Chapter 5

3.6K 301 31
                                    

"Good morning, Mom." Boruto yang terbangun dari tidur nya berjalan menghampiri sang mommy yang berada di dapur. Mommy nya itu sedang memasak sarapan, mungkin itulah yang membuat bocah tersebut terjaga dari tidurnya akibat suara bising yang di timbulkan oleh SUTIL dan KUALI yang kini sedang beradu.

Boruto menguap sekali lagi, ia duduk di meja makan dan memopang dagunya sambil memperhatikan Hinata. "Mommy, besok para orangtua di suruh datang ke sekolah." Beri tahu nya lesu. Hinata sedikit menoleh, ia tersenyum lalu mengangguk.

"Jam berapa?" Tanya nya. Blue safir itu menerawang jauh, ia menatap langit-langit rumah berusaha mengingat pengumuman di sekolah kemarin.

"Jam 3 mom." Jawabnya.

Hinata menaruh sepiring nasi goreng itu di hadapan Boruto, wanita itu diam beberapa saat. Ia baru ingat kalau besok akan ada seorang direktur yang mengunjungi panti asuhan, bagaimana ia bisa ke sekolahan Boruto kalau seperti itu?

"Mommy bisa datang kan?" Tanya nya penuh harap. Hinata bingung, wanita itu hanya diam.

"Nanti mommy usahakan ya sayang." Jawabnya mengelus lembut surai kuning Boruto. Boruto mengangguk, ia mengambil sendok dan bersiap untuk menyantap masakan dari chef tercintanya.

-00-

"Eggh.." Netra Sakura mengerjab-ngerjab tat kala hordeng itu di sibak oleh Naruto. Gadis yang sedang hamil muda itu kembali menutup mata nya, dan memeluk guling nya dengan erat.

"Saku-chan, kau tidak bekerja?" Tanya Naruto lembut, Sakura menggeleng, ia menyingkirkan tangan pria itu dari pipinya.

Naruto menghela nafas, ia menatap dirinya di cermin sembari merapikan dasi biru nya yang berantakan. "Malam ini kita akan ke London, jangan lupa siapkan pakaian mu ne Saku-chan."

"Hn"

Serasa nya sudah selesai, Naruto segera memakai sepatu dan berlenggang pergi meninggalkan Sakura yang kini masih ingin bermalas-malasan. Sedangkan Sakura, gadis itu langsung duduk dan mengambil handphone nya yang tergeletak di atas meja.

.

.

.

"IBU!!!" Hinata yang merasa dipanggil menghentikan langkahnya,ia berbalik dan mendapati Violen berlari ke arah nya dengan senyuman lebar menghiasi wajah bocah manis itu.

"Ibu datang lebih cepat pagi ini." Ujar nya senang. Hinata mengangguk, wanita itu menggandeng tangan Violen selama perjalanan mereka menuju kelas.

Hinata dan Violen sudah sampai di kelas, kelas itu merupakan kelas kepompong yang ada hanya anak usia 3-5 tahun sebagai kelas bermain. Sedangkan lebih dari usia itu, mereka sudah di sekolahkan dengan khusus di luar sana.

Panti asuhan tempat Hinata bekerja memang bukan tempat yang bisa di remehkan oleh masyarakat, panti ini sudah terkenal dan di bangun sekitar 7 tahun yang lalu dan sudah mendapat sertifikat terbaik dari pemerintah. Dan sampai sekarang, Hinata tidak pernah bertemu dengan pemilik panti itu.

Naruto kini sudah kembali ke perusahaan nya, di ruangannya sudah ada Yamato dan juga Kiba. Pria itu duduk lalu memeriksa sebuah berkas yang tadi di berikan Kiba sebagai laporan, setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh, namun semua itu tidak membuat Naruto untuk beristirahat. Apa pria itu tidak lelah?

"Kau menemukan mereka Kiba?" Tanya Naruto di sela aktivitas nya. Kiba menggeleng, ia melirik ke arah Yamato.

"Mereka tidak berada di Tokyo tuan, aku yakin itu." Mendengar ucapan Yamato membuat Naruto harus menghentikan kegiatan nya. Safir nya menatap pria itu tak yakin. "Benarkah?" Yamato mengangguk.

-Pursuing a Dream- |EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang