Chapter 19

238 15 0
                                    

Lanjut⏩⏩⏩

Happy Reading!
-
-
-
-
-
Sorry for typo
-
-
-
-
-
Vote & comment


Aythor's POV

Hari hari cepat berlalu. Hari berganti jam, jam berganti, dan menit berganti detik. Begitu pula hubungan antara  Lucy dan Stefan semuanya berjalan lancar sejak kepulangannya dari pack Aiden.

Kecuali satu. Pikiran mengenai Lucy, tentang dirinya sendiri, yang masih membingungkan. Dirinya itu apa ?. Sejak kepulangannya dari pack Aiden, tentang lukanya yang bisa sembuh dengan sendirinya.

Ayahnya makhluk penghisap darah atau biasa disebut vampire, Dan ibunya werewolf. Kalau begitu dia apa ? Half-vampire-werewolf, atau apa ?. Itulah benerapa pertanyaan yang belum Lucy dapatkan jawabannya.

"Sayang... Sayang!, Lucy!?" panggil Stefan yang melihat Lucy lagi lagi melamun.

"E-eh iya, kenapa tadi ?" sahut Lucy yang sudah kembali dari lamunannya.

"Kau melamun." jawab Stefan menatap sedih mate nya. Tidak, bukan sedih diabaikan. Tapi, dia merasa khawatir ketika ia melihat Lucy melamun.

"Maafkan aku..." sahut Lucy lirih sambil memandangi air kolam yang jernih.

Sekarang ia dan Stefan sedang berada di kolam renang mansion Stefan. Karena Mom Lucy belum juga pulang dari luar kota. Jadilah Lucy tinggal bersama Stefan sampai Mom nya pulang.

"Tidak apa apa, kemarilah!" Lucy pun menurut, duduk diatas pangkuan Stefan dan memeluknya erat. Tempat ternyaman bagi Lucy adalah berada dalam pelukan Stefan. Jika dipeluk, Lucy merasa terlindungi.

Lucy merasakan Stefan mulai menciumi ceruk lehernya tapi dia membiarkannya saja. Lucy sudah sangat hafal apa yang diinginkan Stefan sekarang. Darahnya. Lucy tahu, Stefan sudah sangat berusaha menahan agar tak menggigitnya bahkan berusaha untuk tidak meminum darah Lucy yang berujung demam tinggi. Stefan sudah pernah mengalaminya minggu kemarin dan berakhir dengan Lucy yang memaksa Stefan meminum darahnya. Dan Lucy tidak mau Stefan mengalaminya lagi.

"Bisa kita lakukan di dalam saja ?" tanya Lucy dan dalam sekejap dia dengan Stefan sudah sampai di ruang santai.

Stefan mendongakkan kepalanya dan Lucy bisa melihat raut wajah Stefan yang menampilkan kesakitan. Pasti karena sudah beberapa hari ini Stefan berusaha menahannya. Mata merahnya menggelap dengan alis tengah yang tertarik keatas. Seperti menunjukkan ekspresi enggan.

"Tidak apa apa...kau sudah berusaha. Kau patut mendapat hadiah, sayang..." ini dia jurus jitu Lucy untuk merayu Stefan agar mau meminum darahnya dengan memanggilnya dengan panggilan sayang.

Dan benar saja, Stefan langsung tersenyum tipis tak kentara yang masih bisa dilihat oleh Lucy. Perlahan Lucy menelengkan kepalanya ke kanan, memberikan akses untuk Stefan dan Stefan mulai mendekatkan kepalanya pada leher Lucy secara perlahan pula.

Lucy merasakan ada sesuatu yang runcing menyentuh permukaan lehernya. Lucy juga merasakan lehernya serasa dilubangi sesuatu yang berhasil meloloskan desahannya. Stefan pun mulai meminum darah yang keluar dari gigitan yang dia buat sambil mendengarkan desahan desahan mate nya yang merdu.

Stefan sudah beberapa kali meminum darah mate nya. Tapi darahnya masih saja tetap terasa manis, sangat manis.

"Ssslllrrruupppp.... Ssslllrrruuupppp, ahhhh..." suara dan desahan nikmat Stefan terus sahut menyahut dengan desahan Lucy yang tak beraturan.

My Boyfriend Is A Demon [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang