🔒Menahan🔒

6 4 0
                                    

Bahkan Akai pun, selaku ketua kelas tidak ada melerai perdebatan kami.

Aku tidak tau mereka semua kemana, yang jelas, aku cukup kecewa.

Layla dan beberapa teman yang sebelumnya mengobrol denganku datang menghampiriku dan menanyakan apa yang terjadi.

Aku hanya diam, dan menahan amarah serta emosi yang harus ku pendam sampai selesai ujian nanti.

Setelah menenangkanku, mereka pun kembali ke tempat duduk masing-masing karna sebentar lagi ujian akan dimulai.

Setelah melabrakku, Martis dan teman-temannya pun masuk ke kelas untuk mengikuti ujian juga.

Mereka menatapku dengan sinis, dan aku pun kembali menatap mereka dengan tatapan emosi.

Aku yakin mereka semua akan menerima akibatnya suatu saat nanti.

🔒🔒🔒

Akhirnya bel pun berbunyi tanda ujian sudah selesai, dan kami akan bertemu lagi di Ujian Nasional.

Aku pun pulang ke rumah dengan penuh amarah. Di perjalanan pulang, aku bertemu dengan salah satu temanku di kelas, dan dia menanyakan apa yang terjadi denganku tadi.

Akhirnya aku pun menjelaskan detailnya kepada dia, dan dia mengatakan bahwa sahabat-sahabatku sebenarnya ingin bertanya apa yang sedang terjadi, tetapi mereka tidak berani.

Setelah mendengar itu, aku langsung menarik nafas panjang dan berkata dalam hati bahwa semua itu bohong, dan mereka pura-pura peduli.

Aku benci dengan manusia yang bermuka dua, di belakang pura-pura peduli, tetapi setelah tau kejadiannya malah menjauh dan tidak mau tau.

Setelah aku menjelaskan kepada temanku, aku pun beranjak pergi karna angkotku sudah datang.

Aku ingin cepat-cepat pulang ke rumah agar bisa meluapkan semua emosiku yang sejak tadi sudah tertahan.

Aku pun akhirnya sampai di rumah, langsung menuju kamar, menutup pintu, menuju kasur, dan menutup seluruh tubuhku dengan selimut.

Di tempat tidurlah aku meluapkan emosiku yang sejak tadi sudah ku tahan.

Aku pun menangis sejadi-jadinya, dan mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalam benakku.

Cukup lama aku menangis, dan akhirnya karna capek, aku pun tertidur pulas.

Seperti biasa, ibu selalu membangunkanku kalau aku ketiduran, dan menyuruhku untuk segera mandi, makan lalu tidur.

Mungkin sekarang belum kelihatan bahwa aku sedang menangis, tetapi besok pasti mataku sedikit membengkak.

Setelah mandi, aku pun makan, dan selesai makan, aku pun bergerak ke tempat tidur.

Sebelum tidur, aku berdoa terlebih dahulu, dan aku ingin bercerita panjang lebar sama Tuhan.

Tuhan, hari ini aku sangat sedih, sangat kecewa, dan merasa sangat menderita. Tadi, aku dilabrak oleh Martis, dan tidak ada satu orang pun yang membelaku, bahkan orang-orang yang sudah kuanggap seperti sahabat pun tidak muncul.

Tuhan, aku tau kalau ini semua sudah Engkau rencanakan, dan pasti ada maksud dibalik semua ini. Kuatkanlah aku agar bisa menerima semuanya dengan lapang dada, dan sadarkanlah mereka dengan apa yang sudah mereka lakukan.

Terima kasih sudah membaca 🙏😘

Jangan lupa vote dan commentnya ya 😉😉

See You Next Part 😍😘

Three Years Ago (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang