah Sehun.
"Apa?" Suara Jisoo terdengar meninggi dari biasanya. Kesabarannya seolah menemui titik akhir tak kalah Sehun tak kunjung menjawabnya.
Sehun menahan tubuh Jisoo dan hatinya mengatakan untuk dia mencium puncak kepala Jisoo. Jisoo terlalu terkejut dengan sikap yang tiba-tiba Sehun tunjukan. Jangankan untuk memberontak, untuk berkedip saja dia tak mampu.
"Maaf jika ucapanku terlalu kasar pagi ini candy" nada suara Sehun terdengar begitu lembut hingga mampu mencairkan hati Jisoo yang sempat mengeras. Belum lagi jari kekar Sehun membelai pipi Jisoo dengan cara yang begitu halus.
Suasana kembali senyap dan atmosfir di antara keduanya terasa sangat canggung. Tanpa pamit atau mengucapkan sepatah dua kata, Jisoo segera keluar dari mobil Sehun.
✖✖✖
Gimana rasanya jadi Jisoo yak?
Tinggal bareng panda sama anak ayam albino
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE
FanfictionShould I draw the image of your sleeping Don't be shy anymore, You're already mine Even if it's not clear it's that way to me You're perfect