Cemburu?

10.2K 521 7
                                    

Sebelum baca pastiin vote dulu yaaa dear...
Happy Reading...

*****
Setelah kemarin ijin keperluan keluarga yang sebenernya agak maksa ke Pak Hadi, akhirnya pagi ini Lintang masuk kantor lagi. Sebenarnya Bagas memintanya libur seminggu, tapi gak mungkin kan belum juga sebulan kerja masak udah ijin kelamaan. Bisa saja sih Bagas yang bilang, tapi kan berarti semua orang akan tahu pernikahan Lintang dan Bagas. Dan Lintang belum siap untuk menjawab pertanyaan teman-temannya.

Sebenarnya Bagas juga meminta Lintang dengan halus agar Lintang resign saja, toh dia gak bakalan kekurangan dengan penghasilan Bagas yang pastinya jauh di atas Lintang selama ini, bahkan nampaknya gak akan habis tujuh turunan. Tapi Lintang bersikeras untuk bekerja,entah karena ingin beneran kerja atau masih curiga sama hubungan Bagas dan Bu Chyntia yang rajin menyambangi Bagas di kantornya. Akhirnya Bagas mengalah tapi dengan syarat, kalau Lintang hamil, maka dia harus resign. Bagas memang paling pintar bernegosiasi.

Hamil? Bikinnya aja masih nunggu 15 hari lagi. Bagas menggaruk kepalanya yang sebenernya gak gatal. Lintang pun menyanggupi.

Setelah kembali dari Anyer, Bagas memutuskan bahwa Lintang dan anak-anak tinggal di rumahnya yang lebih besar, jadilah kemarin sekembalinya mereka dari Anyer malah sibuk pindahan beberapa barang ke rumah Bagas.

Orang tua Bagas dan Lintang sudah kembali ke rumahnya masing-masing, jadi Lintang menjaga Langit dan Damai sementara Bagas yang memindahkan barang mereka yang sebenarnya gak banyak, cuma beberapa pakaian dan mainan yang selalu dipakai setiap hari karena selain barang barang itu rumah Bagas sudah lengkap. Lagipula sebentar lagi mereka akan pindah ke rumah Bagas yang sebenarnya yang sekarang masih direnovasi.

Lintang pun baru mengetahui kalau sebenarnya Bagas menempati rumah itu karena rumahnya sedang di renovasi dan apartemen miliknya sementara sedang dipakai sepupunya sampai bulan depan. Aaah...mungkin ini efek nikah dadakan jadi semua berasa kejutan.

Lintang sebenarnya masih heran sendiri, kenapa dia mengiyakan ajakan pernikahan Bagas yang dadakan. Lintang akui bahwa sebenarnya dia tertarik dengan Bagas sejak mereka dijodohkan dulu. Bagas, seorang pemuda yang gagah, tampan dan mapan. Bahkan dia berharap banyak, karena itu pula dia berterus terang tentang kondisinya pada Bagas walau kemudian Bagas tak menjawabnya. Hati Lintang bahkan hancur saat Bagas tak kunjung menjawabnya. Lintang juga tidak mau mengecewakan Bagas dengan segala kekurangannya, maka dia memilih pergi. Yang dia tidak sadari justru juga menyakiti Bagas.

Lintang memang merasa bersalah saat pertama mereka dipertemukan kembali namun sikap manis Bagas padanya dan anak-anaknya setelah itu membuainya dan membuatnya jatuh cinta lagi, bukan karena Bagas  pemilik perusahaan tempat dia bekerja.

Cinta memang kadang membuat sesuatu hal yang tidak masuk akal.

*****

Setelah sarapan pagi dengan masakan Lintang, Bagas dan Lintang pergi ke kantor berduan Bagas yang nyetir sambil memutar lagu kesayangannya. Playlist Candles. Lintang tersenyum.

"Mas, aku nanti turun duluan ya, aku gak mau kalau turun di lobby, nanti orang-orang liatin. Aku bingung jawabnya kalau ditanyain, aku belum siap njelasinnya," Lintang menyentuh tangan Bagas.

"Iya, kabarin ya kalau udah sampai kubikelnya, ntar nyasar lagi.." Bagas mecubit hidung Lintang tak mau berdebat dengan istrinya. Lintang mengangguk.

"Oiya Lin, ini kamu bawa aja", Bagas mengulurkan 2 buah kartu, kartu debit dan kartu kreditnya buat Lintang saat Lintang hendak turun dari mobil.

"Buat apa mas?"

"Buat kamu jajan..," Bagas mengerlingkan sebelah matanya.

"Makasih mas,"diciumnya tangan Bagas dan turun dari mobil sambil tersenyum setelah Bagas mencium keningnya.

Rumah (Te) TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang