Rangga dan Dilan Series #6

502 90 3
                                    

Saat tiba di perhentian terakhir, mereka bertatap kembali. Dilan memohon kepada semesta, bertanya lebih tepatnya. Apakah semua ini mimpi?

Kini dia berdiri tepat di depan bus pengantar, dengan maksud menunggu sang yang dulunya menjadi pujaan hati. Perasaan cemas bercampur dengan keluh kesal. Karena entah bagaimana dia tahu bahwa apa yang akan terjadi nanti akan mulai tak beriring dengan hati.

"Rangga, aku perlu bicara. Sebentar saja," ucapnya sembari menundukkan kepala. Malu mungkin atau terlalu besar egonya.

"Bicara di sini, saya tak bisa lama."

"Ini soal kita,"

Jatuh. Tepat. Pekat.

Dilan meneguk sisa-sisa keberaniannya tadi dengan berat. Akhirnya dia berani mengucapkan kata tabu dalam proses pendekatan dua insan manusia, "kita".

Rangga juga tak kalah bingungnya. Dia memang sudah tahu pasti akan tiba waktunya untuk mereka membahasa apa yang ada di antaranya. Tidak butuh menjadi peramal seperti yang Dilan lakukan di saat pertama mereka berjumpa. Berbeda dengan Dilan, Rangga adalah orang yang akan memperhitungkan segalanya. Konsekuensi dari setiap perbuatannya.

"Ada apa dengan kita? Terakhir kali aku ingat tidak ada apa-apa," ketus, dan dingin. Rangga sekali. Sembari mengerutkan dahi Rangga mencoba memancing Dilan untuk memperjelas maksudnya.

"Aku mohon, kali ini saja. Ayo bicara sebentar," digenggamnya tangan bocah SMA yang terlalu dewasa itu. Dituntunnya ke tempat yang lebih nyaman untuk berdiskusi berdua. Berdua.

"Bicara."

"Rangga, kamu masih marah? Sebelum kamu jawab, aku minta maaf. Tak seharusnya aku pukul pipimu. Harusnya aku juga tak menempatkan kamu di posisi tidak nyaman ini. Maaf aku—"

"Bukan salah kamu. Bukan salah kamu, Dilan. Semesta punya cara aneh untuk mempertemukan kita, dibuatnya kita seakan menemukan pasangan hati. Padahal saat berlanjut, kita sangat bertolak belakang. Seberapa keras pun kamu berusaha, tak akan ada yang terjadi di antara kita. Kita terlalu berbeda untuk menjadi padu. Aneh memang, aku tak biasa percaya takdir, tapi untuk kali ini,"

"Kita ambil jeda, tak harus buru-buru. Aku belum pernah tertarik ke dalam magnet asmara seperti ini. Aku belum pernah bertemu lelaki yang—"

"Kita berdua tak akan bersatu karena kita terlalu berbeda dan kita terlalu sama. Kamu paham maksudku, aku yakin itu."

"Kalau belum dicoba, tak ada yang tahu,"

"Kalau nanti dicoba, akan ada yang berakhir menjadi abu. Dihempas dan tak bersisa lagi," Rangga meletakkan tangannya di bahu Dilan.

"Kita, bisa menjadi yang—"

"Pertama? Aku sudah membaca ribuan kasus yang sama," Tangannya bergerak menuju pipi Dilan. Usapan lembut, terlalu lembut.

"Kita bisa pindah ke luar negeri, jauh dari tempat ini,"

"Kita anak SMA, S M A. Cinta memang menakjubkan, membuat siapa yang mencobanya menjadi buta. Melupakan logika dan berpikir enaknya saja," Dilandaskan tangan Rangga di atas telapak tangan Dilan.

"Aku merasakan juga, aku juga menyukai kamu, Dilan. Tapi aku tak akan dan tak mau mengambil resiko yang terlalu besar. Kita berkenalan juga belum sampai sebulan."

"Dua minggu, tepatnya delapanbelas hari,"

"Tunggu saja," dilepaskan, tangan Rangga meraih tas punggung yang tergeletak di lantai keramik halte bus.

"Jadi jawabannya tidak,"

"Bukan, aku bahkan belum menjawab. Pertanyaan yang ditanyakan terlalu sulit,"

"Ya atau tidak?"

"Tak ada jawaban yang pasti, yang pasti akan berujung ke penyesalan, aku tak akan menjawab ya, karena itu akan menjadi sakit hatimu. Juga tak akan menjawab tidak, itu akan menyakiti hatiku, aku ulangi; akan menyakiti hatiku, karena aku ada di atas perahu kecil yang sama denganmu, aku juga suka padamu."

"Aku benci ketidakpastian,"

"Tak mungkin, kau baru saja mengambil jalan para pejuang asmara. Mau tak mau ketidakpastian adalah teman terbaikmu,"

"Rangga, berapa lama kita harus menunggu?" Kali ini kedua remaja itu berdiri bersebelahan, tangan saling menggenggam diam-diam, dan sesekali melihat wajah satu sama lain.

"Tak tahu Dilan, aku benar-benar sama tersesatnya denganmu."

Rangga Dilan SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang