'Sakura bertahanlah'
.
.
Sasori terlihat keluar dari ruang operasi, membuat semua orang yang menunggu tiba-tiba berdiri. "operasinya berhasil, dokter telah mengeluarkan potongan besi dari perutnya, beruntung besinya tidak mengenai organ vitalnya, dan juga tangan kirinya mengalami dislokasi. Pada intinya kondisi Sakura saat ini sudah lebih baik, jadi tidak perlu dikhawatirkan, hanya sekarang dia perlu perawatan"
"terima kasih banyak Sasori, ibu sangat lega mendengarnya"
"Sakura akan segera dipindahkan di ruang perawatan, ibu bisa menemaninya nanti"
"baiklah, Sasori" Mebuki kemudian memutar badannya kearah Sasuke yang juga berada di sana. "terima kasih banyak, sayang. Jika tidak ada dirimu, ibu tidak tau apa yang akan terjadi pada Sakura. Terima kasih sudah membawanya kerumah sakit"
"syukurlah dia baik-baik saja bi"
"Sakura akan segera dipindahkan di ruang perawatan, ibu bisa menyusul ke sana"
Saat ini Sakura sudah berada di ruang perawatan, ditemani oleh Mebuki, Sasuke dan juga Sasori yang menjadi dokternya saat ini.
"ibu, Sakura sudah aman disini tidak ada lagi yang dikhawatirkan. Saran saya lebih baik ibu pulang ke rumah terlebih dahulu untuk istirahat, ibu pasti lelah karena terburu-buru datang kemari" Sasori mencoba memberi saran calon mertuanya.
"tapi siapa yang akan mengawasi Sakura ?"
"ini rumah sakit, ibu. Perawat berjaga 24 jam untuk mengawasi dan menjaga kondisi pasien" jawab Sasori.
"ah kau benar, ibu terlalu panik hingga tidak bisa berpikir jernih. Kalau begitu ibu pulang ke rumah dulu, sekalian ambil pakaian Sakura yang belum sempat ibu bawa. Kalau begitu ibu titip Sakura sebentar ya ?"
"baik ibu" ucap Sasori.
Mebuki kemudian berjalan kearah pintu ruangan tersebut. "Sasuke, kau tidak ikut bibi pulang ?" Mebuki menoleh sebentar untuk bicara dengan salah satu sosok yang sedari tadi ada di ruangan ini.
"biarkan saya yang menjaga Sakura selama bibi pulang" Mebuki mengangguk dan tersenyum sebentar sebelum menghilang dari balik pintu.
Kepergian Mebuki menyisakan dua orang pria dan seorang wanita yang tengah berbaring tidak sadar karena masih dibawah pengaruh anestesi.
"ibu, kau panggil bibi Mebuki ibu ?" Sasuke membuka percakapan antara dua pria mapan tersebut.
"apa ada masalah dengan itu ?" Sasori membalasnya dengan memberikan pertanyaan balik. "sejak Sakura pindah ke San Fransisco, aku menganggap dia adalah ibuku" jawab Sasori dengan santai. "lagipula, aku yakin kau pasti sudah tau. Sakura telah memilihku"
"ada apa Sasuke ?" Sasori bisa melihat perubahan wajah Sasuke yang semakin mengeras. "kau marah ?"
Sasuke menatap tajam Sasori "marah. Aku memang sangat marah karena Sakura tidak memberiku kesempatan kedua kepadaku"
Kemudian Sasuke berjalan mendekati Sasori. "tapi jika sampai aku melihatmu barang sekali saja membuat Sakura menangis, aku akan membunuhmu" Sasori seolah melihat belati di kedua mata Sasuke saat ini.
Sasori tersenyum sinis kepada Sasuke "tak perlu khawatir, kau bisa pergi dengan tenang, Sasuke" ucap Sasori pelan namun penuh penekanan.
Sasori memutus kontak mata penuh akan aura permusuhan tersebut dengan berjalan melangkah meninggalkan Sasuke. "kau bisa mengucapkan selamat tinggal sekarang juga, masih ada pasien lain yang harus aku tangani. Jadi, nikmatilah" Sasori menghentikan langkahnya di depan pintu. "sebelumnya, terima kasih sudah menyelamatkan Sakura lagi" ucap Sasori sebelum benar-benar keluar ruangan meninggalkan Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbiden Love ( Lets Not Fall In Love )
FanfictionKetika cinta muncul dalam kisah pertemanan Akui dihadapan mereka dan kau akan kehilangan persahabatan atau simpan untuk diri sendiri dan rasakan sakitnya selamanya Namun bagaimana jika ada pilihan lain yang menanti Sakura, Sasuke maupun Karin ? Dis...