Yang membuatmu bahagia adalah keluarga. Dan keluargamu adalah kami.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kini semuanya telah duduk di meja makan dengan posisi Sean tepat berada di meja bagian paling ujung dan dibagian kanan meja terdapat Bella, Shaqueen dan Ellgar. Sementara di sisi kiri meja terdapat Kai, Jay dan Lay.
Mereka memulai makan bersama setelah Kai sampai. Suasana sangat tenang. Hanya terdengar dentingan kecil dari alat makan mereka.
Setelah semuanya selesai, mereka lanjut berbincang-bincang. Tapi tidak di meja makan, mereka pergi ke taman belakang. Di sana sudah tersedia kursi santai. Beruntung malam ini langit dipenuhi bintang.
"Jadi, inilah Shaqueen yang sekarang, Queen yang sangat cantik dan manis," puji Bella sambil memperhatikan wajah Shaqueen. Shaqueen yang dipuji hanya tersenyum lembut.
"Terima kasih, Mrs. Fernand."
"Tidak perlu terlalu formal. Panggil aku dengan sebutan ibu. Anggap saja aku ibumu karena kau juga anakku." Bella membelai rambut Shaqueen lembut. Shaqueen sangat menikmatinya, sentuhan seorang ibu.
"Benarkah tidak apa?"
"Bukankah kau pasangannya Kai? Tentu saja kau juga anakku." Bella melirik Kai-yang sedang bermain dengan sihirnya-sekilas.
"Ah, maaf, Mom." Shaqueen tertunduk pelan. Bella mengangkat wajah Shaqueen agar ia bisa melihatnya. Setelah itu ia tersenyum lembut dan mulai bercerita bersama.
Kai sempat memperhatikan dua wanita yang sedang asik bercerita itu. Sambil memainkan sihirnya, ia juga sambil membaca pikiran Shaqueen.
Tak..
Kai langsung menolehkan kepalanya ke belakang sambil menatap tajam pelaku yang melempar kepalanya dengan batu kecil.
"Apa?" tanyanya datar.
"Hei, dingin sekali kau. Pantas saja kau dan Shaqueen tidak bisa akrab." Ellgar melipat kedua tangannya sambil berjalan ke arah Kai. Ia terlihat berpikir.
"Kenapa aku tidak bisa membaca pikiranmu?"
"Apa urusanmu," balas Kai kembali melihat ke depan.
Ellgar memukul kepala Kai sehingga membuat Kai terlihat marah. "Tidak sopan, aku pamanmu."
"Tapi kau sudah seperti kakak bagi kami," ujar Lay yang entah sejak kapan sudah berada di samping Kai.
"Dan kau adalah adik kecil." Ellgar mengangkat sebelah alisnya. Perkataannya membuat Lay merengut kesal.
Kini seluruh orang dewasa sudah kembali masuk ke dalam rumah menyisakan Shaqueen, Kai, Jay dan Lay saja di taman belakang itu.
Saat Shaqueen sedang berjalan ke arah Lay, entah darimana tiba-tiba ia terjatuh ke dalam kolam di sebelahnya. Ia sangat panik. Ditambah lagi ia tidak bisa berenang. Walaupun hanya sedalam 2 meter, tetap saja ia tidak bisa menggapai permukaan.
Kepanikannya bertambah saat ia melihat sesuatu di dalam sana. Manusia atau apapun itu, berjubah hitam besar dengan seluruh tubuhnya tertutupi perban putih kecuali pada bagian mulai dari mata sampai rambut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantastic High School (DISCONTINUE)
Fantasy#1 Sihir [16-5-2019] #7 Fantasy [18-5-2019] Shaqueena Almeera Frazza, Semua orang bisa menjadi penyihir. Tapi, tak semua orang bisa menjadi penyihir hebat. Semua penyihir bisa mencintainya. Tapi, tak semua penyihir bisa dicintai olehnya. Aku akan...