[ Five : Another Side of Bad Boy ]

670 59 1
                                    

Elka memarkirkan motornya di tepi warung bercat abu-abu yang letaknya paling pojok di area gang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elka memarkirkan motornya di tepi warung bercat abu-abu yang letaknya paling pojok di area gang ini.

Gadis itu berjalan menuju segerombolan anak laki-laki yang sedang bersendau gurau di samping luar warung sambil menyesap segelas kopi hitam dan menghisap batangan nikotin.

"Eh, Elka?!"

"Eh, Panji?!" Elka menirukan gaya sapaan Panji untuk dirinya.
Elka mendaratkan bokongnya di salah satu bagian lincak yang kosong. Lalu mengedarkan pandangannya ke segala area warung ini.

"Gue mau nambah kopi, lo mau titip sekalian nggak?" Elka sedikit terperanjat mendengar suara Samurai yang tiba-tiba berada tepat disampingnya.

Elka mengibas-ngibaskan tangannya ke depan wajahnya. "Enggak. Makasih tawarannya, Sam."

Laki-laki itu kemudian mengangguk kemudian berjalan ke arah warung sambil membawa tiga cangkir kosong.

"Kok Innu sama Angga nggak kelihatan ya, Pan?" tanya Elka pada laki-laki disebelahnya.

Panji kemudian menolehkan kepalanya ke arah Elka. "Lagi beli kapas sama obat merah. Tuh anaknya baru aja sampe!"

Netra Elka mengikuti arah jari Panji yang menunjuk pada dua anak manusia yang baru aja turun dari motornya.

"Kalian abis tawuran lagi?"

Panji menghisap rokoknya kemudian mengeluarkan asapnya ke arah berlawanan dari tempat Elka duduk. "Belum ada lima menit, aparat udah dateng wae."

"Terus kenapa itu dua malika beli obat merah sama kapas?"

"Gobloklah mereka. Udah tau lagi dikejar aparat, mereka berdua malah naik motor sambil keasyikan freestyle."

Elka memutar bola matanya mendengar penuturan Panji. "Gue kesana dulu.

Elka melangkahkan kakinya menuju dua anak manusia yang sedang mengobati lukanya. "Gue tau goblok itu gratis, tapi ya jangan lo borong semua kali lhur."

Baik Innu maupun Angga langsung mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Kedua pemuda itu sontak nyengir bersamaan melihat kehadiran Elka.

"Udah jelek, makin jelek aja kan kalian berdua."

Elka ikut duduk sedeprok di depan Angga dan Innu. Gadis itu mengambil kapas lalu meneteskan beberapa tetes ke kapas tersebut lalu mengarahkannya ke siku kiri Innu.

"Aw! Pelan-pelan, El -WADUWW!"

"Ngakunya sih bad boy, tapi baru luka dikit aja udah teriak-teriak kayak emak-emak mau lahiran."

Innu yang sedari tadi meringis perih kini menjadi terkekeh kecil melihat teman kecilnya itu sibuk mengomel sambil mengobati lukanya.

"Lo nyungsep juga nggak kayak si Innu, Ga?"

SKETCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang