Chapter 2

666 28 2
                                    

Author's POV

Setelah berbicara cukup lama diruang kepala sekolah, Lucy akhirnya keluar dari ruangan itu. Sesudah perbincangan di ruangan itu, Lucy memutuskan untuk masuk kelas IPA Biology mengingat dia mendapat nilai bagus dan Lucy juga suka pelajaran itu.

Lucy mulai melangkah melewati lorong lorong yang sepi sambil menggumamkan nama kelas dan melihat nama kelas yang terpampang di atas samping pintu.

Setelah Lucy lelah memutari sekolah ini sampe 100 kali, (oke, berlebihan) akhirnya ketemu. Ouh... Ia sangat bersyukur akhirnya penderitaannya selama ini telah sirna (gaje).Lucy mengetuk pintu terlebih dahulu. Mr. Stilinski- guru yang semula sedang menghadap ke depan mengajar, spontan menoleh kearah pintu dan menghampiri Lucy. Menyuruh Lucy masuk.

"Nah, anak-anak. Kita sepertinya kedatangan murid baru". Ujar Mr. Stilinski. Mendengar perkataan guru mereka, mengundang beberapa pasang mata langsung menoleh serempak kedepan, yang sedari tadi hanya tidur-tiduran, langsung duduk tegak.

Setelah sempurna Lucy berada dihadapan murid-muridnya, Mr. Stilinski menyuruhnya memperkenalkan diri.

" Silahkan perkenalkan dirimu, Mrs. Gilbert". Ya, memang Mr. Stilinski sudah tahu akan kedatangan Lucy, karena kepala sekolah sempat menelfon tadi. Dan dia lebih suka mengundang murid-muridnya menggunakan marga keluarga masing-masing.

Menghela napas sebentar, kemudian Lucy memperkenalkan dirinya.

"Hai semuanya. Saya Lucyana Areolla Gilbert. Mohon kerja samanya ya...". Tatapan mata Lucy berhenti menatap laki-laki itu dengan senyumnya. Laki-laki itu yang menyadari sedang diperhatikan menoleh, menyapu pandangnya dan berhenti pada Lucy yang masih tersenyum padanya. Stefan pun membalas senyuman Lucy dan juga balas menatapnya.

" Baik, sekarang kau duduk di...". Mr. Stilinski mengedarkan pandangannya mencari kursi kosong yang bisa di duduki murid barunya itu.

"Nah, disana. Disamping Mr. Salvatore". "Mr. Salvatore, angkat tanganmu"

Stefan pun mengangkat tangannya, dan Lucy melangkah ke meja Stefan setelah pamit pada gurunya.

Lucy berjalan ke meja Stefan masih dengan senyumannya dan mendudukkan pantatnya setelah sampai di tempat duduk, disamping Stefan, sambil menyapa laki-laki yang tadi pagi menolongnya.

"Hai, kita bertemu lagi yah, Stefan." masih dengan senyumannya Lucy menatap lekat laki-laki yang menolongnya pagi tadi. Stefan juga membalas sapaan hangat dari gadis yang ia tolong tadi pagi.

"Hai juga, tidak menyangka yah ternyata kita satu kelas dan ketemu.lagi." sapa Stefan dengan menekankan kata diakhir kalimat.

"Hm." Lucy bergumam menjawab sapaan Stefan dan kembali memperhatikan guru mereka menerangkan pelajaran hari ini.

Lucy's POV

Setelah aku memutuskan memilih kelas biologi, mengingat dulu aku pandai dalam pelajaran itu. Aku pun keluar dari ruang kepala sekolah itu untuk mencari ruang kelasku. Sekilas aku melihat kepala sekolah menelpon seseorang sebelum aku keluar dari ruangan itu.

Aku mulai melangkah melewati lorong-lorong yang lengang.
'Mungkin kelas sudah dimulai'. Pikirku.

Aku terus berjalan sambil menggumamkan nama kelas yang akan kutuju sambil melihat nama kelas yang tertera pada samping pintu atas.

Baiklah... aku mulai lelah sekarang dari tadi jalan-jalan terus tapi tidak ketemu.

'Ah... itu dia'. Gumamku dalam hati karena akhirnya aku menemukan kelas yang kucari.

Sebelum aku masuk, aku mengetuk pintu lebih dulu. Tampak pria paruh baya menuju kearahku, dan menyuruhku masuk. Sepertinya dia guru yang sedang mengajar. Batinku.

"Nah, anak-anak. Sepertinya kita kedatangan murid baru". Ujar guru yang bernama Mr. Stilinski itu yang baru saja kuketahui ketika melihat name tag yang bertengger rapi di dada sebelah kiri guru barunya.

Mendengar perkataan Mr. Stilinski, membuat beberapa murid langsung menoleh kearahku secara serempak. Bisa kulihat tadi, murid yang sedang tidur-tiduran langsung duduk tegak.  Setelah aku sampai dihadapan mereka, Mr. Stilinski menyuruhku memperkenalkan diri.

"Silahkan perkenalkan namamu, Mrs. Gilbert." Aku sempat kaget bagaimana dia bisa tahu namaku ?. Sepertinya tadi kepala sekolah sempat menelfonnya. Pikirku.

Aku menghela napas dan tak lupa menghembuskannya. Kemudian aku mulai memperkenalkan diri.

"Hai semuanya. Saya Lucyana Areolla Gibert. Mohon bantuannya ya..." aku menyapu pandanganku menatap semua teman baruku. Dan... pandanganku berhenti padanya, laki-laki itu. Stefan. Satu kelas denganku.

Aku terus tersenyum sambil menatapnya. Selang beberapa detik, sepertinya dia sadar ada yang memperhatikannya. Dia pun menoleh dan membalas senyumanku.

"Baik, sekarang kau duduk di..." aku melihat Mr. Stilinski mengedarkan pandangan mencari bangku kosong untukku.

"Nah, disana. Disamping Mr. Salvatore." Aku menghela napas, setidaknya aku sudah mengenal Stefan. Batinku. "Mr. Salvatore angkat tanganmu." Lanjut Mr. Stilinski.

Kulihat Stefan mengangkat tangannya, sebenarnya tidak usah karena aku juga sudah tau, tapi tak apalah.batinku.

Aku melangkah ke tempat duduk Stefan setelah pamit pada Mr. Stilinski.

Aku melangkah kearahnya sambil terus mengembangkan senyum padanya dan mendudukkan pantatku ketika sudah sampai di tempat dudukku. Disamping Stefan. Entah mengapa aku merasa nyaman ketika didekatnya Stefan, apakah aku suka padanya ?. Aku menepis pikiran itu sebentar untuk menyapa Stefan.

"Hai, kita bertemu lagi yah, Stefan." Aku masih dengan senyumanku menatapnya lekat-lekat. Dia juga membalas sapaanku ini dengan hangat.

"Hai juga, tidak menyangka yah ternyata kita satu kelas, dan ketemu. Lagi" balasnya, dan menekankan kata di akhir kalimat. Mungkin...?

"Hm" aku hanya berguman menjawabnya dan kembali mendengarkan pelajaran guru baruku itu.

---------------------

Bersambung...

🎀🎀🎀🎀🎀

Hai,author kembali ✌ ma'af ya sempet ngadat. Karena gak ada semangat buat nulis di wattpad. Ma'af juga kalo ceritanya ngebosenin dan agak gaje mungkin ? . So, yang gak bosen lanjut terus sampe tuntas. Dan buat yang bosen jangan bosen-bosen 😂✌. Udah itu ajah yang mau athor sampein.

See you next chapter...

Dadah...✋✋✋

Salam kecup. Mccmuuuaahh

Nisa_2025

08-12-2018

My Boyfriend Is A Demon [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang