Chapter 3

4K 296 48
                                    

Brukk!!

Yamato terjatuh saat Naruto menghempaskan tubuhnya pada sebuah sofa di kamar inap nya. Yamato terbelalak saat tangan mengepal itu menuju kearahnya, tubuhnya terdiam..

Buaghhh..

Satu pukulan Naruto mengenai dinding tepat disebelah Yamato, pria bersurai pirang itu diam beberapa saat untuk meredakan emosi nya yang meledak-ledak. Dirinya perlahan menjauh dari tubuh Yamato.

"Kau yang menyuruh mereka datang??" Tanya Naruto menatap Yamato tajam, pria paru baya itu menggeleng.

"Mereka datang sendiri.." jawab nya. Naruto yang mendengar itu tertawa mengejek ucapan Yamato barusan.

"Mana ada tikus datang tanpa diundang, bukan kah sudah ku bilang suruh mereka datang bulan depan! Bukan sekarang!!" Gertak nya geram. Yamato yang mendengar itu perlahan juga mulai terbawa emosi, rahang nya mengeras. Ia berdiri dan itu membuat tatapan tajam Naruto tak lepas dari asisten nya.

"Ini bukan salah ku tuan Naruto, tapi kau terjebak dalam kesalahan mu sendiri!"

Yamato menghembuskan nafasnya, ia perlahan menatap safir itu tak kalah tajam. "Setiap anak merindukan ayah nya yang tak pernah pulang, sudah ku katakan untuk menemui mu bulan depan.. tapi mereka datang sendiri karena perasaan rindu yang telah kau tinggalkan pada mereka. Saat anak dan istri mu menangis menanti kehadiran mu kau malah bermain cinta dengan pemilik perusahaan itu tuan? " pertanyaan itu membuat safir Naruto membulat, jantungnya terasa tertohok akan ucapan itu. Apa ia salah?

"Tsk! Maaf kan aku tuan, kau tidak memilih mengejar mereka tapi malah ingin menghajarku. Apa kau sebegitu lupa dengan mereka? Hingga mereka pergi dari hotel ini yang tanpa kau ketahui mereka akan tinggal dimana? Cintamu bahkan dikalahkan dengan permainan licik nona Sakura. Lemah sekali kau.."

Yamato mengatakan kalimat terakhir nya, ia membuka pintu itu berniat untuk pergi. Namun sebelum itu ia sempat menoleh, membalas tatapan Naruto seolah mengisyaratkan sesuatu yang membuat pemuda itu kembali tersentak.

'Bersiaplah untuk kehilangan mereka Naruto, bersenang-senang lah..'

_

_

_

Sengggg!!! Sengggg!!

Suara tongsengan serta harum sedap yang berasal dari dapur masuk keindra penciuman seorang bocah yang kini masih terlelap didalam sebuah ruangan bermama kos-kosan.

Sederetan panjang kos-kosan itu hanya memiliki satu ruangam khusus untuk memasak, Hinata bahkan dibuat bingung dimana mereka harus memasak sarapan mengenal bahwasanya kosan itu tidak punya lagi sedikit ruang untuk memasak.

Setelah menjelajahi bersama sebuah peta, 3 langkah keluar ke kanan ia menemukan ruangan yang begitu bersih dan lengkap dengan meja makan, kompor, sutil, teplon dan panci.

Sementara Himawari mengantarkan makanan kekosan Hinata kini masih sibuk untuk membuat ayam takoyaki, ini adalah makanan kesukaan kedua anak nya yang menggemaskan itu.

Tentu saja Hinata dengan penuh semangat untuk membuatkan nya, sebelum nanti malam trevel yang mereka pesan akan sampai untuk membawa mereka ke Swiss.

"Yeayyyyy.." Boruto berteriak girang saat makanan kesukaan nya tersaji diatas tikar..

Hinata begitu bahagia saat melihat kedua malaikat kecil nya itu makan dengan lahab, tak terasa ayam itu tak tersisa lagi diatas piring. Hinata menatap piring nya yang hanya ada nasi yang masih utuh bahkan belum sama sekali ia sentuh, karena sibuk memperhatikan mereka diri nya sampai lupa untuk mengambil lauk.

-Pursuing a Dream- |EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang