Chapter 5

392 16 4
                                    

Sorry for typo gays...
-
-
-
-
-
-
-
-
Happy Reading...
-
-
-
-
-
-
-
-


Lucy's POV

Aku juga merasakan rasa sedih yang Stefan rasakan walaupun hanya lewat ceritanya saja. Karena aku juga tau rasanya ketika Daddy meninggalkanku disini bersama mom.

Tapi aku tidak boleh membencinya, karena dia adalah Dad ku dan selamanya akan tetap seperti itu.

Aku sudah pernah menanyakan tentang Dad pada Mom, tapi Mom malah menangis. Kalau tidak menangis pasti Mom akan mengalihkan pembicaraan dan berkata ada yang harus beliau urus. Jadi aku tidak akan mendapatkan jawabannya. Tapi, biarkan saja Mom yang menceritakannya sendiri padaku.

⭐⭐⭐⭐⭐

Author's POV

Saat mereka berdua sampai di depan rumah Lucy, Caroline-Mom nya Lucy sudah menunggu Lucy dihalaman depan, duduk dibangku beserta sambil meminum teh dimeja depannya pada sore hari.

Ketika mendengar suara mobil, Caroline pun langsung menghampiri pagar halaman. Melihat putri kesayangannya sudah pulang, Caroline langsung menghampiri putri satu-satunya itu yang baru saja keluar dari mobil sport seseorang.

"Hai sweetheart, kau pulang dengan siapa ?". Tanya wanita paruh baya tersebut saat sampai didepan Lucy dengan lembut.

"Oh... itu ?". Tanya Lucy sambil menunjuk Stefan yang baru keluar setelah memarkirkan mobilnya.
"Dia Stefan, Mom. Yang mengantarkanku pulang". Lanjut Lucy.

Mom Lucy hanya ber-oh-ria saja sambil mwngangguk-anggukkan kepala.

"Oh, hai Tante. Kenalkan aku Stefan". Sahut Stefan ketika sudah sampai disamping Lucy sambil mengulurkan tangan untuk menyalami Mom nya Lucy.

"Caroline, Mom nya Lucy. Panggil saja aku Mom agar lebih enak dan terima kasih sudah mengantar anakku pulang". Mom nya Lucy menyambut tangan Stefan sambil memperkenalkan diri dan berterima kasih karena sudah mengantar Ucy pulang.

"Sama-sama tan... eng... Mom". Jawab Stefan kikuk sambil tersenyum kaku.

"Oh... ini teman barumu sweetheart, hm ?". Tanya Mom Lucy melirik Lucy sambil menaik turunkan alisnya menggoda.

"Iya Mom". Jawab Lucy dengan menganggukkan kepala lucu.

Hal itu membuat Stefan tidak tahan, akhirnya dia mengacak-acak rambut Lucy dengan gemas.

Sedangkan Mom Lucy hanya tersenyum geli melihat keakraban mereka berdua. Sekilas Mom Lucy merasa ada yang aneh dengan gelang yang dipakai teman anaknya itu, tapi beliau langsung menepis perasaan itu dan berkata.

"Sudah.. sudah... ajak temanmu masuk dulu, sweetheart. Mom akan buatkan minuman dulu". Ajak Mom Lucy dan beliau meninggalkan mereka berdua untuk membuatkan minuman didapur.

"Ayo Stefan. Mom mengajakmu masuk ke rumah lebih dulu". Ajak Lucy sambil menarik lengan Stefan lembut.

"Baiklah". Stefan yang ditarik seperti itu merasakan seperti ada sengatan listrik kecil serta jantungnya yang berpacu lebih cepat. Hal itu juga dirasakan oleh Lucy tapi mereka berdua mengabaikannya.

My Boyfriend Is A Demon [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang