13

1.2K 189 42
                                    

Angin musim gugur meniup helaian rambut karamel Jisoo. Dilihatnya langit tak berawan seperti biasanya namun angin yang berhembus begitu dingin. Matanya berkaca-kaca tak kalah mengedarkan pandangannya ke beberapa penjuru ruangan. Baru kemarin dia medengar berbagai keributan yang tak ada hentinya. Bahkan bising-bising keributan masih dapat dia dengar dengan samar. Bibirnya tersenyum hambar ketika menyadari betapa heningnya suasana rumah mewah saat ini.

"Semuanya seperti mimpi" gumam Jisoo. Dirinya masih tak dapat mempercayai peristiwa pilu yang terjadi beberapa hari yang lalu.

 Dirinya masih tak dapat mempercayai peristiwa pilu yang terjadi beberapa hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo berjalan menuju kamarnya. Dia berjalan dengan lunglai ketika melewati setiap ruangan yang ada. Jisoo membuka pintu kayu yang berada di sisi kanannya. Sepi. Itulah yang dia lihat ketika membuka kamar yang pernah menjadi sengketa antara dirinya dan Lisa. Jisoo masih melihat koper milik Lisa berada di samping almari. Bahkan beberapa bajunya masih tergantung dibalik pintu. Lisa kini telah dibawa oleh orang tuanya ke United State demi mendapat penyembuhan trauma oleh dokter terbaik disana.

Jisoo kembali berjalan menyusuri koridor dan berhenti didepan ruang kerja Seungri. Ruangan yang menjadi tempat pertemuan terakhir antara dirinya dan Seungri. Jisoo memberanikan diri membuka ruangan tersebut. Tangannya gemetar ketika membuka knop pintu. Iris Jisoo membulat ketika bayangan seseorang duduk di kursi dengan posisi membelakanginya. Entah kenapa semua ini mengingatkan dirinya kepada Seungri saat itu. Saat dimana pria tampan tersebut menangis dalam diamnya.

"Kemarilah"

Jisoo tersentak kaget. Semua terasa seperti dejavu atau mungkin memori waktu itu terasa terulang kembali. Jisoo mengetahui benar siapa pemilik suara tersebut namun dirinya masih merasa puzzling dengan suasana saat ini. Jisoo melangkah mendekati objek yang menjadi fokusnya saat ini. Air matanya mengalir seiring dengan langkah kakinya. Rasa hangat menyelimuti Jisoo ketika merasa pelukan yang melingkar di pinggangnya.

"Sehun" gumam Jisoo yang merasakan isakan pria yang terkenal dingin tersebut. Jisoo mengusap lembut surai hitam milik Sehun. Dapat dia rasakan rambut Sehun yang sedikit berminyak tak seperti biasanya. Karena memang selama 2 hari ini Sehun mengurung diri di kamarnya.

 Karena memang selama 2 hari ini Sehun mengurung diri di kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku telah membelikanmu sebuah rumah atap. Kuharap kau akan menyukainya" ucap Sehun yang kini telah melepaskan pelukannya.

"Apa yang kau bicarakan?" Tanya Jisoo tak mengerti. Apa Sehun mengusirnya dari rumah ini pikir Jisoo.

"Aku tak mau kau tenggelam dalam kenangan di rumah ini. Karena itu akan membuatmu bersedih. Kau memerlukan suasana baru" jelas Sehun. Dia sebenarnya berat untuk melepas Jisoo tetapi dia juga tak mau egois untuk tetap menahan gadis tersebut di rumahnya dan membuat gadis cantik bersurai panjang tersebut terus mengingat kenangan-kenangan yang akan membuatnya merasakan sesak didalam hatinya.

Jisoo tak dapat membantah atau menolak apa yang diucapkan Sehun. Dia sadar dirinya bukanlah siapa-siapa di keluarga ini. Bahkan dia hanya wanita hasil barter yang dibawa ke rumah mewah saat ini dia pijak. Jisoo keluar dari dalam ruangan dan menuju ke kamarnya untuk merapikan semua barang-barangnya.

Kini Jisoo dan Sehun menuju ke daerah Insadong. Lokasinya memang cukup jauh dari rumah Sehun. Jisoo tak mengerti kenapa Sehun membelikan rumah dengan lokasi yang berjauhan dengan tempat tinggalnya.

"Apa dia memang tak menginginkanku lagi? Apa ini cara dia membuangku?" Batin Jisoo.

Sehun menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah atap yang tak terlalu besar namun terlihat begitu nyaman. Lokasinyapun di keramaian dekat dengan beberapa pusat keramaian. Sehun menatap kearah Jisoo yang masih melamun.

"Hei kita sudah sampai" ucap sehun dengan membelai surai karamel Jisoo.

Sehun membantu Jisoo membawa koper dan beberapa barang milik Jisoo. Dia juga membantu Jisoo menata barangnya. Setelah selesai semua Sehun pamit untuk pulang. Jisoo sempat menahannya dan menawarkan untuk membuatkan ramen namun Sehun menolaknya.

Jisoo menatap punggung Sehun yang terus menjauh. Bahkan pria tersebut tak membalikkan badannya hanya untuk mengucapkan salam perpisahan. Sungguh sikap dingin Sehun membuat Jisoo merasa terluka. Belum juga perasaannya sembuh karena ditingal selamanya oleh sosok Seungri kini Sehun juga seperti mengabaikannya.

✖✖✖

For you
who still waiting this story
I love you more than 3000
💕

APHRODITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang