Surprise

5.3K 594 9
                                    

Seperti yang dijanjikan Bagas, sehabis sholat subuh, pagi ini Bagas mengajak Lintang menikmati sunrise di tepi pantai yang tidak jauh dari Bungalow nya. Bagas
menyusuri pantai dan menggandeng tangan Lintang, mumpung Langit dan Damai belum bangun.

"Kenapa Mas buru-buru mengajakku menikah? padahal kita baru seminggu ketemu.." Lintang bertanya pada Bagas sambil bermain riak-riak  ombak yang menerpa kakinya.

"Aku kan udah ngajak kamu nikah dari 6 tahun lalu Lin, kamu lupa ya?" Bagas nyengir.

"Mungkin kita baru bertemu kembali seminggu ini, tapi kamu sudah di hatiku sejak 6 tahun yang lalu dan tak mau pergi.. " Bagas sesekali menarik Lintang saat ombak yang datang agak tinggi.

"Kalau Mas memang jatuh hati sama aku, kenapa 6 tahun yang lalu, saat aku belum punya anak, tidak mencariku? "

"Kalaupun aku mencari dan menemukanmu, apa dulu kamu mau sama aku? Sama orang yang hampir gak kau kenal sama sekali? Lagian aku sayang sama Langit dan Damai kok..."

"Eeehm... iya sihh, trus mas ngapain aja selama 6 tahun?" Lintang menghela nafasnya

"Aku memang tidak berusaha mencarimu tapi aku mengetuk pintu langit agar nama yang bersamaku di lauful mahfuz kembali padaku.." Lintang kembali memerah pipinya mendengar jawaban Bagas.

"Bu Chyntia gimana?Apa aku jadi pelakor?" Lintang menanyakan pertanyaan yang membuat gundah hatinya setelah membaca WA semalam.

"Gak gimana-gimana, aku gak ada hubungan apa-apa sama dia."

"Mengapa Mas gak mau sama Bu Chyntia yang jelas masih single, dan malah memilih aku yang udah triple begini?"

"Iiih nanyanya banyak banget kayak wartawan infotainment deh," dipencetnya hidung Lintang. Lintang cuma nyengir.

"Aku penasaran mas, aku belum tahu banyak tentang kamu, eeeh semalam kok ya main mengiyakan ajakanmu menikah. Aaah baperan ya aku?"

"Nanti kalau udah menikah aku jawab semua pertanyaanmu..makanya cepet nikah sama aku, biar kamu gak penasaran lagi."

"Emangnya kapan mas Bagas mau menikahiku?"

"Pagi ini juga bisa kalau kamu mau.." Bagas memasang tampang serius hingga Lintang tak berani menggodanya.

"Iiih cepet bangeeet... belum siap aku mas."

"Kalau kamu tinggal bawa diri aja, aku yang siapin semua, berarti kamu gak perlu siap-siapkan?"

"Eeehm iya sih..tapi..."

"Jadi mau kan?" Bagas memotong kata-kata Lintang sambil menatap teduh ke arah Lintang.

"Aaah Mas Bagas, kalau becanda kebangetan..." pipi Lintang merona merah tak tahu harus menjawab apa. Bagas mengeratkan pegangan tangan Lintang.

"Aku serius Lin..." dan tiba-tiba hening sampai mereka memutuskan kembali ke bungalow.

******

Lintang dan Bagas berjalan ke bungalow, tapi nampaknya di  bungalow sudah banyak orang yang baru turun dari mobil. Lintang panik, ada apa dengan Langit dan Damai?

Tapi kenapa ada orang tua Lintang, orang tua yang selama 6 tahun ini tak pernah ditemuinya lagi?

Orang tua Bagas juga ada, mereka malah mengobrol dan bersendau gurau. Orang tua Bagas merupakan sahabat orang tua Lintang waktu sekolah, beberapa kali Lintang pernah ketemu dengan Om Haris dan Tante Winda, ayah dan ibu Bagas waktu kuliah saat mereka bertamu di rumah Pak Surya, ayah Lintang.  Namun begitu Lintang belum pernah bertemu dengan Bagas karena Bagas kuliah di Luar negeri.

"Mas, kenapa mereka disini?" Lintang menoleh ke arah Bagas yang menatap Lintang lembut.

"Mau menghadiri ijab kobul anaknya yang tertunda 6 tahun yang lalu," Lintang membelalakkan matanya. Apa maksudnya coba?

Lintang tak bisa lagi menahan air matanya yang turun saat ayah dan ibunya menghampiri dan memeluknya. Rasa rindu pun membuncah..6 tahun lalu Lintang pergi dan malu untuk kembali menatap orang tuanya yang masih kecewa.

Dilihatnya Om Haris dan Tante Winda, diciumnya tangan mereka dan pelukan tante Winda mengatakan bahwa mereka baik-baik saja, tak ada sakit hati setelah yang diperbuat Lintang pernah membuat mereka malu.

******

Ternyata Bagas telah menyiapkan semua ini, menikah dengan Lintang hari ini sesuai harapan Lintang kecil yang ingin menikah di tepi pantai.

Pernikahannya akan dilakukan sore ini di tepi pantai. Bagas telah menyiapkan sebuah baju pengantin yang sangat cantik buat Lintang, Entah dari mana Bagas dapat ukuran bajunya. Tak hanya itu Langit dan Damai pun dibuatkan baju yang tak kalah lucu. Pak Surya dan Bu Laksmi, orang tua Lintang sangat senang bertemu dengan kedua cucu balitanya yang menggemaskan dan sibuk bermain bersamanya sembari menunggu Lintang bersiap untuk sore nanti. Rupanya Bagas sudah menceritakan keberadaan mereka pada orang tuanya.

Sore harinya, Ijab kabul khidmat versi Bagas pun digelar ditepi pantai yang indah. Bagas menyulap tempat itu dengan sangat cantik. Dia tahu bagaimana mewujudkan pernikahan yang indah yang membuat Lintang terharu. Lintang tak kuasa menyembunyikan kebahagiaannya saat Bagas mengucapkan kalimat yang seharusnya diucapkan untuknya 6 tahun lalu.

Malam ini keluarga Bagas dan Lintang merayakan makan malam bersama di tepi pantai yang dihiasi dengan lilin-lilin cantik dan irama lagu yang merdu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini keluarga Bagas dan Lintang merayakan makan malam bersama di tepi pantai yang dihiasi dengan lilin-lilin cantik dan irama lagu yang merdu. Pernikahan ini memang hanya dihadiri oleh keluarga dekat mereka berdua.

Bagas mengajak Lintang berdansa diiringi lagu yang romantis dari live music yang disewa. Bagas mengucapkan kata-kata romantis yang membuat Lintang semakin membuncah bahagia.

"Kenapa kamu bisa bawa ayah ibu kita kesini hari ini? Kapan kami bilang pada mereka?"

"Hari minggu lalu sehabis pulang dari rumahmu, aku bilang orang tuaku, meminta restu mereka, apakah aku masih direstui bila menikah denganmu. Alhamdulillah mereka setuju tapi memintaku untuk menikahimu seminggu lagi. Padahal aku sudah mau menikahimu hari itu juga..." Bagas memegang tangan Lintang sambil mengajaknya berdansa dan berbisik di telinganya kemudian tertawa.

" Mereka tahu keadaanku? Anak-anakku?"

"Pasti, aku tak menyembunyikan apapun tentangmu"

"Mereka masih bilang setuju?"

" Tentu saja, mereka sangat mengharapkan untuk segera punya cucu. Lihat saja mereka berebut untuk main sama Langit dan Damai dengan orang tuamu..." Bagas menunjuk ke arah Langit dan Damai tertawa.

"Mengapa kamu ingin cepat-cepat menikahiku?"

"Kalau gak cepet-cepet dinikahi nanti kamu pergi lagi kayak dulu..," Bagas terkekeh dan Lintang yang merona memukul manja dada bidang Bagas yang kemudian disenderinya.

"Lintang...."

"Hmmm..."

"Ijinkan aku membahagiakanmu istriku tercinta," Bagas membisikkan kata mesra di telinganya.  Lintang berasa mimpi dan enggan melepaskan pelukan Bagas.

*****

Gaesss jangan lupa vote dan comments ya yaaa

Happy reading

Rumah (Te) TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang