Take 10

68.7K 2.5K 151
                                    

Vote and Comment yah
Area Dewasa
(21+++)
×
×
×
×××××××××××××××××××××××××××××

"Seline.." Seline tertawa senang sambil mengecup pipi Calvin berkali - kali. "Sel kita jadi tontonan orang lain." Kata Calvin berusaha menurunkan Seline.

"Aku rindu padamu. Kau tidak merindukanku?" Cemberut Seline menatap mata coklat Calvin. Calvin tersenyum. "Sebaiknya kau turun dulu " Seline masih cemberut kemudian Calvin menurunkan tubuh Seline dari dalam dekapannya.

Alina yang masih setia memperhatikan mereka sudah terbakar api cemburu, ingin sekali ia segera menjambak rambut gadis yang main peluk Calvin begitu saja. Seline menghilangkan raut muka cemberut dan kembali ingin mendekap Calvin tapi tak terjadi karena Alina sudah merangkul lengan Calvin. "Aku lapar." Gumam Alina manja menatap Calvin.

Calvin menyadari adanya Alina disini. "Ah ya Seline ini Alina dan Alina inu Seline, saudariku."

Alina menganga. Astaga aku sudah main cemburu aja sama saudara Calvin aih.. tapi kenapa mereka kelihatan berbeda ya? Seline seperti gadis - gadis Asia berbeda dengan Calvin juga Romeo. "Sa.. saudarimu? Oh astaga aku pikir--"

"Kekasihnya?" Potong Seline melipat kedua tangannya didada. "Aku memang calon ke---"

"Seline." Seline segera menoleh jengkel ketika tahu ucapannya dipotong oleh suara yang sangat ia tak suka. "Kau dipanggil bunda." Tambah Romeo dengan nada dingin.

Seline memutar bola matanya. "Bawa tasku Romeo." Seline melempar tas ranselnya dan dengan gesit Romeo menangkap tas itu. Seline melangkah meninggalkan mereka. Calvin ingin mengejar tapi ia tiba - tiba kaget kala Romeo sudah melempar tas Seline kedadanya. "Kau yang antar tas anak manja itu kekamarnya. Dan Calvin, bawa juga kekasihmu kekamarmu." Romeo menunjuk Alina yang kini masih memperhatikan Seline hingga hilang ditengah kerumunan.

"Alina?" Tegur Calvin. Alina mengerjap. "Hem? Ya?"

"Kita sebaiknya tunggu dikamarku saja. Tak apa?"

"Tunggu? Menunggu apa?" Tahan Alina.

"Keluargaku ingin kalian mengginap dirumah." Sahut Romeo. "Sebaiknya aku saja yang membawa tas anak manja itu." Romeo kini sudah menarik kembali tas ransel Seline dan meninggalkan Alina juga Calvin.

"Mengginap?" Gumam Alina menatap serius Calvin. "Bukannya tadi kau ingin membawa kita keluar dari sini?"

"Ya memang, aku kesal saja dengan ucapan ayahku. Tapi mau bagaimana bunda menginginkan kita mengginap. Tak apakan?" Calvin meminta persetujuan.

"Aku tak masalah tapi mengginap berdua satu kamar denganmu? Bukannya itu berlebihan?"

"Itu artinya bunda sudah minta cucu." Tuding Calvin santai. "Calvin." Cubit Alina.

"Iya aku serius. Ayo aku antar." Calvin merangkul pinggang Alina serius dan membawa mereka kekamarnya didalam rumah kediaman Hansprajasa.

Beberapa saat setelah melewati para tamu dan naik tangga akhirnya mereka sampai pada kamar Calvin. Alina memperhatikan kamar itu, memang lebih besar dari kamar Calvin di apartement. Bahkan kesan kamar ini sangat nyaman terawat.
"Kamarmu cantik." Puji Alina.

✓FROM FAKE BECOMES MY BOYFRIEND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang