Take 6

79.2K 2.9K 131
                                    

Holla readers...
Jangan lupa vote dan comment yaa
×
×
×
Silahkan dibaca 😁
××××××××××××××××××××××××××××××××××

"Alina, kau yang menemaniku menemui client kita besok hingga lusa." Drew mendekat kepada Alina yang lagi buat tugas itu. Tugas kantor pastinya bukan tugas sekolah. "Saya pak?" Alina menunjuk batang hidungnya sendiri, seakan dia tu nggak percaya sama yang baru aja dia dengar.

Drew menganguk. "Ya kamu, emang ada lagi nama Alina selain kamu?"

"Eh.. tapi pak sayakan bukan bagian asisten bapak." Alina menjawab pelan.

"Asisten dan sekretaris saya sedang menemui client kita yang dari Jakarta. Sedangkan saya sendiri. Jadi saya membawamu." Jelas Dres memberikan berkas. "Pelajari ini. Kita akan mengginap di puncak untuk pertemuan penting ini. Mereka ingin menanam saham jadi baguskan untuk kemajuan perusahaan kita?"

Alina menganguk pelan. "Baik pak. Eh apa tadi pak? Mengginap?"

"Iya saya mana tahan bulak balik dari kantor kita kepuncak. Jadi ya kita mengginap. Kau izin dulu pada pacarmu itu oke?" Drew tersenyum lucu seakan mengolok Alina. Ya dewa jangankan izin, seminggu ini aja kami nggak pernah komunikasi setelah kami tidur bareng itu. Aaah.. mau nangis lagi. Alina membathin.

"Astaga aku hanya bercanda." Drew berucap bersalah setelah mengetahui reaksi Alina yang diam juga berwajah tak nyaman. Alina menggeleng. "Enggak apa - apa pak. Saya hanya kurang tidur aja."

"Ohh tapi bisakan kau menemaniku?"

"Iya bisa pak. Kapan kita akan perginya pak?"

"Besok." Drew pergi setelah mendengar ponselnya berdering.

"Astaga... Kau akan pergi dengan boss ganteng kita itu?" Anggun muncul dengan kursi berodanya.

"Sebagai asisten pengganti bentar aja kok. Jangan mikir aneh - aneh nona Anggun yang terhormat." Balas Alina malas. Anggun cemberut. "Ih apaan sih, kamu lho belum ada cerita tentang kamu sma Calvin setelah pesta itu."

Deg...
Kembali deh Alina mengingat masalah itu. Kembali sedih dirinya. Bagaimana tidak sedih, pria itu sudah menggambil keperawanannya sekarang menghilang entah kemana. Gila nggak sih?
"Nanti aku cerita yaa aku pelajari ini dulu oke?" Alina memeluk sang sahabat.

"Oke. Tapi nanti traktir makan." Tatap Anggun serius. "Iyaa." Balas Alina. Anggun langsung teriak senang sambil kembali kemeja dengan mendorong kursi berodanya.

Alina menarik nafas panjang. Setelah Calvin mengantarnya pulang waktu itu, baik Alina ataupun Calvin tak ada yang bersuara. Alina habis dengan pikirannya yang bagaimana kedepannya mereka berdua sedangkan Calvin? Ia sendiri pusing memikirkan baru saja menggambil keperawanan seorang gadis. Itu berharga sangat malahan dan dia? Harus menanggung semuanya karena kesalahan seorang pria yang ingin balas dendam.

"Ehh kalian tau nggak sih Radit di pecat lho." Teman sekantor Alina segera heboh kala mendengar berita itu. Alina dan Anggun pun segera ikut nimbrung. "Maksudmu kenapa?" Kepo Anggun.

"Ya aku tadi lewat ruangan pak Drew, dia keluar dengan muka benci gitu. Trus dia buang sembarangan aja kertas pernyataan bahwa dia diberhentikan."

✓FROM FAKE BECOMES MY BOYFRIEND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang