Chapter 20

248 6 0
                                    

Kuylah langsung ajah ⏩⏩

Happy Reading !
-
-
-
Vote & Comment
-
-
-
Sorry for typo
-
-
-

Author's POV

Tak terasa hampir 2 bulan lamanya sejak Lucy menetap di rumah, ralat mansion Stefan.

Semenjak perubahannya, Lucy suka sekali menempel pada Stefan. Bahkan sampai Stefan merasa dia bukan kekasihnya, tapi induknya. (Author: "Kasian banget lu.")

Lucy juga masih susah mengendalikan rasa hausnya. Hal itu sangat merugikan Stefan. Garis bawahi merugikan. Karena Lucy selalu menggigit Stefan secara tiba tiba. Stefan tidak merasa sakit, hanya sedikit terkejut.

Bagaimana dengan Stefan ?. Nah tidak tahu bagaimana bisa, Stefan seperti sudah pandai mengendalikan rasa hausnya. Hal itu cukup menguntungkannya.

Seperti malam ini. Mereka berdua sedang menonton televisi di mansion Stefan. Duduk dibawah, diatas permadani berbulu coklat susu. Duduk berdampingan dengan Stefan yang merangkul Lucy dan sesekali mengelus elus rambut coklat terang mate nya.

Stefan sudah merasakannya sejak tadi. Lucy terus bergerak gerak dalam duduknya, membuat Stefan menghela napas. Stefan juga sudah melihatnya melalui pantulan layar televisi. Walaupun televisinya menyala, Stefan masih bisa melihat manik mata Lucy yang memerah.

" Stefaaahhnn..." ah suara ini sangat menggoda Stefan. Dia tak tahan untuk melirik Lucy.

Ah...Lucy terlihat begitu menggoda jika sudah lapar. Stefan tidak akan sanggup mendiaminya saja.

"Hm...apa saya....nggghhhhh!!?!!" belum selesai kalimatnya, seperti biasa Lucy selalu menerjangnya lebih dulu.

Stefan bersandar pasrah pada sofa dibelakangnya. Mendekap Lucy erat takut Lucy jatuh akibat oleng dan memejamkan matanya menikmati sensasi nikmat ini.

"Nngghh...gggrrrrrmmmm...!!!!?" ah rasanya Stefan sudah tidak tahan sekarang.

"Kau nakal sekali sayanghh..." ujar Stefan dengan suara seraknya.

Manik matanya ikut berubah, taringnya juga perlahan lahan muncul. Sekarang Stefan juga merasa lapar. Dengan sekali sentak, Lucy sudah telentang diatas permadani yang kini berwarna merah dan berada pada kungkungan tubuh Stefan.

Sekarang mereka berdua dalam mode vampire nya. Mata yang merah dan kulit pucat, serta taring tajamnya yang mencuat.

Stefan menatap wajah Lucy intens dan berhenti pada bibirnya yang berlumuran darah. Ada sepasang taring kecil yang mengintip disana.

Tanpa menunggu lama Stefan langsung meraup bibir Lucy dan mengulumnya tergesa gesa. Yang dikulum semakin beringas. Lucy membalas mengulum bahkan menggigit bibir Stefan sampai berdarah dan menyesapnya. Tubuh mereka berdua saling tindih dan bergulingan sampai kelantai.

Jika dalam mode vampire nya, Lucy sedikit ganas dengan paras cantiknya yang pucat. Menambah daya tarik tersendiri untuk Stefan.

Kecupan kecupan Stefan turun hingga leher. Sedikit mengendus disana dan menancapkan taringnya saat sudah mendapat posisi yang nyaman. Sedangkan Lucy melenguh panjang menerima serangan balasan dari Stefan. Dia meremas rambut Stefan gemas.

Stefan's POV

Mmmmhh... Manis darahnya sungguh terasa sangat manis. Aku sudah pernah meminum darah mate ku, tapi rasanya tetap manis.

My Boyfriend Is A Demon [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang