Chapter 8

281 19 0
                                    

Hey !!! I'm comeback 🙋 sapa yang kangen author ??? 😘

Stefan: "enggak tuh 😝"

Author: "ihhh Stefan jahaatt......" (sambil mukul² punggung Stefan)

Stefan: "woy, sakit tahu thor". (Sambil ngusap² punggungnya).

Author: " thor, thor, thor. Sorry aku tuh bukan The Avengers 😝. Udahlah ya lanjut ceritanya...".

Sorry for typo
-
-
-
-
-
-
-
-
Remember to vote & comment or follow me
-
-
-
-
Happy Reading All

Stefan's POV

Sesampainya di mansionku. Tepatnya mansion hadiah ulang tahunku ke 15. Memang aneh, tapi biarkan sajalah. Jadi, kalau aku tidak pulang kerumah sebenarnya yang terlihat seperti pemakaman walaupun banyak para maid mondar mandir, aku bisa pulang ke sini.

Sehubungan juga dengan orang tuaku yang tidak ada dirumah. Mereka mengurusi pekerjaan di luar negeri.

Aku berjalan mengendap-ngendap, padahal ini mensionku sendiri. Hell ?! Bahkan aku tidak mengenakan baju, karena sayap sialan itu merobek habis bajuku.

Ah... Akhirnya sampai juga disurgaku. Oke lupakan ini hanya kamarku. Tetapi kadang kita akan mencari tempat sembunyi jika tertekan atau frustasi kan ?. Nah, aku menganggap kamarku adalah tempat pelarianku.

Aku membuka pintu kayu bercat coklat keemasan pelan-pelan agar tidak berdecit. Aku menarik napas lega ketika sudah masuk dan merapat pada pintu. Oke, mungkin air malam yang dingin cukup untuk menenangkanku.

Aku melangkah menuju kamar mandi, menyalakan shower dan membasuh kepalaku agar sedikit lebih tenang. Setelah dirasa cukup tenang, aku melilitkan haduk disebagian tubuhku dan satu lagi untuk mengeringkan rambut.

Seketika aku langsung mengingat kejadian tadi. Dengan tergesa-gesa, aku memburu cermin sebesar tubuhku. Sampai-sampai aku tidak sengaja menginjak paku yang mencuat.

Aku merasakan perih pada kaki kananku. Kulihat kaki kananku mengeluarkan banyak darah mengingat paku tadi cukup besar.

Dengan tertatih, aku melangkahkan kakiku ke nakas samping tempat tidur. Dengan cepat aku lansung mengambil obat merah dan plester luka. Tak lupa juga mengambil kapas dan lainnya.

Aku menopangkan kaki kananku pada kaki kiriku. Betapa kagetnya aku saat melihat luka yang tadi menganga cukup lebar, perlahan-lahan menutup dan hilang tak bersisa.

Author's POV

Dilain tempat,  gadis cantik yang sedang terbaring perlahan-lahan melenguh pelan dan membuka mata indahnya. Hingga suasana gelap langsung menyambut pandangan gadis itu.

"Ah..dimana aku ?". Gumam gadis itu pelan sambil menatap suasana sekitar.

"oh, kamarku. Jam berapa sekarang ?". Dengan melirik jam digital dimeja nakasnya.

My Boyfriend Is A Demon [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang