Keesokan harinya, aku pun berangkat ke sekolah seperti biasa untuk mengikuti ujian, dan kali ini perasaanku biasa saja, seperti tidak akan terjadi apa-apa.
Ujian pelajaran pertama pun dimulai, dan aku mengikuti dengan baik.
Setelah bel berbunyi yang menandakan bahwa ujian terlah berakhir dan kami diminta untuk istirahat sejenak, aku pun mengobrol dengan Layla bendahara kami, dan beberapa teman lainnya. Ketika kami asik ngobrol, tiba-tiba...
Bumm...
Martis datang dan memukul meja di depanku, Layla dan yang lainnya pun menyingkir dari mejaku.
Jantungku rasanya ingin copot dan berjalan sendiri keluar dari sekolah, tetapi aku menahannya agar aku tidak sendirian menahan gejolak batin ini.
Martis dan teman-temannya datang bagaikan pencabut nyawa yang siap untuk mengambil nyawaku yang tinggal beberapa persen lagi.
"Apa hak kau mencampuri urusan hubunganku dengan Karina? Kenapa kau salahi dia karna balikan samaku? Sekarang apa maksud kau ha?" Martis menyambarku dengan berbagai macam pertanyaan yang membuatku sangat terkejut.
"Santai aja lah, pacarmu yang cerita tentang kalian samaku, dan aku udah kasih saran yang baik sama dia, tapi dia gak mau ngikuti saranku. Trus tiba-tiba..." Belum selesai aku bicara, Martis sudah menyambar duluan.
"Gak usah banyak alasanmu, ngapai pula kamu hasut dia supaya gak balikan lagi samaku ha?"
"Siapa yang menghasut dia? Kalau bicara itu pakai otak, jangan pakai dengkul. Makanya dengarkan dulu apa kata orang, jangan asal main tuduh aja. Pacarmu itu yang membalikkan fakta tentang aku. Tapi terserahmu lah, aku juga gak peduli. Cowok sama ceweknya sama aja, tukang tipu." Aku pun akhirnya memberanikan diri melawan Martis, karna aku merasa kalau aku tidak salah.
"Liatlah ya, gak akan tenang hidupmu." Martis mengancamku dan mengeluarkan kata-kata kotor dari mulutnya.
Aku pun hanya menahan airmata agar tidak jatuh, lebih baik ku tahan dan ku keluarkan ketika sampai di rumah nanti.
Untuk pertama kalinya aku dipermalukan di depan satu kelas, dan mungkin kelas lain juga melihat kejadian ini.
Sungguh hatiku sangat sakit, ingin marah tapi sudah terjadi, ingin mengulang kembali tapi tidak mungkin.
Aku hanya pasrah, dan cukup tau bahwa tidak selamanya kebaikan akan membuahkan kebaikan juga.
Yang membuatku lebih sakit adalah, bahwa orang-orang yang katanya "Sahabat" itu malah hanya melihatku dari jendela tanpa membela atau setidaknya menenangkanku sebentar saja.
Dalam keadaan seperti ini, peran mereka lah yang sangat aku butuhkan, tetapi itu semua hanya omong kosong. Sahabat hanya ada disaat senang aja, disaat susah mereka kemana? Hanya menonton melihat kesusahanku saja.
Yey, akhirnya terbuka kejadian tiga tahun lalu yang paling berkesan, haha 😅
Terima kasih sudah membaca 🙏😘
Jangan lupa vote dan commentnya ya 😉😉
See You Next Part 😍😘
![](https://img.wattpad.com/cover/164403378-288-k423768.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Years Ago (Selesai)
Roman pour AdolescentsYang lalu biarlah berlalu. Jika itu menyakitkan, lupakanlah, tetapi jika itu menyenangkan, maka kenanglah. Aku tidak mungkin bisa sampai seperti saat ini tanpa pelajaran di masa laluku. Ketika aku berada di masa itu, aku sangat mengabaikan pelajara...