"Boleh kami bergabung di sini?"
Mereka berempat sontak menoleh ke arah asal suara. Dengan tenangnya Xeon berjalan masuk sambil membawa ranselnya dan diikuti oleh Kai di belakangnya.
"Tentu saja boleh, kak." Shaqueen tersenyum ramah. "Bukankah kita bebas memilih se-tenda dengan siapa? Tentu saja kakak bisa."
"Terimakasih, aku hanya takut kami akan mengganggu kenyamanan kalian."
Mereka semua langsung membereskan barang-barang mereka. Terdapat lima ranjang di setiap tenda yang ada. Di sini, Shaqueen pastinya akan seranjang dengan Jane, Ralprince dengan Jhon, sementara Xeon dan Kai masing-masing memilih sendiri-sendiri di ranjang yang berbeda.
Setelah selesai membersihkan diri, mereka semua melakukan aktivitas masing-masing. Sebab, kegiatan mereka baru akan dimulai pada malam hari.
Shaqueen dengan tenang membaca sebuah buku tentang sejarah sekolah mereka, ditemani Jane yang sedang membaca buku kumpulan mantra-mantra lama di atas ranjang mereka.
Halaman demi halaman dibaca oleh Shaqueen. Ia tak pernah bosan membaca buku yang full berisi tulisan, tanpa gambar sedikitpun.
Shaqueen menutup bukunya dan memperhatikan langit-langit. "Jane?" panggilnya yang dibalas dehaman pelan oleh Jane. "Menurutmu sekolah ini bagaimana?"
"Maksudmu Fantastic High School? Ya menurutku sekolah ini menakjubkan. Bagaimanapun setiap sekolah sihir memang menakjubkan bukan?" Jane menutup bukunya dan ikut memperhatikan langit-langit tenda yang sebenarnya tidak ada apa-apa di sana kecuali sebuah lampu.
"Hm, menurutku sekolah ini sekolah modern yang kuno. Yah, lihat saja seragam kita yang terlihat modern. Tetapi masih banyak lagi yang masih mengikuti gaya kuno, seperti gaya-gaya penyihir-penyihir terdahulu. Tetapi aku suka. Terkadang aku merindukan kehidupan di bumi." Arah mata Shaqueen lurus ke depan, dengan tatapan seolah menerawang.
"Hei, sudahlah." Jane menepuk pundak Shaqueen. "Bukankah di sini juga menyenangkan? Ada kami di sini. Dan kau juga bisa pulang ke bumi saat hari libur nanti. Tenanglah."
Shaqueen tersenyum melihat betapa baiknya temannya ini, ah mungkin lebih tepat sahabatnya ini. Jane, John, Ralprince, Kak Lay dan yang lainnya adalah orang yang baik. Ia dikelilingi oleh orang-orang yang baik. Mengingat tentang Ralprince, apa maksud perkataannya waktu itu?
"Hei!! Sudah saatnya kita berkumpul!" John berteriak dari depan pintu masuk tenda mereka. Jane dan Shaqueen langsung beranjak keluar, berkumpul dengan yang lainnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Mereka akan pergi mencari kayu bakar. Beberapa orang akan tinggal untuk menjaga tenda.
Mereka semua pergi berkelompok sesuai dengan teman-teman satu tenda mereka. Jane memilih tinggal untuk menjaga tenda dan mau tidak mau John juga ikut tinggal menemani adik kesayangannya itu.
"Berhati-hatilah, Shaqueen!" Seru Jane saat mereka mulai sedikit jauh. Shaqueen balas dengan lambaian tangan.
"Perhatikan langkahmu Shaqueen." Ralprince datang dari arah belakang dan langsung merangkul Shaqueen.
"Tentu saja. Oh ya, a- em- tidak jadi."
'Apa maksud pikiranmu waktu itu Ralprince?' pikir Shaqueen dalam hati. Tadinya ia ingin menanyakan ini, tetapi ia malu, takut menyalah artikan perkataan Ralprince saat di kelas kemarin.
"Ada apa, Queen?" Ralprince bertanya sambil menaikkan satu alisnya.
"Oh, bukan apa-apa." Shaqueen selalu tersenyum manis. Ia tidak sadar
seseorang selalu memperhatikannya sedari tadi dari belakang. Orang yang terlalu gengsi mengakui perasaannya pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantastic High School (DISCONTINUE)
Fantasy#1 Sihir [16-5-2019] #7 Fantasy [18-5-2019] Shaqueena Almeera Frazza, Semua orang bisa menjadi penyihir. Tapi, tak semua orang bisa menjadi penyihir hebat. Semua penyihir bisa mencintainya. Tapi, tak semua penyihir bisa dicintai olehnya. Aku akan...