Pacaran Halal

8.5K 542 5
                                    

Malam ini keluarga Bagas dan Lintang menginap di Bungalow. Lintang baru mengetahui kalau ternyata Resort ini milik Bagas. Pantes aja mengurus prosesi pernikahan dadakan begini bisa segitu perfectnya.

Bagas memeluk Lintang yang masih chat dengan orang tuanya untuk memastikan si kembar tidak rewel. Bagas segera menarik Lintang saat dilihatnya Lintang meletakkan HPnya di nakas.

"Sepertinya kok terlalu cepat ya aku memutuskan untuk menikah sama mas?" Lintang bertanya pada Bagas yang masih asyik menciumi puncak kepalanya. Nampaknya Lintang baru sadar setelah kemarin terlalu terlena dengan keromantisan Bagas. Bener kata Agnes Monica, kadang Cinta itu  membuat kita tak ada logika.

"Gak pakai pacaran, cuman seminggu ketemu, rasanya aku kayak mimpi sekarang sudah jadi istrimu mas.." Lintang menggumam.

" Kan memang maunya pacarannya setelah menikah, pacaran halal..," Bagas mengerling saat Lintang membalikkan badannya dan memandang mata Bagas.

"Ehm aku gak bisa ngebayangin reaksi teman-teman kalau tahu kita menikah mas.. ," Lintang mendesah mengingat group wa Jojoba.

"Bilang aja terus terang, gak usah dipersulit," Bagas mengelus punggung tangan Lintang perlahan.

"Gak semudah itu mas, apalagi aku baru kerja di perusahaan mas belum sebulan, bisa-bisa aku dituduh kamu hamilin... makanya trus dadakan kamu nikahin... "Lintang menggumam.

"Hahahaha, kan aku memang mau hamilin kamu, kamu mau kan?," Bagas mulai melepas kimono Lintang.

"Eehhm mas Bagas mau ngapain?" Lintang memegang tangan Bagas yang tidak bisa diam.

"Mau ena-ena sama istri sendiri, masak gak boleh," Bagas mulai blak-blakan sambil menciumi leher dan tengkuk Lintang yang masih kegelian.

"Aku selesai haid 10 hari yng lalu mas, kalau nanti aku langsung hamil, berarti 3,5 minggu lagi aku hamil 6 minggu mas, padahal sebulan aja belum nikahnya, aaah pasti dikira kita MBA, married by accident," Lintang tercenung.

"Yang penting kan enggak?, "Bagas menatap istrinya teduh.

"Ya tapi kan perkataan teman-teman suka seenaknya mas," Lintang cemberut mengingat gosip yang suka beredar di Jojoba.

"Kalau cemberut gini makin bikin mas mupeng ni Lin.." Bagas kembali menelusupkan tangannya ke dalam gaun tidur Lintang seakan tak sabar lagi. Namun tangan tersebut kemudian ditahan Lintang saat mulai menyentuk puncak payudaranya. Eeehm ini ditahan agar tidak merajalela kemana-mana atau agar stay disitu ya sebenarnya?

"Mas kan bilang kita pacaran halal, mas kuat gak kalau harus menahannya 15 harian lagi setelah aku haid?" Lintang tiba-tiba mempunyai ide karena tidak mau dikatain orang MBA.

"Loh kok gitu? Adeknya mas udah nunggu 6 tahun ni," Bagas menatap Lintang mesum.

"Iih dasar mesum juga ya kamu mas. Apalah arti 15 hari dibanding 6 tahun mas?" Lintang mulai merengek dan kegelian dengan ciuman Bagas yang mulai bertubi-tubi.

Bagas menghela napas.Setelah perdebatan cukup panjang maka akhirnya ketemu kesepakatan yang tentu saja bersyarat.

"Oke, 15 hari lagi, tapi mas bebas grepe-grepe ya. Dan kalau kamu yang gak tahan, mas mau menerimanya kapan saja..." Bagas mengerling nakal ke arah Lintang yang kemudian melotot. Sealim-alimnya lelaki kalau menghadapi istrinya memang keluar aslinya, mesum.

"Masak pacaran boleh grepe grepe mas?"

"Kalau pacaran halal ya bebas donk", Bagas ngeles.

" Ya udah, tapi gak boleh grepe-grepe ditempat umum. Trus 15 hari juga gak usah pengumuman kalau kita udah nikah di kantor ya mas. Aku belum siap njelasin kenapa kita nikahnya cepet banget padahal baru ketemu." Apalagi kalau mereka tau aku dulu melarikan diri darimu saat ijab qabul.

Rumah (Te) TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang