Chapter 4

3.8K 312 50
                                    

'Kring'
'Kring'

Wanita bersurai indigo itu tersenyum saat mendengar suara lonceng dari arah di belakangnya. Ia berbalik, berjalan dengan mengendap-ngendap menuju ke arah dapur. "Mom?" Bisik Boruto saat melihat mommy nya yang sudah semakin dekat, kedua orang itu tersenyum iblis.

'SRAPP!!'

Hordeng itu disibak keduanya dengan cepat, netra nya beredar memperhatikan setiap sudut ruangan. Hinata menghela nafas gusar. "Hima-chan.. mommy dan juga nii-chan mu menyerah sayang. Ayo keluarlah.." kata Hinata sedikit meninggikan suara nya.

Himawari yang tadi sedang bersembunyi mulai keluar dari persembunyiannya, Hinata yang melihat itu bersedekap dada, mata nya menyipit. "Ternyata sedari tadi kau berada di bawah meja itu ya, dasar bocah nakal." Ucap Hinata sembari menarik hidung mancung putri nya itu gemas.

Himawari tertawa, bocah itu menjulurkan lidah nya untuk mengejek Boruto yang tak berhasil menemukan dirinya. Gadis kecil itu tersenyum penuh kemenangan. "Nii-chan kalah lagi, wlek!" Jebel nya.

Boruto merengut, ia membuang muka nya kesal. "Mommy sih, padahal kan Boru belum mau nyerah mom." Rajuknya. Hinata yang melihat itu tak bisa menyembunyikan kikikan geli nya, wanita itu mencubit kedua pipi buah hati nya dengan gemas.

hi hi

-oo-

Hinata baru saja kembali untuk membuat 3 cangkir coklat panas, di Swiss kini sedang turun salju, dan udara nya juga dingin. Sudah lima bulan mereka tinggal di Swiss, di sebuah rumah sederhana yang hanya mampu menampung tiga orang saja. Walaupun ada satu lagi, mungkin orang itu akan di tempatkan di kamar mandi. He he.

"Wah wah siapa nih yang pulang." Goda Ino saat melihat seorang pria masuk ke dalam ruangan Sakura.

Sakura yang mendengar itu membuka mata nya, alis nya mengerut saat tak di dapatkan seorang pun masuk ke dalam ruangannya. "Kamu ngigau ya pig! Orang tak ada siapa-siapa." Kata Sakura kesal. Ino yang melihat itu hanya bisa tertawa renyah.

"Tuh di belakang." Tunjuk nya ke arah pria yang kini sedang berdiri sambil membawa karangan bunga. Sakura menoleh untuk memastikan ucapan Ino, lagi-lagi ia tersenyum kecut.

Ternyata hanya sebuah bingkai foto, Sakura menatap sengit Ino yang baru saja mengerjainya. Lihatlah, gadis itu sekarang sedang menertawakan nya. "Kau rindu pada ku dear ?"

Deg!

Sebuah tangan baru saja melingkar pada perut buncit Sakura, pemuda dengan surai kuning itu baru saja memeluk nya. Emerlad nya menatap Ino yang tersipu, apakah ini mimpi? Seketika wajah Sakura memucat.

'CUP'

"Ouhhh,, sepertinya aku harus keluar.." yang di cium Sakura tetapi yang merona malah Ino, Sakura mengangguk mengizinkan Ino untuk pergi. Setelah pintu ruangannya di tutup, gadis itu berbalik untuk menatap wajah tampan calon ayah dari janin nya itu. Ia tersenyum, matanya berkunang.

.

.

.

Setelah mengantarkan kedua anak nya ke sekolah, Hinata kembali ke panti asuhan untuk bekerja. Disana ia hanya membantu bunda Yui mengurus anak-anak dan juga bayi yang kemarin baru saja di temukan di salah satu pondok di rumah makan.

Wanita cantik itu menguncir surai indigo nya tinggi, ia tersenyum ke arah anak-anak yang baru saja selesai mengajak main Chuki, anak bayi itu. "Ibu Hinata, tidak biasa nya ibu datang siang seperti ini." Salah satu anak mendekati Hinata dengan pipi mengembung, dan itu membuat Hinata gemas.

-Pursuing a Dream- |EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang