[ Twentyseven : I'm (not) Okay ]

391 35 0
                                    

(Rekomendasi lagu : iKON — Don't forget *check multimedia)

Bulan pertama di tahun ini hujan kerap turun membuat suasana mendadak menjadi mellow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bulan pertama di tahun ini hujan kerap turun membuat suasana mendadak menjadi mellow.

Hujan identik dengan kenangan.

Kenangan adalah memori-memori di masa lalu yang dibiarkan terurai di dalam ingatan atau malah disimpan rapat-rapat agar tak muncul lagi ke permukaan.

Elka memandangi rintikan hujan dari balik jendela kelas. Telinganya ia sumpal menggunakan earphone berwarna merah-hitam, hadiah ulang tahun kelima belas dari kakak laki-lakinya.

Lagu dont't forget dari Ikon ——boyband asal korea kini memenuhi indra pendengaran Elka. Elka bukan seorang fangirl seperti Emma dan Sani. Bahkan ia sendiri tidak tahu bagaimana lagu ini bisa bertengger manis di playlist musiknya. Namun setelah Elka dengarkan berkali-kali lalu ia search arti lirik lagu ini entah mengapa Elka seperti terhipnotis dalam setiap kata dalam liriknya.

Pandangan Elka tetap tertuju pada rintikan-rintikan hujan diluar sana namun bibirnya bergumam lirih arti dari lagu yang sedang ia dengarkan

"Kita masih muda namun dalam kejujuran kita menjadi dewasa karena satu sama lain."

"Aku harap kau mengingat semuanya karena terlalu indah untuk membuangnya begitu saja. Aku harap kau bahagia karenaku, karena aku bahagia karenamu."

Ujung bibirnya terangkat membentuk sebuah lengkungan tipis. Memorinya berkilas baik pada segala moment-moment tiga bulan terakhir.

Segala moment bersama laki-laki pemilik mata tajam. Laki-laki yang selalu memberinya support dan menjadi orang yang selalu menguatkannya. Laki-laki yang selalu memandang dirinya dengan tatapan yang sama ketika seluruh warga sekolah memandangnya remeh.

Aldikta.

Lagi-lagi senyum Elka mengembang. Mengingat awal pertama kali dirinya dan Dikta bertemu hingga berlanjut sampai sekarang.

Segalanya terasa seperti mimpi.

Mimpi yang indah, hingga Elka enggan untuk bangun.

'Ctak!'

Elka menjengkit kaget, sebuah pensil baru saja disentilkan dengan sengaja di jidatnya. Sang pelaku sedang ketawa cekikikan seperti kuntilanak.

"Apaan sih, Dan?!?"

"Ahahaha! Anjir liat ekpresi lo tadi bikin perut gue sakit. Duh, astaga!"

Elka melepas earphonenya lalu menatap Zidan garang. "Awas aja kalau ntar gue didiagnosa kena penyakit jantung. Lo orang pertama yang bakal gue mintai pertanggungjawaban."

"Dasar anak bontot Pak Alen lebay amat."

Zidan main seenaknya duduk di meja Elka, membuat pemilik meja makin bersungut-sungut. "Turun atau gue tipuk lo pake KBBI yang belum gue kembaliin dari perpus?!?"

SKETCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang