Chapter 12

254 7 0
                                    

Baca part sebelumnya dulu !?!. Karena part ini berhubungan dengan part sebelumnya.

Awas !!! 18+ bijaklah dalam membaca. Buat yang masih -18 lewati ajah, scroll sampe bawah.

Waspada typo nya
-
-
-
-
-
Vote & Coment
-
-
-
-
-
Oke, Selamat Membaca !

Lucy's POV

Ugh!, aku merasa...dingin. Setahuku AC dikamarku sedang rusak. Mungkin sudah diperbaiki dan dinyalakan kembali. Dengan malas, aku meraba raba mencari selimut untuk menutupi tubuhku agar tidak kedinginan.

Sial !!. Kemana selimutnya !?. Tunggu...benda keras apa ini ?. Bukankah tempat tidurku empuk ?.

Dengan terpaksa aku membuka mata dan mengerjapkannya beberapa kali. Pemandangan pertama yang kulihat adalah langit yang berwarna jingga kemerahan.

Kuedarkan lagi pandanganku, dan berhenti pada wajah rupawan yang sedang memejamkan kedua bola matanya. Sangat tampan. Kata itu yang mampu kuberikan pada lelaki tampan di depan mataku ini.

Apakah ini mimpi ?, bagaimana Stefan bisa masuk kedalam mimpiku ?. Ya !, wajah yang berhasil mengunci pandanganku adalah wajah Stefan. Kekasihku. Aku harus membanggakan punya kekasih tampan tiada tara seperti Stefan.

Dengan segera kucubit pipiku untuk memastikan kalau ini bukan mimpi. Aw..sakit. Berarti ini bukan mimpi.

Dengan sangat lembut kusentuh wajah rupawannya itu, seakan takut merusak karya Tuhan yang indah. Pertama, kusentuh kedua alisnya yang terbentuk sempurna. Kedua, kusentuh kedua matanya yang bila terbuka akan menampilkan netra mata hijau tosca yang serasa menenggelamkanku dalam tatapannya . Ketiga, kusentuh hidung mancungnya. Keempat, kusentuh kedua pipinya yang terasa halus tidak menampakan bekas masa pubertas setitikpun. Kelima, kusentuh bibirnya yang penuh dan berwarna pink alami. Dan yang terakhir ku usap lama rahang kokohnya itu.

Sungguh ciptaan Tuhan yang terlampau sempurna.

"Sudah puas mengagumiku, hm ?" suara serak khas orang bangun tidur terdengar diiringi kedua netra indahnya yang terbuka.

Ups, aku ketahuan.

"Ti-tidak. Si-siapa yang mengagumimu ge-er!" ucapku gugup.

Dengan cepat aku beranjak bangun dari posisi tiduranku dipahanya. Sialnya, kepala Stefan menghalangi kepalaku. Jadilah bibirku bertabrakan dengan bibir Stefan yang terasa lembut.

Aku kaget !. Baru saja aku akan menarik kepalaku, tiba tiba ada sebuah tangan yang menahan tengkukku dan mendorong memajukan kepalaku yang tambah memperdalam ciuman kami.

Kurasakan bibir lembut Stefan menyapu permukaan bibirku dan melumatnya lembut. Aku merasa ada ribuan kupu kupu yang terbang didalam perutku.

Author's POV

Lucy yang tidak tau harus berbuat apa hanya diam sementara Stefan terus melancarkan aksinya.

My Boyfriend Is A Demon [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang