Tepat pukul delapan pagi aku sampai di kampus. Sebenarnya aku masuk pukul satu siang, tapi karena aku berniat untuk membalaskan dendamku pada Harry dan aku melihat dijadwal kelasnya—yang kalian tidak perlu tau dari mana aku mendapatkannya—dia ada kelas jam sembilan pagi, jadi aku rela datang pagi-pagi hari ini. Melangkahkan kakiku menyusuri halaman depan gedung fakultasku, aku mencari-cari tempat yang tepat untuk bersembunyi. Akhirnya aku memilih untuk berdiri di balik dinding tangga pintu masuk.
Ok, aku sudah siap.
Dari balik dinding tangga, aku terus memperhatikan setiap orang yang berjalan melewati halaman depan fakultas. Setelah menunggu cukup lama, mataku menangkap keberadaan diri nya yang baru saja melangkah memasuki halaman depan fakultas. Dengan segera aku menggunakan topi baseball, dan langsung melangkah mendekatinya. Ketika aku sudah sampai di sekitar area air mancur yang memang berada di tengah-tengah halaman, dan begitupun dengannya, aku mulai bersiap untuk mendorong tubuhnya. Ketika aku lihat ada seorang pria bertubuh cukup besar yang berjalan tidak jauh darinya, senyuman licik langsung terukir di wajahku.
Rasakan ini Styles. Kemudian langsung saja dengan sekuat tenaga aku mendorong pria itu. Ketika pria itu terhuyung ke samping, tubuhnya langsung menabrak tubuh Harry dan...
Byurr!
Tubuh Harry tercebur ke dalam kolam air mancur, dan seluruh pakaiannya basah kuyup. Sambil terus berjalan, aku tersenyum puas ketika melihatnya. Selamat Qila, rencanamu berhasil! Batinku berseru penuh kegembiraan.
"Bodoh! Tidak bisakah kau berjalan dengan hati-hati!" Aku bisa mendengar Harry yang menggeram marah di belakang tubuhku.
Menghentikan langkahku, aku sedikit menoleh ke belakang. Harry yang basah kuyup sedang dibantu berdiri oleh pria yang tadi sengaja aku dorong. Walaupun sudah ditolong, Harry masih saja memarahi pria itu. Aku jadi merasa bersalah dengan pria itu. Aku melihat Harry menyuruh pria itu pergi, dan setelah itu dengan penuh kekesalan Harry mulai melangkah ke arah yang sama denganku. Dengan cepat aku membalik tubuhku dan melangkah ke arah lain untuk bersembunyi. Melihat pohon terdekat, dengan segera aku melangkah kesana dan bersembunyi di baliknya. Dari balik pohon aku melihat Harry melangkah dengan menghentak-hentakkan kakinya, merasa kesal. Dia benar-benar basah kuyup dari atas sampai bawah. Haha...bagaimana rasanya, Styles?
"Lihat saja nanti Louise, aku akan membalasmu!" Serunya, sambil terus berjalan.
Aku terkekeh sambil sedikit menggeleng ketika mendengarnya. "Baiklah, Styles, baiklah. Aku akan terus mengikuti permainanmu sampai kau lelah."
**
Jam menunjukkan pukul 12.45, aku sudah duduk manis di kelas yang sudah mulai terisi oleh beberapa mahasiswa. Lyra dan Aurora masih belum datang, dan untungnya walaupun aku dan Harry satu jurusan, aku tidak satu kelas dengannya. Jadi aku tidak terkena pembalasannya. Setidaknya belum.
Sungguh, aku masih belum bisa berhenti tersenyum ketika membayangkan seluruh pakaian pria menyebalkan itu basah. Dan aku rasa tadi itu dia harus kembali ke rumahnya untuk berganti pakaian. Jika kalian bertanya apakah aku merasa bersalah telah membuat dia seperti itu? Jawabannya, tentu saja tidak. Untuk apa aku merasa bersalah untuk pria itu.
"Qi, kau sudah berada di sini rupanya." Terdengar suara Aurora.
Mendongak dan aku mendapati dirinya dan Lyra sedang berjalan menyusuri anak tangga untuk menghampiriku yang berada di bagian tengah, deretan bangku bagian keempat dari bawah. "Hi kalian." Sapaku, sambil tersenyum ke arah mereka berdua. Mereka berdua duduk didua bangku kosong yang ada di sebelah kananku. Lyra di sebelahku, dan Aurora di sebelahnya.
"Kau kelihatan berbeda hari ini. Ada apa, eh?" Tanya Lyra, sambil meneliti setiap inci wajahku yang menampilkan senyuman.
"Tanpa aku jelaskan pun, aku yakin kau sudah mengetahuinya." Balasku, masih terus tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemies
FanfictionAquila dan Harry. Jangan kira mereka berdua adalah dua orang yang berteman apalagi bersahabat. Ketika melihat mereka saling berpapasan pasti kalian akan langsung kaget dengan tatapan menyeramkan yang mereka berikan, seakan bersiap untuk membunuh sat...