Ralprince mengulurkan tangan kanannya dan dibalas oleh Shaqueen.
"Ya, aku adalah Shaqueena Almeera Frazza. Salam kenal Ralprince," ucap Shaqueen sambil tersenyum."Benarkah kau anggota keluarga Frazza? Aku tidak bisa menyangka akan bertemu keluarga Frazza di sini," ujar Ralprince antusias.
'Hmm, friendly,' ucap Shaqueen dalam hati sambil masih tersenyum ke arah Ralprince.
Peter memulai pelajarannya. Seluruh siswa yang berada di kelas tersebut belajar dengan tekunnya tidak terkecuali Shaqueen yang memang cepat mengerti menerima materi dari guru walaupun ia masih baru di sini.
Teman semeja Shaqueen membantu Shaqueen saat mereka akan membuat ramuan dengan sihir yang pastinya memakai tongkat sihir.
Tiga jam berlalu. Kini seluruh siswa tengah berhamburan keluar dari kelas menuju kantin. Karena teman baru Shaqueen masih teman semeja nya saja, maka ia hanya mengikuti ketiga orang tersebut.
"Kita sampai!" Seru Jane saat mereka sampai di depan pintu besar--sangat besar. "Ini lah ruang makan lantai 1 sekolah ini. Ini bukan seperti kantin sekolah yang ada di bumi. Kami menyebut ini ruang makan, seperti di rumah sendiri," Shaqueen mengangguk paham mendengar penjelasan singkat Jane.
Mereka berempat mulai mengantri mengambil makanan.
"Wah!! Menakjubkan!"
Terlihat sendok-sendok melayang meletakkan makanan ke nampan mereka. Shaqueen yang untuk pertama kalinya melihat ini sangat takjub. Ralprince yang melihatnya hanya terkekeh geli.
"Tutup mulutmu Shaqueen. Jangan sampai ada serangga kecil yang memasuki mulutmu itu. Lagi pula ini belum ada apa-apanya. Masih ada banyak hal yang belum kau lihat."
Kini mereka berempat sudah duduk--di meja panjang dekat tengah ruangan tersebut--memakan makanan masing-masing. Sesekali mereka tertawa melihat tingkah konyol dan jahil John dan Jane.
"Ekhem, boleh kami bergabung?" tanya seorang laki-laki yang langsung duduk begitu saja tanpa menunggu persetujuan Shaqueen dan kawan-kawan.
Hening. Seketika saja meja mereka menjadi hening setelah tiga orang siswa duduk bersama mereka.
"Apakah kakak dari tingkat dua?" Tanya Shaqueen memecah keheningan.
"Yap, benar. Aku adalah Jay Fernand, ini adikku Lay Fernand, dan yang satu lagi kakakku.." ucap Jay sedikit tertahan dan kembali melanjutkan, "Kai."
"Oh, hai kak. Namaku Shaqueena Almeera Frazza," ucap Shaqueen dengan senyumnya. "Oh, ya, apa kakak semua dari tingkat yang sama? Satu kelas?" tanya Shaqueen mulai kepo.
"Tentu saja tidak. Yang pertama, Kai. Ia dari tingkat 3-A. Aku dan Lay dari tingkat 2-A. Kami mengenal keluargamu, Queen Frazza," ujar Jay sambil tersenyum lembut ke arah Shaqueen sementara teman Shaqueen yang lainnya masih fokus makan.
"Benarkah? Berarti kakak tau dong pamanku, Ellgar. Paman paling menyebalkan yang aku punya," ucap Shaqueen teringat kembali pamannya yang menyebalkan itu. Jay hanya tertawa kecil menanggapi Shaqueen.
Setelah mereka sedikit bercerita tentang hubungan keluarga Fernand dengan keluarga Frazza, mereka semua kembali melanjutkan kegiatan makan mereka.
Shaqueen yang merasakan ada sesuatu yang mendekatinya seperti sebuah bola, melihat ke bawah meja dan..
"Kyaa!!!"
Teriak Shaqueen melengking dari mulutnya yang langsung dibekap oleh telapak tangan Ralprince yang duduk disebelahnya. Beberapa siswa melihat ke arah Shaqueen namun hanya sesaat dan kemudian mereka melanjutkan kegiatan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantastic High School (DISCONTINUE)
Fantasy#1 Sihir [16-5-2019] #7 Fantasy [18-5-2019] Shaqueena Almeera Frazza, Semua orang bisa menjadi penyihir. Tapi, tak semua orang bisa menjadi penyihir hebat. Semua penyihir bisa mencintainya. Tapi, tak semua penyihir bisa dicintai olehnya. Aku akan...