Dengan menunjukkan kesedihan terbesarmu pada dunia, itu sama saja memberikan kesempatan pada dunia untuk menertawakanmu.
~~~~~~~~~~
"Paman!! Ayo bangun! Ayolah.." Masih terjadi aksi tarik-menarik selimut antara Shaqueen dan Ellgar. Mungkin karena cuaca yang dingin membuat Ellgar malas turun dari kasurnya yang nyaman itu.
"Ayolah Paman. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu," pinta Shaqueen masih sambil menarik selimut yang menutupi Ellgar.
"Lima menit lagi." Ellgar langsung menarik kuat selimutnya, membuat Shaqueen kehilangan keseimbangan dan ikut tertarik.
"Kyaa!!" Shaqueen teriak saat tubuhnya tepat berada di atas tubuh Ellgar. Refleks ia langsung mendorong Ellgar hingga jatuh dari kasurnya. Semoga lantainya tidak apa-apa.
"Argh, kepalaku benar-benar sakit sekarang. Terimakasih untuk rasa sakit di pagi hari yang dingin ini," keluh Ellgar sambil memegangi kepalanya.
"Maaf," gumam Shaqueen pelan.
"Apa? Aku tidak mendengarnya. Sebagai hukuman, beri aku ciuman di pipiku untuk pagi ini." Ellgar menunjuk pipi kanannya sambil memasang wajah tak berdosa.
Bruk..
Double kill..
Ellgar kembali jatuh terlentang setelah menerima serangan dari bantal guling yang dilemparkan oleh Shaqueen."Paman cium saja bantal itu. Makanya, cepatlah menikah." Shaqueen pergi meninggalkan Ellgar di kamarnya.
Kalimat singkat Shaqueen sungguh tajam bagi Ellgar. Keponakannya sungguh tega.
**
Setelah selesai bersiap-siap, Ellgar keluar dari kamarnya dan pergi ke ruang makan. Terlihat Shaqueen sudah duduk manis di salah satu kursi. Ellgar duduk bersebrangan dengan Shaqueen.
"Untuk apa aku mencari istri. Bukankah disini ada keponakanku yang manis." Ellgar tersenyum. Setelah itu Shaqueen langsung menggeser kursinya sedikit ke kiri, bermaksud agar tidak sejajar dengan Ellgar.
Setelah pergi dari rumah Bibi Ausly yang kejam, sekarang aku berada di rumah Paman Ellgar yang sedikit gila. Ujian macam apa ini, ya Tuhan... pikir Shaqueen selama ia sedang makan.
"Ini bukan ujian, ini memang hidupmu. Dan jangan sebut pamanmu ini gila. Baru kemarin kau menyebutku baik hati," ujar Ellgar masih sambil memakan makanannya.
***
"Hai gadis paling manis di Cellerie."
Setelah mendengar suara tersebut, Shaqueen langsung membalikkan badannya. Terlihat seorang lelaki yang tidak asing baginya.
Shaqueen mengernyit, "Siapa kau? Apakah aku mengenalmu? Wajahmu tidak asing?""Kau tidak ingat aku? Ckck," ia menggelengkan kepalanya lalu maju mendekati Shaqueen yang sedang berdiri di pinggir kolam di dekat perumahan sihir itu.
"Sekali lagi ku perkenalkan," ia meraih tangan kanan Shaqueen lalu mengecupnya singkat, "namaku Melvin Ocean dari tingkat 1 kelas B. Remember?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantastic High School (DISCONTINUE)
Fantasy#1 Sihir [16-5-2019] #7 Fantasy [18-5-2019] Shaqueena Almeera Frazza, Semua orang bisa menjadi penyihir. Tapi, tak semua orang bisa menjadi penyihir hebat. Semua penyihir bisa mencintainya. Tapi, tak semua penyihir bisa dicintai olehnya. Aku akan...