Pindah Rumah

12.4K 703 4
                                    

Lintang menyelonjorkan kedua kakinya sambil menemani kedua anaknya yang sedang nonton tv. Hari ini rasanya sangat melelahkan. Sudah dua minggu Lintang pindah ke rumah ini karena pindah tugas. Namun baru hari ini Lintang sempat menata kembali barang-barangnya di rumah agar agak layak huni buat kedua anak kembarnya, Damai dan Langit.

Kedua anaknya masih anteng nonton film kesayangannya di TV. Kadang kalau kedua anaknya yang masih berumur 4 tahun itu sedang anteng begini, rasanya muka Lintang bagai ibu peri. Namun kalau mereka lagi bertengkar, kepala Lintang  langsung keluar tanduknya menghadapi kedua anaknya yang memang sering rebutan mainan.

Hidup sebagai single parent dengan 2 anak balita cukup berat buat Lintang. Tapi Lintang bersyukur saat pindah ke kota ini Lintang bisa menemukan rumah kontrakan yang cukup nyaman buat anak2nya.

Sudah 1 tahun ini Lintang menjadi janda, 4 tahun menikah dengan mantan suaminya dan 2 kali dikhianati suaminya cukup memberinya kekuatan untuk memutuskan berpisah dari suaminya. Lintang layak untuk bahagia, permintaan maaf suaminya pun tidak dapat mengubah pendiriannya seperti saat perselingkuhan pertamanya dulu. Cuma keledai bodoh yang akan jatuh pada lobang yang sama.

Dan setahun yang lalu,dengan telad bulat Lintang menggunggat cerai suaminya walau diiringi dengan sakit hati dan air mata yang bercucuran. Janji suaminya untuk memberikan harta gono ginipun tak pernah ditepati, kewajiban untuk menafkahi anak2nya pun hampir tak pernah ada. Lintang hanya pasrah, untunglah Lintang masih bekerja.

Bluppptt..tiba tiba lampu di rumahnya mati. Si kembar yang dari tadi anteng, mulai merengek2 takut gelap dan gelisah kepanasan. Saat Damai mulai menangis, Langitpun mulai ikut ikutan adeknya menangis.

Lintang keluar mencoba menyalakan listrik yang barangkali hanya sekedar turun, namun ternyata tidak bisa. Sementara kedua anaknya mulai rebutan menggelendot sambil menangis. Sementara bi Siti, ART yang bekerja momong kedua anaknya hanya bekerja sampai Lintang pulang kantor dan malamnya pulang ke.rumahnya.

Lintang baru menyadari kalau belum punya lilin dan emergency lampnya lupa dicharge setelah pindahan kemarin. Dan diapun kembali mengutuk dirinya karena belum sempat mengenal tetangganya yang barangkali bisa untuk dimintai tolong.

Lintang melihat ke tetangga depan rumahnya yang lampunya menyala terang.
Lintang belum sempat kenalan,bahkan siapa yang tinggal di seberang rumanya pun dia tidak tahu. Yang dia tahu penghuni depan rumahnya selalu pergi ke ke kantor pagi-pagi seperti beberapa hari yang lalu saat Lintang melihatnya waktu dia membuka gordin jendelanya.

Lintang menggendong Damai yang masih menangis ketakutan dan menggandeng Langit yang mulai diam dari tangisnya karena sudah tahu tidak bakal mengalahkan adiknya untuk digendong mengingat mamanya tidak mungkin menggendong dua anaknya barengan.

Lintang beranjak pergi ke rumah depannya barangkali punya lilin atau emergency lamp yang bisa dipinjamnya. Dipencetnya bel rumah itu dua kali, dan berdoa tetangganya masih bangun mengingat baru jam 20.30. Dilihatnya Damai yang mulai tidur di gendongannya dan Langit yang mulai menguap karena biasanya mereka tidur jam 20.00.

Aaah tampaknya tetangganya pun sudah tidur karena tidak ada yang membukakan pintu. Dilihatnya Langit yang duduk di kursi beranda tetangganya mulai tertidur, namun tampaknya tidak ada tanda-tanda dibukakanya pintu itu walau Lintang tahu mobil range rover pemilik rumah ini ada di depan garasinya.

Dibangunkannya Langit dengan menepuk nepuk pipinya yang chubby agar bisa digandeng karena Lintang sudah tak kuat lagi kalau harus menggendong kedua anaknya yang chubby tersebut walau hanya dari rumah tetangganya. Rasanya tak akan tega pula kalau Lintang harus mengantarkan Damai pulang dulu ke rumah yang lampunya masih mati baru kemudian mengambil Langit yang tertidur di teras rumah tetangganya.

Dicobanya lagi mengetok pintu rumah tersebut perlahan karena Langit rupanya sudah ngantuk berat dan enggan diajak jalan. Tiba-tiba pintu rumah itu terbuka, dan seorang laki laki berdada bidang dengan celana pendek dan belum mengenakan baju muncul dari pintu tersebut.Rupannya pria itu sedang mandi tadi karena aroma maskulin dari sabun pria itu terhirup oleh Lintang yang masih terpana melihatnya dan tak mampu berkata sepatah katapun.

"Lintang... ? ," dan seketika Lintangpun lemas memandang pria tersebut.

Rumah (Te) TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang