17

1.6K 181 32
                                    

   Jisoo terus memandang ke arah jarum jam yang berada dipergelangan tangannya. Dia tak sabar menunggu bel pulang berdering. Lebih tepatnya dia tak sabar untuk mengunjungi Seungri bersama Sehun. Hari ini Jisoo tak perlu merasa takut untuk melewati gerbang sekolah seperti hari kemarin karena ksatrianya datang untuk menjemputnya.

"Hai kau terlihat bahagia hari ini?" Tanya Jennie yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku sahabatnya tersebut.

"Tentu. Aku akan mengunjungi Seungri oppa bersama Sehun!" Pekik Jisoo tertahan. Dia tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya.

"Jadi kalian sudah bertemu kembali? Waa apa kau langsung menerimanya kembali setelah dia menghilang tanpa kabar?" Tanya Jennie dengan menatap kearah Jisoo. Sedangkan Jisoo hanya menganggukkan kepalanya bersemangat.

"Kau benar-benar.."

   Jennie tak meneruskan kalimatnya karena dia bingung haruskah dia memanggil temannya dengan sebutan murahan karena telah menerima dengan tangan terbuka pria yang telah menghilang dan tak memberinya kabar apapun. Di satu sisi entah kenapa Jennie tak merasa terkejut akan jawaban Jisoo karena dia mengerti bagaimana perasaan sahabatnya tersebut terhadap pria yang lebih dewasa dari mereka berdua.

"Kau jadi meneruskan ke Seoul University setelah lulus?" Tanya Jisoo

"Molla. Orang tuaku menginginkan aku untuk meneruskan pendidikan di Melbourne"

   Terukir kesedihan di wajah Jennie dan Jisoo mengerti akan perasaan sahabatnya tersebut. Akan berat jika harus hidup di negara orang seorang diri untuk seorang Kim Jennie yang sangat manja.

"Bukankah keren bisa kuliah di luar negeri!" hibur Jisoo. Sedangkan Jennie hanya mengangkat bahunya malas.

    Terdengar suara bel pulang sekolah di seluruh penjuru sekolah. Terlihat rona kebahagian di setiap wajah siswa tak terkecuali Jisoo. Matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Menyiratkan cahaya keemasan yang begitu indah. Terlebih sesosok pria dengan kemeja rapinya yang sedang melambaikan tangannya ke arah Jisoo.

"Tuhan begitu sayang kepadamu hingga kau begitu sempurna Oh Sehun" gumam Jisoo dengan senyum yang masih terukir di bibir indahnya.

"Bagaimana sekolahmu?" Tanya Sehun ketika mereka telah masuk kedalam mobil.

"Membosankan seperti biasanya" jawab Jisoo malas. Memang tak ada yang mengesankan bagi Jisoo tentang sekolahnya kecuali bertemu dengan gadis cantik dan keren bernama Kim Jennie yang kini menjadi sahabatnya.

"Kudengar ujian kelulusanmu akan diadakan hari senin?" Sehun memang begitu peduli akan pendidikan Jisoo.

"Ne. Aku ingin cepat-cepat lulus" jawab Jisoo. Dia meregangkan tulang lehernya yang terasa kaku.

"Jadi apa rencanamu setelah lulus?" Tanya Sehun.

"Aku akan mencari kekasih yang tampan, sangat kaya dan menikah dengannya" jawab Jisoo asal. Dia sendiri tak tahu apa yang akan dia lakulan setelah lulus.

"Kau membicarakan tentang kita?" Sindir Sehun. Jisoo mengerutkan dahinya dengan matanya yang menatap ke arah Sehun.

"Bukankah semua yang kau ucapkan mengarah kepadaku. Tampan dan kaya" ucap Sehun dengan penuh percaya diri. Jisoo hanya memutar matanya malas mendengar kepercayaan diri seorang Oh Sehun.

"Kau tak lupa membeli bunganya kan?" Tanya Jisoo ketika sampai di depan gerbang pemakaman. Matanya melotot kearah pria tampan disisinya ketika sang pria hanya diam tak menjawab. Sehun keluar dari dalam mobilnya dan beranjak membukakan pintu untuk Jisoo.

"Bunganya ada di bagasi mobil" ucap Sehun dengan berjalan kearah bagasi mobilnya.

   Mata Jisoo membulat tak percaya akan apa yang dia lihat. Dirinya hanya menyuruh Sehun membelikan serangkai bunga tulip putih. Tetapi pria itu mebelikan pohon sakura siap tanam lengkap dengan sekop untuk menggali.

APHRODITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang