Take (19)

61.4K 2.4K 119
                                    

Saya dedikasikan untuk
@maydinamukhtar sang empunya first comment yang sering berkali - kali.
×
×
×
Votement dunks saaay
Tandain ya kalau ada typo pleasee😍
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

Alina membuka mata berat. Beberapa saat ia berusaha menyadarkan diri bahwa hari sudah pagi. Mentari sudah menampakkan diri beberapa jam yang lalu, diam - diam menyinari kamar yang gelap dibalik sisi - sisi kain penutup jendela. Alina kini sudah bergerak duduk dan bersandar dikepala ranjang. Ia memperhatikan kamar yang... Bagaimana ya, sudah seperti kapal pecah.

Kain handuk dirinya dan Calvin entah terbuang kemana. Rantai yang mengikat tangannyapun sudah tergeletak dipojok kasur. Alina melihat tangan Calvin bergeser dari pahanya, pria itu kemudian menggubah posisi baringnya yang kini telentang dan tangannya ditaruh dikepala. Hell yeah, wajahnya bak dewa itu semakin tampan saja dipagi hari ini.

Alina tersenyum dan memperbaiki selimut yang menutupi dadanya, ia membelai rambut coklat Calvin. Merasakan sentuhan lembut mata Calvin langsung terbuka. Ia langsung menatap wajah bidadari tercintanya. "Selamat pagi sayang." Tegurnya dengan suara khas baru bangun tidur.

Alina merona, ya Tuhan kalau tiap pagi disapa dan diberikan wajah seksi seperti Calvin siapa sih yang bisa nolak? Alina merapikan rambut Calvin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alina merona, ya Tuhan kalau tiap pagi disapa dan diberikan wajah seksi seperti Calvin siapa sih yang bisa nolak? Alina merapikan rambut Calvin. "Pagi juga.. mau sarapan apa?" Senyum Alina menampilkan lesung pipit mungilnya.

Calvin membalas senyum kemudian berguling memeluk pinggang Alina. Ia menaruh kepalanya diatas paha Alina. "Sarapan daging."

"Daging apa?"

"Daging merah."

Alina mengernyit. "Daging memang warna merahkan?"

Terdengar suara kekehan dari bibir Calvin. "Mau sarapan tubuhmu sayang." Ia lebih melengketkan diri. Alina tertawa sambil mencubit kulit bahu Calvin. "Kau tidak lelah? Semalaman kita melakukannya sampai pahaku sekarang sakitnya bukan main."

"Siapa yang bisa berhenti kalau kau seksi begini?" Calvin mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar. "Seksi nan manis menggoda."

"His, gombal banget sih." Balas Alina.

"Aku serius sayang, bisa kau turunkan selimutnya? Aku ingin menikmati susu segar pagi ini." Calvin menarik pelan kain yang menutupi tubuh Alina.

"Seben---"

Ting. Tong.

"Kau dengar itu?" Tahan Alina.

Calvin segera duduk tegap. "Sepertinya ada yang datang."

Ting. Tong. Ting. Tong. Ting. Tong. Ting. Tong!!!

"Auw! Siapa sih?" Alina menutup kupingnya.

"Alina kau mandi dulu aku akan lihat siapa itu." Calvin beranjak dan segera menggambil boxernya serta celana panjang. Alina melihat kepergian Calvin, tak luput juga bokong seksi Calvin dari pandangannya. Setelah dilihatnya Calvin keluar, Alina pun melakukan apa yang Calvin bilang tadi. Ia memang membutuhkan mandi secepatnya karena tubuhnya lelah dengan percintaan panas keduanya semalam.

✓FROM FAKE BECOMES MY BOYFRIEND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang