Our Choice

2.4K 223 41
                                    

Setelah beberapa jam operasi yang mereka lakukan selesai, terlihat beberapa petugas kesehatan mulai keluar dari ruang operasi, begitu juga seorang dokter bersama dengan seorang perawat terlihat keluar dari ruang operasi melalui pintu khusus.

"tadi itu hampir saja ya dokter, coba kalau keluarga pasien benar-benar tidak mau dilakukan tindakan. Pasien akan dalam keadaan gawat" Tenten berusaha berjalan menyamai langkah dokter yang ada didepannya sekarang sambil membawa beberapa laporan rekam medis pasien yang baru saja menjalani operasi.

"syukurlah sekarang sudah selesai operasinya" terdengar seseorang disampingnya menyahut perkataan Tenten.

"dokter Akasuna benar-benar pintar dalam merayu keluarga pasien. Aku tidak bisa membayangkan jika dokter Akasuna merayu perempuan, pasti akan sangat manis. Bukan begitu dokter Haruno ?"

"Entahlah, Tenten. Kenapa tidak kau coba sendiri saja" jawab Sakura dengan santai.

"Ah dokter bagaimana mana mungkin saya lakukan itu. Kalau dengan dokter Haruno bagaimana ?"

"maksudmu ?" Sakura terlihat mengkerutkan wajah putih cantiknya tersebut kearah Tenten yang ada disampingnya.

"ah maksud saya. Anda kan dekat dengan dokter Akasuna, apa pernah dia merayu anda ?" Tenten terlihat tersenyum kearah Sakura.

"Tenten, coba kau bayangkan saja, seorang dosen pembimbing merayu mahasiswanya, apa menurutmu itu tidak aneh ?"

"tapikan sekarang anda dan dokter Akasuna sudah menjadi patner kerja. Jadi tidak masalah menurut saya"

"selama aku belum wisuda aku masih berstatus mahasiswa, Tenten"

"ah benar juga, ngomong-ngomong kapan anda akan wisuda, dokter ?" raut wajah Tenten terlihat cukup penasaran.

"dua hari lagi. Kau mau datang ke acara wisudaku ?" jawab Sakura sambil memasukkan koin receh kedalam mesin minuman otomatis dan kemudian menatap kearah mesin untuk memilih minuman tersebut.

"kalau saya tidak jaga, saya akan datang. Saya janji, dokter"

"aku pegang janjimu itu" Sakura kemudian mengalihkan tatapanya sejenak kearah Tenten.

"bukankah itu Karin, model terkenal itu ?" Tampaknya orang yang sedang ia ajak bicara sedang menatap kearah lain. Tepatnya kearah seorang model yang terlihat sedang berjalan kearah mereka, menghampiri Sakura dan Tenten.

"kau sudah pulang ?" Sakura kini tengah menatap Karin yang sudah berhenti dihadapan mereka untuk bergabung.

"apa anda kenal dengan Karin, dokter ?" raut wajah Tenten terlihat antara bingung dan kaget.

"ya, dia sahabatku" jawab Sakura santai tanpa melepaskan tatapannya dari Karin.

"benarkah ?" nada bicara Tenten tiba-tiba berubah menjadi lebih tegas dan jelas, seolah-olah tidak mempercayai perkataan Sakura. "wah, orang-orang yang dekat dengan anda itu orang-orang hebat semua, saya jadi bangga bisa dekat dengan anda, dokter"

"Tenten, beri aku waktu sebentar" Sakura kemudian mengalihkan pandanganya kearah Tenten.

"baik, dokter. Kalau begitu saya permisi" sebelumnya Tenten terlihat menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda untuk berpamitan.

.

.

.

.

"ada apa, Karin ?" Kini mereka telah berada di ruangan milik Sakura.

"aku tau kenapa kau tidak datang ke kantor Sasuke hari ini" ucap Karin kepada Sakura.

Forbiden Love ( Lets Not Fall In Love )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang