Chapter 9

259 11 1
                                    

Hi !!!, I'm come back. Yuh cuss langsung aja ya...

Sorry for typo
-
-
-
-
-
Vote & coment ya...
-
-
-
-
-
Happy Reading

🌞🌞🌞🌞🌞

Author's POV

Waktu dini hari menjelang pagi tiba. Saatnya Sang Dewi Malam beristirahat dan digantikan dengan Raja Siang yang mengeluarkan semburat orange nya yang indah itu, memamerkan betapa indah dan merajainya Sang Raja Siang itu.

Dan itu terbukti dari cahaya yang merangsek masuk ke dalam sebuah ruangan yang terdapat seorang gadis cantik tengah asik menenggelamkan wajahnya diantara lipatan selimut dan tidak peduli pada hari yang beranjak pagi.

Sebelum cahaya Sang Raja Siang itu menyentuh Sang Gadis, benda digital 'sialan' yang ada diatas nakas itu berbunyi nyaring. Bunyinya yang berisik itu membuat seonggok tubuh yang sedang bergelung nyaman, menggeliat.

Dengan mata masih terkantuk-kantuk, dia menggapai-gapai benda sialan yang mengusik tidurnya itu dan mematikannya. Sesaat benda itu mati, Sang Gadis kembali roboh dan berakhir dilipatan benda empuk yang disebut bantal itu.

Hening beberapa saat. Hingga Sang Gadis hampir memasuki alam mimpinya, suara lantang wanita paruh baya yang berteriak dari luar pintu kamar itu menyentakkannya kembali ke alam nyata.

"LUCY ?!! AYO BANGUN !!!. KALAU TIDAK BANGUN JUGA, MOMMY POTONG UANG JAJAN KAMU !!."

Mendengar itu, gadis yang dipanggil Lucy itu langsung meloncat bangun dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi sambil berteriak menyahut suara Mommy nya itu.

"IYA IYA MOM, AKU SUDAH BANGUN!!."

Dengan setengah sadar, Lucy memposisikan dirinya didepan cermin sambil mengumpulkan serpihan-serpihan nyawanya agar padat kembali setelah memuai.

Dengan gumaman tidak jelas karena sedang gosok gigi, Lucy masih sempat mengumpat betapa begitu mudahnya dia melupakan kejadian sore kemarin. Tentang Stefan yang ingin berangkat bersama dirinya. Dan sekarang dia harus bergegas dengan cepat.

🍁🍁🍁🍁🍁

Stefan's POV

Kenapa dengan diriku ini ya Tuhan !!. Hell !!! Semalaman aku tidak bisa tidur sama sekali, bahkan merasa lelah pun tidak. Sekarang aku hanya mondar mandir dikamarku sambil sesekali duduk dan menggonta-ganti channel TV yang tidak kulihat sama sekali.

Akhirnya harapanku terkabul ketika perlahan lahan cahaya matahari masuk lewat celah gorden yang tertutup. Aku sudah tudak sabar lagi ingin berangkat sekolah. Karena sebelum berangkat sekolah aku harus menjemput gadisku dulu.

Ingat ! GADISKU. catat itu.

Kulihat jam weker digital diatas nakas menunjukkan pukul 06.00 am. Baiklah aku harus bersiap untuk menjemputnya.

Tidak lama membutuhkan waktu untukku bersiap, hanya 15 menit. Lekas aku turun kebawah karena memang kamarku dilantai 2. Ketika melewati dapur, aku ingin makan tapi aku merasa sudah kenyang.

My Boyfriend Is A Demon [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang