Ting nung!
"Qila, bisa tolong bukakan pintunya?" Pinta ibu dari arah dapur. Aku yang sedang duduk menonton tv di ruang tamu langsung bangkit dari sofa, dan dengan segera melangkah menuju pintu.
Ting nung!
"Iya, sebentar!" Ucapku sedikit berseru ketika bel rumah kembali berbunyi. Memutar kunci, lalu aku menarik knop pintu ke arah dalam. "Ya—" sekita aku terdiam melihat dirinya ada di sini. Untuk apa dia datang kemari?
"Hi." Sapanya sambil tersenyum begitu lebar.
Aku mengernyit menatapnya. "Kenapa kau ada di sini?"
"Aku ingin mengantarkanmu ke kampus, sekaligus aku ingin menyerahkan tugas kepada Mr. Backer." Ujarnya, membuat keningku semakin mengernyit.
Ada apa dengan dia? Kenapa dari kemarin sikapnya aneh?
"Qila, siapa yang datang?" Tanya ibu dari arah belakang tubuhku.
Dengan cepat aku menoleh ke belakang, dan sudah mendapati ibu berada dibeberapa langkah di belakangku. Dan sebelum aku sempat menjawab pertanyaan ibu tadi, ibu langsung tampak tersenyum senang ketika mendapati Harry berdiri di ambang pintu. "Oh pria tampan nan baik hati ini lagi yang datang rupanya." Ucapnya, berjalan semakin mendekat ke arah kami berdua.
Aku bingung kenapa ibu selalu memujinya seperti itu.
"Selamat siang Mrs. Bolton."
"Mulai sekarang panggil saja aku Lawrence atau kau bisa memanggilku Ibu."
Terkejut, aku langsung menoleh menatap ibu yang berdiri di sampingku, menatapnya penuh tanda tanya. "Ibu, apa maksudnya...?"
"Kenapa sayang? Dia itu kan kekasihmu, jadi tidak masalahkan kalau dia juga memanggil Ibu dengan sebutan "Ibu"?"
"Ya, ta-tapi..."
"Sudahlah tidak apa-apa. Dan Harry silahkan masuk, buatlah dirimu senyaman mungkin di rumah ini." Ibu langsung saja menarik Harry masuk ke dalam. Dan aku hanya bisa menghela nafas berat, sambil mengikuti mereka. "Ohya, kau ingin minum apa? Teh, kopi, susu, jus, atau air putih?" Lanjut ibu lagi.
"Hmm...aku rasa tidak perlu Mrs. Bolton, maksudku Ibu. Aku kesini karena ingin menjemput Qila untuk ke kampus."
"Tapi, bukannya hari ini kau tidak ada kelas, Qi? Kau tidak memberitahukan Harry?" Tanya ibu kepadaku, dan Harry pun langsung menoleh ke arahku, seakan meminta jawaban.
"Ya, aku tidak ada kelas hari ini." Balasku sambil menoleh sesaat ke arah Harry yang saat ini tampak sedikit terkejut sekaligus bingung. "Maaf." Gumamku, seraya sedikit menunduk.
Tapi, untuk apa aku menggumankan kata maaf?
"Hmm...ya, tidak masalah. Maaf ya karena kedatanganku telah mengganggu waktu kalian."
"Kau sama sekali tidak mengganggu waktu kami, Harry. Dan jika kau ingin datang lagi setelah urusanmu di kampus selesai, atau kapanpun kau mau datang lagi, pintu rumah ini akan selalu terbuka untukmu." Ujar ibu, sambil sedikit meremas lengan Harry, dan ibu juga memberikan senyuman yang begitu manis kepada Harry.
Aku bingung kenapa ibu bisa begitu menyukai Harry.
Balas tersenyum kepada ibu, Lalu Harry sedikit mengangguk. "Ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu. Selamat siang Mrs—Ibu." Kemudian dia menoleh menatapku. "Dan Qi, sampai ketemu lagi di kampus." Ucapnya, sambil tersenyum, yang sekali lagi senyuman itu terlihat aneh di mataku. Dan setelah itu dia berjalan pergi keluar dari rumahku.
Masih berdiri di dekat pintu dengan ibu yang berada di sebelahku, kami berdua menatap kepergian Harry dengan mobilnya. "Ibu tau Harry itu orang yang baik, jadi jangan sampai kau mengecewakannya lagi seperti tadi." Ujarnya sambil menepuk bahuku sesaat. Lalu setelah itu dia pergi meninggalkanku yang masih berdiri terdiam di dekat pintu.
Entah kenapa setelah mendengar ucapan ibu tadi seperti ada sesuatu yang mengganjal pikiranku. Tapi aku tidak yakin hal apa itu. Hanya saja aku seperti merasa bersalah, tapi merasa bersalah karena apa? Karena telah mengecewakan Harry? Tapi apa tadi aku telah mengecewakan Harry? Ah, sudahlah lupakan saja. Menggelengkan kepalaku cukup kuat, lalu dengan cepat aku menutup pintu rumah dan bergegas menuju kamarku.
**
Aku masih bingung dengan sikap Harry beberapa hari ini. Entah karena dia hanya berpura-pura bersikap manis di depan ibu, tapi sikapnya yang berbeda, seperti sikap pria manis pada umumnya, setiap kali bertemu denganku sambil memberikan senyuman yang menurutku terlihat aneh itu membuat dirinya bukanlah seperti Harry yang biasanya. Seperti yang kalian tau, Harry yang biasa kutemui adalah seorang pria yang super-super menyebalkan, jadi ketika melihat dirinya yang bersikap menjadi pria yang manis justru terlihat aneh di mataku.
"Hey, jangan melamun." Suara itu secara tiba-tiba mengejutkanku. Menoleh, aku mendapati ada sebuah botol berisi jus yang terulur di samping tubuhku. "Sebagai ucapan terimakasihku karena beberapa hari lalu kau sudah membantuku." Mendongak, aku pun melihat Harry berdiri di sampingku.
Lihat? Sikapnya aneh, bukan?
"Kenapa? Tenang, aku tidak memberikan racun apapun dalam minuman ini." Ucapnya lagi, dan aku masih saja terdiam sambil menatap secara bergantian dirinya dan juga botol jus yang masih dia ulurkan ke arahku. "Ya sudah, aku letakkan di sini, ya." Setelah meletakkan botol jus itu di atas meja, Harry pun melangkah pergi meninggalkanku yang masih saja terdiam sambil menatap kepergiannya.
Mengalihkan pandanganku pada botol yang berisi jus berwarna ungu itu, lalu aku pun mengambilnya dan entah kenapa senyumanku sedikit mengembang. Hey, tapi kenapa aku justru tersenyum?
"Hey!" Dan lagi-lagi ada yang mengejutkanku. Tapi bukan dari orang yang sama.
"Bisakah kalian tidak mengejutkanku seperti itu?" Ucapku, sambil sedikit menampar bahu Lyra dan Aurora yang saat ini sudah duduk mengapit diriku. Mereka berdua hanya tertawa cekikikan.
"Sendirian saja di kantin." Ucap Lyra, dan aku meresponnya hanya dengan mengangkat bahu.
"Ada minuman baru, ya? Atau kau beli di luar?" Tanya Aurora sambil mengambil botol jus yang ada di hadapanku.
"Hmm...aku beli di minimarket dekat rumahku tadi sebelum berangkat ke kampus." Entah kenapa aku ragu untuk menjawab kalau itu pemberian dari Harry.
***
Vote dan comment nya di tunggu. See you in the next chapter :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemies
FanfictionAquila dan Harry. Jangan kira mereka berdua adalah dua orang yang berteman apalagi bersahabat. Ketika melihat mereka saling berpapasan pasti kalian akan langsung kaget dengan tatapan menyeramkan yang mereka berikan, seakan bersiap untuk membunuh sat...