🔒Putus🔒

9 4 0
                                    

Aku sangat menikmati masakan ibuku, dan dengan lahap aku memakannya.

Mau bagaimanapun rasanya, aku tetap menikmati masakan ibu, karna tidak akan ku temukan masakan seperti ini dimanapun selain di rumah.

Selesai makan malam, aku pun melanjutkan tidurku agar tidak telat bangun besok pagi.

🔒🔒🔒

Sinar matahari pagi mampu membangunkanku dari mimpi indahku.

Langsung aku bergegas untuk berangkat ke sekolah seperti biasanya.

Aku selalu pamit kepada ibu kemanapun aku pergi. Aku tidak pamit kepada ayah karna pagi-pagi sudah berjualan ke pasar, tapi aku yakin kalau ayah selalu mendoakanku.

Ibuku kembali mengantarku ke sekolah seperti biasanya dan selalu memberikanku semangat saat memasuki gerbang sekolah.

"Yang semangat belajarnya ya nak, jangan lupa berdoa sebelum belajar." Ucapan paling bahagia yang selalu ku dengar di pagi hari.

"Terima kasih ibu. Love you." Aku pun melambaikan tangan untuk masuk ke gerbang sekolah.

Bel sekolah pun berbunyi tanda pelajaran pertama akan dimulai.

Beberapa siswa mengikuti pelajaran dengan baik, dan yang lainnya melakukan aktivitasnya sendiri, termasuk aku.

Kali ini aku tidak fokus karna mendapatkan pesan di facebook dari orang yang sudah ku anggap sebagai adikku sendiri.

Namanya Karina. Dia ingin meminta saranku tentang pacarnya.

Aku ramah terhadap semua orang sampai-sampai aku mudah dimanfaatkan oleh orang lain, tapi aku tidak ambil pusing, karna bagiku berbuat baik tidak perlu mengharapkan imbalan.

"Kak, gimana ini, aku gak tahan dengan sikap bang Martis yang suka marah-marah. Gimana kalau kami putus aja kak?"

Martis adalah teman sekelasku yang terkenal dengan tempramental dan tidak segan-segan bersikap kasar terhadap siapapun termasuk perempuan.

"Kalau masih bisa diselesaikan, ya selesaikan baik-baik lah dek, tapi kalau sudah tidak bisa lagi, ya keputusannya ada di kalian lah, ambil jalan keluar yang terbaik."

"Aku putusi aja lah ya kak, benar-benar gak tahan lagi aku kak."

"Ya sudah, kalau memang itu yang terbaik, lakukanlah."

"Okelah kak. Terima kasih ya kak. Lanjutlah belajarnya ya kak."

Begitulah isi percakapan kami, dan sebenarnya aku sedikit malas membahas tentang makhlus yang terkasar di muka bumi ini.

Tidak berapa lama kemudian, aku melihat bahwa Martis marah-marah, dan perasaanku mengatakan bahwa dia dan Karina sudah putus.

Hpku tiba-tiba bergetar dan benar, Karina memberitahu bahwa mereka sudah putus.

Tidak heran kalau mereka putus, perempuan mana yang tahan dengan sikap pacarnya yang tempramental dan mau menang sendiri.

Aku pun hanya melirik tingkah Martis yang tidak karuan, dan dari sinilah penyebab harga diriku dipermalukan di hadapan semua orang. 

Terima kasih sudah membaca 🙏😘

Jangan lupa vote dan commentnya ya 😉😉

See You Next Part 😍😘

Three Years Ago (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang