Chapter 7

3.4K 328 64
                                    

Sakura menghampiri Hinata yang duduk sambil memangku Violen itu dengan semangat, gadis itu ikut duduk dan emerlad nya menatap lekat wanita itu. "Nee-san." Panggilnya, Hinata yang sedari tadi melamun mulai mengangkat kepala nya, ia tersenyum ke arah Sakura dan menyuruh Violen untuk masuk ke dalam kelas.

"Kau bahagia?" Pertanyaan Hinata membungkam Sakura. Gadis itu tersenyum licik.

"Aku sangat bahagia, oya kira-kira sebagai orang yang berpengalaman, kau tahu nama apa yang bagus untuk anak ku dan Naruto-kun ini nanti?" Tanya Sakura terlihat bahagia, Hinata tidak bisa menjawab, wanita itu hanya diam sembari menatap perut gadis itu yang membuncit.

Tiba-tiba tangan wanita itu terulur, Hinata tersenyum, ia ingin merasakan janin itu. Tapi belum sempat tangan nya sampai di perut Sakura, gadis itu sudah lebih dulu menepis nya. "Jangan pegang, atau dia akan bernasib sial." Celetuk nya tajam.

Hinata sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan Sakura barusan, melihat sosok bayangan menghampiri mereka membuat Hinata lantas mendongak. Kali ini bukan wanita, melainkan seorang pria yang datang dengan senyum sumringahnya dan duduk di samping gadis itu.

Amethyst Hinata menangkap betul blue safir Naruto yang bersinar itu memancarkan kebahagiaan saat merasakan kalau janin itu sedang menendang-nendang di dalam sana. Sakura sedikit meringis, ia mengelus perutnya karena sakit. Sedangkan Hinata? Ia merasa tak lebih dari sebatas obat nyamuk.

"Maaf saya harus pergi." Pamit Hinata undur diri. Wanita itu mempercepat langkah nya, ia lupa kalau hari ini para orang tua harus datang ke sekolahan.

Naruto yang melihat itu menatap lekat wanita yang masih menjadi istrinya itu dengan tatapan sendu, pria itu menghela nafas. Maafkan aku hime..

Wanita itu sedikit was-was sebelum menaiki taksi, ia takut jika Naruto mengikutinya. Hinata tidak siap kalau kedua anaknya itu tahu kalau ayah mereka sedang berada di negara yang sama, tidak.. Hinata sama sekali tidak akan membiarkan nya.

-00-

"Hei Boru, di mana mommy mu?" Seseorang yang sebaya dengan Boruto datang mengagetkan anak lelaki itu. Boruto sedikit menoleh, ia melipat kedua tangan nya dan menatap temannya itu malas.

"Mungkin sebentar lagi datang. Kenapa? Kau rindu pada mommy?" Jawabnya sembari bertanya balik. Anak perempuan bernama Nieya itu mengernyit, wajah nya sedikit merona.

"Oya, ngomong-ngomong kau ini perempuan kan?" Tanya Boruto penuh selidik. Nieya yang di tatap seperti itu tersentak, ia sedikit menjauhkan tubuhnya dari Boruto yang tadi berusaha mendekat.

Ya sebenarnya Boruto sedikit ragu, lihat saja penampilan anak perempuan berusia 10 tahun itu. Selalu memakai topi dan pakaian seperti lelaki pada umum nya, entah apa yang Nieya sembunyikan dalam topi nya itu. Mungkin ia memakai Kisprai supaya rambutnya itu tidak jatuh dari balik topi nya. Ya kan ya kan..

"Naru.."

Panggilan Sakura sampai ke indra pendengaran Naruto, pria itu mengangkat kepala nya. Ia sedikit melamun karena memikirkan sesuatu. "Kau tidak mengajak ku kemari bukan karena ada Hinata-nee kan?" Pertanyaan Sakura membuat Naruto terdiam. Pria itu memejamkan matanya, ia menggeleng pelan.

Sakura yang melihat itu menghela nafas lega, ia bangkit dari duduk nya sambil berdecak pinggang. "Uhh duduk sepeti ini membuat perut ku keram. Aku masuk duluan ya Naruto-kun." Ucap Sakura berlalu meninggalkan Naruto sendiri di tempat itu.

Naruto sedikit melirik jam tangan nya yang sudah menunjukkan pukul 4 sore, pria itu termenung sambil menatap langit. Semua ini berkat Yamato, kalau tidak, mungkin ia tidak akan pernah bertemu dengan Hinata.

-Pursuing a Dream- |EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang