14

1.3K 185 47
                                    

    Jisoo menjalani harinya seperti biasa.  Bahkan tak terasa minggu depan Jisoo akan menghadapi tes kelulusannya. Dan selama beberapa minggu terakhir Jisoo tak pernah sekalipun berhubungan dengan Sehun. Bahkan untuk sekedar kebetulan bertemu di jalan saja dirinya tak pernah mendapat kesempatan bertemu dengan pria tampan tersebut. Seolah Tuhan memang tak menakdirkan dirinya untuk bertemu dengan Sehun atau memang Sehun lah yang menghilang dan menghindar darinya. Semua pemikiran tersebut benar-benar membuat kepala Jisoo hampir pecah.

"Chu-ya mari kita pulang sekolah bersama" ajak Jennie saat menghampiri bangku Jisoo.

"Aku ingin sendiri Jen" tolak Jisoo. Tak ada semangat di nada suaranya dan itu sangat membuat Jennie khawatir.

"Kau yakin? Sudah beberapa minggu kau seperti mayat hidup" kata Jennie yang benar-benar mengkhawatirkan kondisi sahabatnya.

"Aku baik dan sehat nona Kim" ucap Jisoo. Jisoo tersenyum kearah Jennie seolah memberitahu kondisinya yang baik-baik saja. Dia tak mau membuat orang disekelilingnya mengkhawatirkan dirinya. Jennie menghembuskan nafasnya dan menatap tepat dimata Jisoo. Jennie dapat membaca dari sorot mata Jisoo jika sahabatnya tersebut sedang sedih dan kesepian namun Jennie tak dapat memaksa Jisoo, dirinya ingin memberi ruang untuk sahabatnya lebih lama.

    Jisoo meninggalkan kelas sesaat setelah semua teman sekelasnya keluar. Dia berjalan dalam diam melewati setiap ruangan disepanjang koridor sekolah yang sudah mulai sepi. Jisoo berhenti sejenak di depan pintu hall yang menuju keluar gedung sekolah. Bayangan akan sosok Sehun yang berdiri digerbang sekolah dengan wajah dinginnya kembali melintas dipikirannya. Senyumnya terukir di wajah cantiknya ketika mengingat ucapan dingin Sehun tiap kali pria tersebut menjemputnya. Dan bayangan Seungri yang juga masih terlintas dipikarannya. Senyum hangat dan sikap ceria seorang Lee Seungri masih dapat Jisoo rasakan.

"Oppa aku merindukanmu. Aku akan mengunjungimu secepatnya" gumam Jisoo. Mungkin berkunjung ke makan Seungri bisa membuat perasaannya lebih baik. Dia tak mungkin mengunjungi Sehun walaupun dirinya sangat merindukan pria tersebut.

   Jisoo baru saja melangkahkan kakinya dari gerbang sekolahnya ketika sebuah suara menginterupsi indra pendengarannya.

"Kim Jisoo"

    Hanya dengan mendengar suara tersebut tubuh Jisoo terasa kaku dan bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Hanya dengan mendengar suara tersebut tubuh Jisoo terasa kaku dan bergetar. Ingin sekali gadis muda tersebut berlari dan menghindar dari sang pemilik suara namun lagi-lagi dia tak memiliki kekuatan untuk lari dan bersembunyi.

    Seorang pria berpawakan sedang dengan rambutnya yang dibiarkan tak tertata rapi menatap intens kearah Jisoo. Mata tajamnya tak berhenti menganalisis tubuh Jisoo hingga pemilik tubuh merasa tak nyaman dan meremang. Bibirnya tertutup rapat hingga menonjolkan bentuk bibirnya yang unik dan seksi.

"Oraemaniya" sapa pria tampan tersebut sekali lagi.

     Jisoo memberanikan diri menatap sosok pria yang berdiri santai beberapa meter didepannya. Dia akui tak ada yang berubah dari pria tersebut selain tubuhnya yang semakin terlihat kekar dan berisi. Pria tersebut masih tetap tampan bak dewa. Tatapan matanya masih terlihat menawan dan mampu membuat siapapun terpesona. Sesosok pria yang mampu membunuh siapapun tanpa berdarah.

    Ingatan masa lalunya kembali bermain di otaknya. Jisoo memejamkan matanya menghalau agar kenangan-kenang tersebut tidak bermain semakin jauh dan dalam. Tubuhnya terhuyung merasakan ledakan rasa sakit dikepalanya. Jisoo meruntuk kepada nasib buruknya. Bahkan dalam keadaan seperti ini dia masih mampu memikirkan pria yang secara halus meninggalkannya di rumah atap seorang diri. Dia masih berharap agar Sehun datang menjemputnya seperti sebelum-sebelumnya. Dia berharap jika Sehun dapat memukul wajah pria yang kini berjalan santai kearahnya.

"Ini sungguh berbahaya" batin Jisoo ketika langkah kaki itu semakin mendekat. Seperti sebuah alarm yang berdering ketika adanya bahaya. Dia takut jika pria itu sampai menyentuhnya dan membuatnya tak bisa melarikan diri seperti dahulu.

"Oh Sehun jebal" batin Jisoo. Dia merampalkan mantra itu berkali-kali seolah kata-katanya mampu membuat keajaiban.

"Apa yang sedang kau pikirkan sayang?"

    Jisoo membuka matanya. Menatap tepat ke iris gelap sang pria. Iris sekelam malam yang dulu selalu membuatnya gemetar. "Kim Taehyung" gumam Jisoo pelan.

 "Kim Taehyung" gumam Jisoo pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✖✖✖

Up up up

Lagi banyak pencerahan tapi bingung typingnya
Kkk

   

APHRODITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang