Moon Light

5.9K 606 15
                                    

Please Vote comment and follownya ya buat mood booster penulis karbitan ini...biar semangat update story

*****

Lintang membangunkan kedua anaknya yang masih tidur di kursi tengah saat tiba di Anyer. Mereka tiba di sebuah Resort yang terdiri dari beberapa Bungalow ekslusif dekat pantai. Langit dan Damai yang baru bangun setelah puas tidur di perjalanan tadi langsung jingkrak-jingkrak saat melihat pantai.

Lintang membantu Bagas membawa tas perbekalan mereka ke sebuah Bungalow yang tidak terlalu besar yang telah dipesan Bagas. Bungalow ini terdiri dari dua kamar dan terletak di sebelah infinity pool yang menghadap ke pantai. Persis sesuai dengan janji Bagas pada kedua anaknya, liburan ke kolam renang yang dekat dengan pantai.

Setelah menyimpan tas dan koper di kamar, Lintang mengajak anak-anak dan Bagas sarapan dengan bekal yang mereka bawa tadi. Kemudian Lintang memakaikan baju renang dan sunblock pada kedua anaknya, Lintang juga mengganti celana panjangnya dengan sebuah celana pendek warna biru muda.

"Memangnya celananya gak ada lebih panjangan lagi?" Bagas melotot melihat celana pendek Lintang.

"Memang kenapa mas? Ini kan pantai, kalau pakai celana panjang ya basah donk mas..."

"Kalau kamu pakai celana pendek itu, yang basah celana saya nanti," Bagas tersenyum jahil. Wajah Lintang langsung merah padam. Diambilnya kain pantai warna biru elektrik dan diikatkannya pada tubuhnya sehingga menutupi kakinya.

"That's better," Bagas segera menggandeng tangan Langit yang membawa sebuah bola dan Damai yang membawa peralatan tempur untuk membuat sand castle menuju ke pantai.

Langit masih asyik main bola dengan Bagas di pinggir pantai, sementara Lintang tengah duduk sambil membantu Damai membuat istana pasirnya. Mereka sangat betah ke pantai.

Bagas berlari ke arah Lintang dan Langit ikut membuat pagar istana pasir bersama Damai dan sesekali mengambilkan air ke laut menggunakan sebuah ember kecil. Sesekali Langit dan Damai berkejaran gara-gara Langit yang ceroboh membuat pasirnya mengenai muka Damai diselingi teriakan jengkel dan manjanya Damai.

"Mereka seneng banget main di pantai ya?," Bagas duduk di sebelah Lintang.

"Iya, saya juga, sejak kecil saya juga senang main di pantai, sampai sampai saya punya cita-cita untuk menikah di tepi pantai.. sayangnya gagal..hehehe aneh ya? " Lintang tersenyum teringat cita-citanya di masa kecil.

"Gagal itu sukses yang tertunda Lin, seperti kegagalan ku dulu menikahimu..." Bagas kembali tersenyum jail. Lintang memalingkan mukanya yang tengah memerah kembali.

Sepertinya hari ini Bagas selalu bisa menggoda Lintang yang emang baperan. Dalam perjalanan tadi Bagas menyetel playlist lagu dalam mobilnya seperti
All of Me- John Legend
Bukti-Virgoun
Marry Me-Train
Surat Cinta untuk Starla - Virgoun
Everything- Michael Buble
Akad-Payung Teduh
Thinking Out Loud-Ed Sheeran
Dari Mata-Jaz
Stand by you-Rachel Platten
Hingga Ujung Waktu-Sheila on 7
Penantian Berharga-Rizky Febian
Kisah Romantis- Glenn Fredly

Dan tentu saja diikuti dengan senandungnya mengikuti lagu itu serta beberapa kali matanya menatap Lintang atau tangannya mengacak-acak rambut Lintang saat liriknya pas ditujukan untuk Lintang.

Saat melihat ke arah HPnya Bagas, hpnya Lintang kembali tak karuan karena sekilas Lintang melihat nama playlist lagu-lagu yang Bagas buat itu dinamai Candles. Candles itu Lilin, dan Lilin adalah nama panggilan Lintang waktu kecil. Ciiih ketinggian GRnya kamu Lin..

Bugh..tiba-tiba bola yang ditendang Langit dan Damai mengenai kaki Lintang, Langit kemudian tertawa-tawa menjaili mamanya. Ternyata gara-gara bola tadi badan Lintang terkena hempasan pasir tak terkecuali mukanya. Bagas segera melemparkan bolanya kembali ke arah Langit. Dilihatnya rambut Lintang yang masih kena pasir sementara tangan Lintang mengibaskan baju untuk membersihkan pasir dari tubuhnya.

Rumah (Te) TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang