Melangkah turun dari mobil, aku langsung mengecek ponselku. Ada satu pesan masuk dari Lyra, yang ternyata dia sudah menungguku di halaman belakang kampus, di mana acara festival musik berlangsung, dan dia menungguku di bagian booth minuman. Dari area parkir aku segera bergegas ke sana.
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 19.30, dan aku rasa acaranya sudah di mulai karena terdengar suara-suara yang menggema dari pengeras suara. Sampai di halaman belakang kampus yang sudah dipenuhi cukup banyak orang. Aku segera mencari keberadaan booth minuman. Sambil berjalan perlahan, aku mengarahkan pandanganku ke segala penjuru. Ketika menoleh ke arah jam sepuluh, aku pun menemukan keberadaan booth itu dan segera melangkahkan kakiku kesana. Tepat ketika jarakku hanya tinggal beberapa meter lagi, Lyra langsung menyadari keberadaanku. Dia tampak menggerakkan tangannya, mengisyaratkan agar aku segera menghampirinya.
"Hey, kau sudah menunggu lama, ya?" Tanyaku, sambil berdiri menghadapnya.
"Ya, lumayan. Sekitar tiga puluh menit."
"Maaf ya, tadi aku harus membantu adikku mengerjakan tugas sekolahnya." Ucapku, dan Lyra tampak mengangguk.
Tersenyum ke arahnya, lalu aku sedikit membalik tubuhku untuk melihat ke arah panggung yang berada dibeberapa puluh meter di depanku. "Ohya, Ly, apa kau sudah bertemu dengan Aurora?" Tanyaku, kembali menoleh ke arahnya dan mendapati dirinya baru kembali dari mengambil minuman.
"Ya, tadi aku sempat bertemu dengan dia. Dan tadi dia sedikit kesal karena kau belum datang." Balasnya, sambil memberikanku sebuah gelas biru yang berisi minuman.
"Thanks." Menerima minuman itu, lalu aku meminumnya sedikit. "Tapi tadi kau bilang kepadanya kan, kalau aku akan datang?" Tanyaku kemudian.
"Tentu aku mengatakannya. Dan dengan sedikit alasan, baru akhirnya dia tidak marah lagi." Ujarnya, membuatku sedikit terkekeh.
"Lalu, kapan dia dan grup paduan suaranya akan tampil?" Tanyaku, lalu Lyra tampak menatap jam tangannya.
"Hmm...sekitar lima belas menit lagi."
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita langsung mendekat kesana saja?"
"Ayo."
Aku dan Lyra segera melangkah untuk lebih mendekati panggung. Baru melangkah beberapa meter dari booth minuman, tiba-tiba aku merasakan ada yang menarik lenganku. Dengan terkejut aku langsung membalik tubuhku, dan Lyra yang berjalan di sampingku juga langsung berhenti melangkah.
Aku mengernyit ketika mendapati pria sialan itu ada di hadapanku. "Untuk apa kau ada di sini? Kau kan sedang diskorsing. Dan lepaskan tanganku!" Ujarku, sambil menyentakkan tanganku darinya.
Setelah aku mengatakan itu, dia tampak memutar matanya sesaat. Kemudian dia kembali menatapku dengan serius. "Bisa kita bicara? Hanya berdua saja." Ucapnya, seraya melirik sesaat ke arah Lyra.
Baru aku ingin membuka mulutku, secara tiba-tiba Lyra berbicara, "hmm...ya sudah, Qi, aku kesana duluan, ya?"
Aku pun dengan cepat menoleh dan mendapati Lyra yang sudah melangkah pergi. "Lyra tunggu!" Panggilku, tapi Lyra sama sekali tidak menoleh. Mendengus kesal, aku kembali menoleh ke arah pria menyebalkan yang masih berdiri di hadapanku. "Kenapa kau justru menyuruh dia pergi?! Jika kau ingin membicarakan soal hal kemarin, kau tidak perlu—"
"Ikut denganku." Ucapnya, langsung meraih tangan kiriku dan menarikku pergi bersamanya.
"Hey! Apa yang ingin kau lakukan?! Lepaskan tanganku!" Seruku, sambil berusaha melepaskan tanganku darinya. Harry sama sekali tidak mengubrisku. Dengan langkah kakinya yang cepat, dia terus membawaku sampai keluar dari halaman belakang kampus. Perasaan ngeri mulai menghantuiku ketika dia membawaku menuju area taman yang begitu sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemies
FanfictionAquila dan Harry. Jangan kira mereka berdua adalah dua orang yang berteman apalagi bersahabat. Ketika melihat mereka saling berpapasan pasti kalian akan langsung kaget dengan tatapan menyeramkan yang mereka berikan, seakan bersiap untuk membunuh sat...