Tidak mudah untuk membuat seseorang masuk ke dalam jebakan, sama seperti aku yang harus berjuang keras agar dramaku membuahkan hasil yang bagus.
Setidaknya begitulah keseharian yang kami lakukan di pramuka, mulai dari latihan yang bermacam-macam, bersama dalam suka dan suka, meskipun di pertengahan pasti ada saja yang mengundurkan diri dari organisasi.
Selesai diskusi di dalam kelas, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Ada yang membawa kendaraan sendiri, ada yang di jemput, dan ada juga yang naik angkot.
Aku masuk di bagian yang pulang dengan naik angkot. Ini lah resiko kalau pulang sore, angkotnya sudah tidak ada dan kami akhirnya berjalan untuk menaiki angkot yang lain tapi tujuannya tetap ke rumah kami masing-masing.
Kami menelusuri jalan dengan langkah kaki yang sudah kelelahan, tetapi kami membuatnya menjadi semangat lagi dengan bernyanyi bersama.
Setelah beberapa menit berjalan, kami pun akhirnya mendapatkan angkot. Untungnya masih cukup untuk kami duduki.
Di dalam angkot, diantara kami ada yang tertidur karna kelelahan, ada yang menatap sekeliling, ada yang main hp dan lain sebagainya.
Setelah beberapa menit, akhirnya aku pun sampai di rumah.
Sebelum sampai ke rumah, aku membuka gerbang dulu baru membuka pintu rumah, membuka sepatu dan akhirnya masuk ke dalam rumah untuk melakukan aktivitas lainnya.
Ribet kan? Memang ribet lah, gak mungkin aku bisa sampai di dalam rumah kalau tidak membuka gerbang dan pintu terlebih dahulu. Gak mungkin lah panjat gerbang, lebih enak panjat tebing.
Aku mandi, makan, mengerjakan tugas sekolah dan akhirnya nanti akan terlelap dalam mimpi.
Sebelum bermimpi aku berdoa dulu, biar mimpinya bisa indah katanya.
Beginilah kegiatanku setiap harinya. Untungnya aku memiliki orangtua yang sangat baik dan sangat pengertian, bayangkan saja jika sampai di rumah aku langsung diomelin gak jelas, otomatis mood ku pun jadi berubah.
Jadi malas mengerjakan apapun, dan akhirnya akan terbiasa untuk melawan.
🔒🔒🔒
Keesokan harinya, aku memulai aktivitas belajarku di sekolah seperti biasa.
Hari ini kami belajar sejarah, dengan guru yang hidupnya sangat bersejarah.
Ketika masuk kelas, dia menyapa kami dan memulai dengan doa. Selesai berdoa, dia pun menjelaskan sedikit tentang pelajaran kami dan akhirnya memberikan kami tugas.
Selagi memberikan tugas, dia pun mengabsen. Ada satu teman kami yang tidak dapat hadir, dan tidak tau apa alasannya.
Berhubung rumahnya berdekatan dengan rumahku, akhirnya aku pun jadi sasaran pertanyaannya.
"Ruby tau Moskov kemana?" Tanya bu Pharsa dengan nada yang awalnya terdengar lembut.
"Tidak tau buk."
"Kok bisa gak tau? Kan rumah kalian berdekatan."
"Saya belum pernah ke rumahnya buk." Aku pun mulai kesal menjawab setiap pertanyaannya.
Terima kasih sudah membaca 😀
Jangan lupa vote dan comment ya 😆
See You Next Part 🙌🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Years Ago (Selesai)
Teen FictionYang lalu biarlah berlalu. Jika itu menyakitkan, lupakanlah, tetapi jika itu menyenangkan, maka kenanglah. Aku tidak mungkin bisa sampai seperti saat ini tanpa pelajaran di masa laluku. Ketika aku berada di masa itu, aku sangat mengabaikan pelajara...