Chapter 1

1.3K 62 5
                                    

Author's POV

Hari ini adalah hari pertama Lucy masuk kesekolah barunya, Saverns Senior High School. Yang terletak disebuah kota dengan intensitas curah hujan tahunan rata-rata 11.516 mm, yaitu di Cropp River, Selandia Baru.

Lucy pindah kesini karena ayahnya yang meninggal beberapa bulan, dan ibunya yang tidak kuat akan kenangan bersama ayahnya yang memutuskan untuk pindah kesini meninggalkan kenangan sedih itu.

Sesampainya Disekolah...

'Hhh... Kenapa susah sekali sih mencari sebuah ruangan saja.' Gerutu Lucy dalam hati karena tak kunjung menemukan ruangan sang kepala sekolah.

Setelah berulang kali mengelilingi sekolah yang pastinya tidak kecil itu, ia bersyukur ada mahasiswa yang mau membantunya.

"Hai, kau murid baru ya ?, apa ada yang bisa kubantu ?" tanya lelaki itu sambil berjalan mendekat.

"A-aku mencari ruang kepala sekolah." jawab Lucy sambil tergagap.

"Baiklah, aku akan membantu mengantarkanmu ke ruang kepala sekolah." ucap lelaki itu sambil berjalan mendahului Lucy.

Tanpa berbicara banyak kata lagi, Lucy langsung mengikuti langkah kaki jenjang lelaki itu dengan sedikit berlari kecil karena ia sudah tertinggal cukup jauh.

Keheningan melingkupi perjalanan mereka sampai akhirnya mereka tiba di depan ruang kepala sekolah. Lelaki itu pun menoleh sambil berkata.

"Nah, sekarang kita sudah sampai. Kau mencari ruang kepala sekolah, kan ?" ujar lelaki itu sambil tersenyum tipis kepada Lucy.

"Ekh-ah i-iya te-terima kasih." Lucy juga membalas senyuman laki laki itu dengan canggung.

Kemudian, lelaki itu melenggang pergi meninggalkan Lucy setelah menganggukkan kepalanya.

Sebelum Lucy mengetuk pintu ruang kepala sekolah, laki laki itu tiba tiba kembali berbalik hendak menanyakan namanya, karena memang laki laki itu belum mengenal Lucy.

"Oh iya, siapa namamu ?" lelaki itu menatapnya sambil menaikan sebelah alisnya.

"A-aku Lucy, Lucyana Areolla Gilbert." laki laki itu kembali kehadapan Lucy sambil menjabat tangan Lucy tanpa izin darinya.

"Aku Stefan L. Salvatore, panggil saja aku Stefan." laki laki yg mengaku bernama Stefan itu tersenyum kepada Lucy.

'Ohh ya, Stefan. Nama yg bagus menggambarkan sosoknya yang tampan dan err.. Sexy'. Lucy langsung mengutuk dirinya setelah kata-kata jahanam itu keluar dari dirinya pada orang yang baru ia kenal hari ini, meskipun dalam hati.

"Hm... Baiklah Lucy, sekarang kita menjadi teman." ucap laki laki itu dan dibalas oleh anggukan antusias Lucy, karena ia sangat senang langsung mendapat teman yang baik seperti Stefan.

Setelah laki laki itu melambaikan tangan dan pergi menghilang diujung lorong, Lucy tersenyum manis mengingat tangannya di jabat oleh Stefan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Lucy tersenyum senyum sendiri memikirkannya, kemudian mengetuk pintu. Setelah mendapat sahutan dari dalam ruangan, Lucy pun masuk kedalam menemui kepala sekolah dan bertanya kelas apa yang akan di tempati Lucy.

🍁🍁🍁🍁🍁

My Boyfriend Is A Demon [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang